Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Paradigma Baru Pembangunan

Mendefinisikan ulang kemajuan dalam konteks pembangunan berkelanjutan bukan hanya tentang konservasi lingkungan atau keadilan sosial; ini tentang mengamankan masa depan yang tangguh dan sejahtera
Oleh Setyo Budiantoro
1 Maret 2024
earth future

Ilustrasi oleh Irhan Prabasukma.

Narasi tentang kemajuan mengalami perubahan besar. Perubahan ini bukan sekadar pergeseran kebijakan atau praktik, melainkan juga redefinisi dan paradigma fundamental dari apa yang kita anggap sebagai kemajuan dan pembangunan yang sejati. Di Indonesia, seperti di banyak tempat lain di dunia, kemajuan secara tradisional diukur berdasarkan pertumbuhan ekonomi, seringkali dengan menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai mistar ukur. Namun, pendekatan yang terfokus hanya pada output ekonomi ini sangat tidak mencukupi untuk menjawab tantangan multidimensi abad ke-21, yang meliputi keberlanjutan lingkungan, kesetaraan sosial, dan ketahanan ekonomi jangka panjang.

Ekonomi Butuh Keseimbangan Sosial dan Lingkungan

John Maynard Keynes, salah satu tokoh paling penting dalam pemikiran ekonomi dunia, menyatakan, “Ekonomi tidak seharusnya menjadi tujuan hidup, melainkan alat untuk menciptakan dunia yang lebih baik.” Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa dalam mengevaluasi kemajuan, kita harus melihat lebih dari sekadar angka ekonomi, dengan mempertimbangkan faktor lain yang memberikan makna dan keberlanjutan pada kehidupan kita.

Pembangunan berkelanjutan, sebuah konsep yang telah mendapatkan momentum sejak didefinisikan oleh Komisi Brundtland pada tahun 1987, menawarkan pendekatan yang lebih holistik. Ini berkaitan dengan memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka, mengintegrasikan pembangunan ekonomi, pengelolaan lingkungan, dan inklusi sosial. Di Indonesia, ini berarti mencari keseimbangan antara melanjutkan lintasan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan sambil memastikan pertumbuhan ini berkelanjutan secara lingkungan dan inklusif secara sosial.

Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berarti menciptakan nilai tambah tanpa menghabiskan sumber daya bumi atau merusak lingkungan. Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, menghadapi tantangan untuk memanfaatkan potensi ekonominya sambil melestarikan warisan alamnya. Langkah menuju praktik pertanian berkelanjutan, yang merupakan bagian signifikan dari ekonomi Indonesia, dan investasi dalam teknologi hijau di sektor manufaktur yang sedang berkembang, merupakan langkah yang tepat. Ini juga melibatkan pergeseran menuju sumber energi terbarukan, langkah penting bagi negara yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil.

Pengelolaan lingkungan menjadi pilar kritis lainnya. Untuk Indonesia, ini berarti mengatasi deforestasi, mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan, dan mengurangi dampak perubahan iklim. Komitmen negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan upayanya dalam konservasi hutan menunjukkan pengakuan yang berkembang tentang pentingnya pelestarian lingkungan dalam narasi pembangunannya.

Inklusi Sosial Melampaui Pengentasan Kemiskinan 

Inklusi sosial di Indonesia berarti memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi didistribusikan secara adil. Ini lebih dari sekadar pengentasan kemiskinan; ini tentang menciptakan peluang untuk pendidikan, meningkatkan akses perawatan kesehatan, dan memastikan kesetaraan gender. Sebuah paradigma mendasar pembangunan manusia dengan meningkatkan kapabilitas maksimalnya sebagai manusia dengan berbagai potensi kemanusiaannya. Ini tentang memberdayakan bukan hanya populasi perkotaan, tetapi juga komunitas pedesaan yang merupakan bagian penting dari semangat merealisasikan keadilan dan inklusivitas. Di samping tentu saja, menerapkan semangat “no one left behind” pada kelompok rentan dan terpinggirkan.

Secara global, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) memberikan isi yang operasional pada pendekatan itu, dan Indonesia telah menyelaraskan dengan tujuan-tujuan tersebut dalam kebijakan pembangunannya. Namun, tantangannya beragam. Kemauan politik, kendala ekonomi, dan hambatan sosial sering memperlambat laju perubahan. Transisi ke model pembangunan berkelanjutan membutuhkan bukan hanya intervensi pemerintah tetapi juga partisipasi bisnis dan masyarakat sipil.

Argumen ekonomi untuk keberlanjutan juga meyakinkan. Berinvestasi dalam praktik berkelanjutan membuka pasar baru, mendorong inovasi, dan menciptakan peluang pekerjaan. Untuk Indonesia, dengan populasi mudanya dan ekonomi yang dinamis, potensi ekonomi hijau sangat besar. Transisi ke energi terbarukan, ekowisata, dan pertanian berkelanjutan dapat menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia dan bahkan dunia.

Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan yang Tangguh

Seiring waktu, kebutuhan untuk pergeseran paradigma menuju pembangunan berkelanjutan menjadi semakin jelas, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Ini bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan untuk kelangsungan hidup dan perkembangan masyarakat. Perubahan ini membutuhkan upaya bersama dari semua sektor masyarakat: pemerintah harus mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam kerangka kebijakan mereka, bisnis harus mengadopsi praktik yang bertanggung jawab, dan individu harus menjadi lebih sadar akan pola konsumsi mereka.

Kesimpulannya, mendefinisikan ulang kemajuan dalam konteks pembangunan berkelanjutan bukan hanya tentang konservasi lingkungan atau keadilan sosial; ini tentang mengamankan masa depan yang tangguh dan sejahtera. Bagi Indonesia, dengan warisan lingkungan dan budaya yang unik, tantangannya besar, tetapi begitu pula peluangnya. 

Dengan memegang teguh pembangunan berkelanjutan, Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia, menunjukkan bahwa kemajuan sejati adalah tentang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan integritas lingkungan dan kesetaraan sosial. Saat kita menavigasi kompleksitas pembangunan modern, penting untuk diingat bahwa jalan yang kita pilih hari ini akan membentuk masa depan generasi yang akan datang. Perjalanan menuju pembangunan berkelanjutan panjang dan menantang, tetapi ini adalah jalur yang paling menjanjikan menuju perkembangan masyarakat yang seimbang dan berkelanjutan. Inilah tantangan sejarah kita!

Editor: Abul Muamar & Marlis Afridah


Terbitkan thought leadership dan wawasan berharga Anda bersama Green Network Asia, pelajari Panduan Artikel Opini GNA.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Setyo Budiantoro
Website |  + postsBio

Budi adalah Sustainable Development Expert di The Prakarsa, Fellow IDEAS–UID MIT Sloan School of Management, SDGs–ESG Expert di Indonesian ESG Professional Association (IEPA), dan Advisory Committee Fair Finance Asia.

  • Setyo Budiantoro
    https://greennetwork.id/author/setyobudiantoro/
    ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Setyo Budiantoro
    https://greennetwork.id/author/setyobudiantoro/
    Mengapa Narasi ESG Indonesia Harus Berakar pada SDGs
  • Setyo Budiantoro
    https://greennetwork.id/author/setyobudiantoro/
    Kisah Dua Masa Depan
  • Setyo Budiantoro
    https://greennetwork.id/author/setyobudiantoro/
    Kesenjangan Hijau dan Seruan untuk Persatuan Global

Continue Reading

Sebelumnya: Kesenjangan Gender Menghambat Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Berikutnya: Mengatasi Emisi Pertanian di Kawasan Mekong Besar

Lihat Konten GNA Lainnya

Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia