Melestarikan Bahasa Daerah dengan Teknologi
Bahasa daerah sangat penting sebagai identitas dan warisan banyak komunitas di seluruh dunia. Namun, sejarah kolonialisme yang panjang dan laju globalisasi yang pesat membuat banyak bahasa daerah di berbagai dunia punah atau terancam punah. Mamutjitji Story, sebuah aplikasi digital pendidikan yang menggunakan bahasa dan budaya Ngalia, memadukan warisan kuno dan teknologi modern untuk membantu melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah di Australia.
Punahnya Bahasa Daerah
Di Australia, ada lebih dari 250 bahasa daerah yang digunakan sebelum datangnya kolonialis Eropa. Saat ini, hanya tersisa sekitar 120 bahasa daerah di negara itu, dan banyak di antaranya yang terancam punah. Kedatangan penjajah Eropa ke benua ini menyebabkan hilangnya banyak bahasa dan dialek daerah. Banyak penuturnya yang meninggal, dan yang lain terpaksa beralih menggunakan bahasa daerah lain, jika bukan bahasa Inggris atau bahasa Kreol.
Hilangnya bahasa daerah merupakan masalah besar. Bahasa sangat terkait dengan praktik budaya, sistem pengetahuan, dan kohesi sosial. Selain kolonialisme dan globalisasi, lenyapnya bahasa daerah juga didorong oleh faktor-faktor seperti urbanisasi dan kurangnya dukungan kelembagaan.
Saat ini, banyak generasi muda yang kurang fasih berbahasa leluhurnya karena dominasi bahasa global seperti bahasa Inggris. Tanpa intervensi yang jelas dan kuat, hal ini akan mengakibatkan hilangnya pengetahuan dan warisan budaya yang sangat berharga.
Aplikasi Pendidikan Mamutjiji Story
Aplikasi Mamutjitji Story diluncurkan pada Mei 2024. Ini adalah aplikasi pendidikan interaktif untuk anak-anak, menggunakan bahasa Ngalia dan cerita-cerita milik Masyarakat Aborigin Gurun Barat Ngalia. Bahasa Ngalia sangat terancam punah, dimana hanya tersisa tiga penutur yang diketahui saat ini. Ketiganya merupakan saudara, dan saat ini hanya mereka yang dapat berbicara atau memahami Ngalia di dunia ini.
Didanai oleh Pemerintah Australia dan Selandia Baru, dua bersaudara Ngalia, Kado Muir dan Talbot Muir, ikut menulis aplikasi ini. Mereka memanfaatkan kisah Dreamtime lokal tentang siklus hidup antlion (mamutjitji), serangga gurun yang umum dijumpai, untuk mengajarkan konsep sains Aborigin dan modern.
Bahasa Ngalia memiliki kesamaan dengan Mantjiltjintjarra dan Nganyayatjarra, dua bahasa Aborigin Gurun Barat yang digunakan oleh ribuan penutur asli. Aplikasi ini bertujuan untuk memperkenalkan Ngalia kepada anak-anak dengan harapan dapat melestarikan bahasa tersebut dan mendorong lebih banyak orang untuk mempelajari dan berbicara dengan bahasa tersebut.
Inovasi untuk Pelestarian Budaya dan Bahasa Daerah
Perpaduan antara pengetahuan tradisional dan teknologi modern dalam aplikasi ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas adat secara global. Kado Muir menekankan dampak signifikan teknologi terhadap pemenuhan tujuan masyarakat adat. Ia bilang, “Teknologi dan inovasi pada dasarnya adalah apa yang telah dilakukan masyarakat Aborigin selama 60.000 tahun. Jika Anda berada dalam komunitas adat di mana pun di dunia, jangan takut dengan teknologi. Gunakan teknologi untuk tujuan Anda.”
Namun, untuk melestarikan budaya dan bahasa daerah secara efektif, dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan lembaga sangat penting. Dukungan ini memastikan kesinambungan upaya pelestarian budaya, termasuk pendanaan untuk program revitalisasi bahasa daerah, inisiatif yang dipimpin oleh masyarakat, dan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan budaya dan bahasa daerah dalam jangka panjang.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Dia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis tentang isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.