Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menempatkan Masyarakat Adat di Garis Depan Pelestarian Alam

Masyarakat adat memiliki peran penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem karena pengetahuan mereka yang tak ternilai dan hubungan erat mereka dengan alam.
Oleh Kresentia Madina
5 Oktober 2022
empat orang mendaki di lembah hijau dengan punggung membelakangi kamera, tampak seperti mereka kembali dari suatu tempat. Di depan ada seorang pria dan wanita berjalan, sementara dua wanita mengikuti di belakang.

Foto oleh Azzedine Rouichi di Unsplash.

Bumi semakin panas, dan kita menyaksikan perubahannya. Dari gletser yang mencair hingga kota yang tenggelam, dampak perubahan iklim sungguh nyata dan timpang. Bagi masyarakat adat yang sangat bergantung pada alam, efeknya sangat berbahaya.

Penjaga alam

Alam sangat berarti dalam kehidupan masyarakat adat. Identitas, budaya, spiritualitas, dan kesejahteraan mereka berkaitan erat dengan bumi tempat mereka berpijak. Meski hanya berjumlah sekitar 6% dari populasi dunia, masyarakat adat melindungi hampir 80% keanekaragaman hayati dan ekosistem bumi. Itulah mengapa mereka memiliki kekayaan yang tak ternilai perihal pengetahuan tentang pelestarian alam.

Sayangnya, masyarakat adat masih kekurangan dukungan dan pengakuan dalam berbagai kondisi. Bahkan, untuk populasi kecil seperti itu, masyarakat adat termasuk 19% dari populasi orang miskin. Selain itu, banyak dari mereka yang masih harus hidup dalam ketakutan akan penggusuran lahan meskipun telah bertahun-tahun mendiami lahan tersebut. Pandemi COVID-19 dan perubahan iklim baru-baru ini juga mengungkap kerentanan komunitas ini terhadap bencana.

Dana dan Solusi untuk Masyarakat Adat

Masyarakat adat adalah penjaga utama alam. Oleh karena itu, menempatkan mereka sebagai pusat aksi pembangunan berkelanjutan sangatlah diperlukan. Tahun lalu, COP26 Glasgow berjanji untuk mengalokasikan $1,7 miliar antara tahun 2021 hingga 2025 untuk mendukung dan melindungi hak-hak masyarakat adat. Dana tersebut didukung oleh pemerintah Jerman, Belanda, Norwegia, Inggris, dan AS, bersama dengan 17 yayasan filantropi dalam upaya untuk mendukung peran masyarakat adat sebagai penjaga hutan dan alam.

Dana tersebut akan diarahkan untuk dua hal utama:

  1. Mendukung masyarakat adat dan komunitas lokal melalui pengembangan kapasitas, dukungan keuangan untuk kegiatan kelompok, struktur tata kelola kolektif & sistem manajemen, dan mata pencaharian yang berkelanjutan.
  2. Mengamankan, memperkuat, dan melindungi hak masyarakat adat dan komunitas lokal atas tanah dan sumber daya alam, mulai dari proses pemetaan, pendaftaran, proses reformasi dan implementasinya, hingga mekanisme penyelesaian konflik.

Sementara itu, Global Alliance of Territorial Communities juga menyoroti peran masyarakat adat melalui solusi berbasis alam dan komunitas. Kerangka kerja ini membawa solusi berbasis alam lebih jauh dengan mendorong dan memusatkan peran masyarakat adat sebagai pelindung barisan terdepan hutan. Aliansi ini terdiri dari komunitas adat di Amerika Latin, Afrika, dan Asia yang memperjuangkan hak dan partisipasi masyarakat adat dalam proses pengambilan keputusan tentang perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

Perjuangan kolektif

Perjuangan kita untuk mencapai keberlanjutan bukan berada di ruang hampa. Perjuangan harus bersifat inklusif sehingga setiap komunitas dapat berkontribusi dengan caranya sendiri untuk mewujudkan tujuan kolektif keberlanjutan kita bagi manusia dan alam. Mengenali dan memahami suara kelompok rentan seperti masyarakat adat adalah tindakan pemberdayaan itu sendiri; yang tak lain merupakan cara untuk menegaskan kembali tanggung jawab kolektif kita untuk menciptakan tempat di mana tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Penerjemah & Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Padi Bernutrisi Tinggi BRIN untuk Hapus Kelaparan dan Kekurangan Gizi
Berikutnya: Transformasi Guru dan Sistem Tenaga Kerja Pendidikan

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia