Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Melestarikan Bahasa Daerah dengan Teknologi

Bahasa Ngalia dan aplikasi Mamitjitji Story menjadi salah satu contoh pemanfaatan teknologi modern untuk melestarikan bahasa daerah.
Oleh Dinda Rahmania
5 Juni 2024
seorang anak belajar lewat aplikasi

Foto: Stem.T4L di Unsplash

Bahasa daerah sangat penting sebagai identitas dan warisan banyak komunitas di seluruh dunia. Namun, sejarah kolonialisme yang panjang dan laju globalisasi yang pesat membuat banyak bahasa daerah di berbagai dunia punah atau terancam punah. Mamutjitji Story, sebuah aplikasi digital pendidikan yang menggunakan bahasa dan budaya Ngalia, memadukan warisan kuno dan teknologi modern untuk membantu melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah di Australia.

Punahnya Bahasa Daerah

Di Australia, ada lebih dari 250 bahasa daerah yang digunakan sebelum datangnya kolonialis Eropa. Saat ini, hanya tersisa sekitar 120 bahasa daerah di negara itu, dan banyak di antaranya yang terancam punah. Kedatangan penjajah Eropa ke benua ini menyebabkan hilangnya banyak bahasa dan dialek daerah. Banyak penuturnya yang meninggal, dan yang lain terpaksa beralih menggunakan bahasa daerah lain, jika bukan bahasa Inggris atau bahasa Kreol.

Hilangnya bahasa daerah merupakan masalah besar. Bahasa sangat terkait dengan praktik budaya, sistem pengetahuan, dan kohesi sosial. Selain kolonialisme dan globalisasi, lenyapnya bahasa daerah juga didorong oleh faktor-faktor seperti  urbanisasi dan kurangnya dukungan kelembagaan.

Saat ini, banyak generasi muda yang kurang fasih berbahasa leluhurnya karena dominasi bahasa global seperti bahasa Inggris. Tanpa intervensi yang jelas dan kuat, hal ini akan mengakibatkan hilangnya pengetahuan dan warisan budaya yang sangat berharga.

Aplikasi Pendidikan Mamutjiji Story

Aplikasi Mamutjitji Story diluncurkan pada Mei 2024. Ini adalah aplikasi pendidikan interaktif untuk anak-anak, menggunakan bahasa Ngalia dan cerita-cerita milik Masyarakat Aborigin Gurun Barat Ngalia. Bahasa Ngalia sangat terancam punah, dimana hanya tersisa tiga penutur yang diketahui saat ini. Ketiganya merupakan saudara, dan saat ini hanya mereka yang dapat berbicara atau memahami Ngalia di dunia ini.

Didanai oleh Pemerintah Australia dan Selandia Baru, dua bersaudara Ngalia, Kado Muir dan Talbot Muir, ikut menulis aplikasi ini. Mereka memanfaatkan kisah Dreamtime lokal tentang siklus hidup antlion (mamutjitji), serangga gurun yang umum dijumpai, untuk mengajarkan konsep sains Aborigin dan modern.

Bahasa Ngalia memiliki kesamaan dengan Mantjiltjintjarra dan Nganyayatjarra, dua bahasa Aborigin Gurun Barat yang digunakan oleh ribuan penutur asli. Aplikasi ini bertujuan untuk memperkenalkan Ngalia kepada anak-anak dengan harapan dapat melestarikan bahasa tersebut dan mendorong lebih banyak orang untuk mempelajari dan berbicara dengan bahasa tersebut.

Inovasi untuk Pelestarian Budaya dan Bahasa Daerah

Perpaduan antara pengetahuan tradisional dan teknologi modern dalam aplikasi ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas adat secara global. Kado Muir menekankan dampak signifikan teknologi terhadap pemenuhan tujuan masyarakat adat. Ia bilang, “Teknologi dan inovasi pada dasarnya adalah apa yang telah dilakukan masyarakat Aborigin selama 60.000 tahun. Jika Anda berada dalam komunitas adat di mana pun di dunia, jangan takut dengan teknologi. Gunakan teknologi untuk tujuan Anda.” 

Namun, untuk melestarikan budaya dan bahasa daerah secara efektif, dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan lembaga sangat penting. Dukungan ini memastikan kesinambungan upaya pelestarian budaya, termasuk pendanaan untuk program revitalisasi bahasa daerah, inisiatif yang dipimpin oleh masyarakat, dan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan budaya dan bahasa daerah dalam jangka panjang.

Editor: Nazalea Kusuma 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Merawat Masa Depan Air untuk Mewujudkan Kesejahteraan dan Perdamaian
Berikutnya: Upaya Yayasan Badak Indonesia Jaga Badak Indonesia dari Kepunahan

Lihat Konten GNA Lainnya

kantor pelayanan publik dengan beberapa pengunjung yang mengantri di tempat duduk. GovTech AI dan Transformasi Digital di Sektor Pelayanan Publik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

GovTech AI dan Transformasi Digital di Sektor Pelayanan Publik

Oleh Seftyana Khairunisa
19 September 2025
padang rumput berwarna coklat di bawah langit biru Menilik Risiko Iklim di Australia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menilik Risiko Iklim di Australia

Oleh Kresentia Madina
19 September 2025
Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia