Founder & CEO Waste4Change MB Junerosano: Pentingnya Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sampah di Indonesia
Produksi sampah merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari seiring dengan aktivitas manusia yang terus berlanjut. Sampah yang menumpuk dan tidak terkelola merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan kehidupan seluruh makhluk hidup. Karena itu, kita membutuhkan sistem pengelolaan sampah yang baik agar Bumi tetap terjaga kelestariannya dan dapat menjadi warisan yang berharga bagi generasi penerus.
Untuk mengatasi masalah penumpukan sampah di darat dan di laut, kita memerlukan pendekatan yang komprehensif dan koheren yang melibatkan partisipasi seluruh pihak. Pada awal Juni 2023, Green Network Asia mewawancarai Founder & CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano untuk menggali pengalamannya dalam memimpin perusahaan pengelola sampah selama lebih dari 8 tahun.
Bisa diceritakan tentang organisasi dan peran Anda?
PT Wasteforchange Alam Indonesia (WAI) merupakan perusahaan penyedia layanan pengelolaan sampah yang holistik, didirikan pada tahun 2014 dan bertujuan menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi pengelolaan sampah yang etis dan bertanggung jawab di Indonesia.
Apa visi misi dan komitmen organisasi Anda?
Waste4Change hadir dengan misi mengurangi sampah berakhir di TPA melalui inisiatif pengembangan ekonomi sirkular. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, kami bertekad untuk menjadi pemimpin dalam menyediakan solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab menuju zero waste di Indonesia.
Apa tantangan yang dihadapi dalam mencapai visi-misi dan komitmen organisasi Anda? Apa saja yang sudah dilakukan?
Terdapat setidaknya empat hal yang menjadi tantangan dalam mewujudkan visi misi kami.
Pertama, fasilitas pengelolaan sampah di Indonesia belum merata dan masih terpusat di kota-kota besar saja. Berdasarkan survei Waste Management System 2019 yang kami lakukan, hampir setengah dari responden (49%) mengaku telah melakukan upaya pemilahan sampah sejak dari rumah. Sebagian besar lagi (90%), menyatakan keinginannya akan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih baik. Sayangnya, ketersediaan fasilitas dan teknologi pengelolaan sampah dapat mempengaruhi alur dan metode pemrosesan sampah yang ada. Hal ini dapat menghambat penerapan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Kedua, belum meratanya fasilitas pengelolaan sampah menyebabkan variasi harga. Tingginya biaya penanganan sampah menjadikan penerapan pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab oleh masyarakat menjadi terhambat.
Ketiga, Indonesia belum memiliki instrumen penegakan hukum untuk peraturan sampah yang dapat memastikan berjalannya pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dari berbagai pihak. Dari banyaknya peraturan terkait sampah yang dibuat, penegakan hukum bisa dibilang masih jauh dari kata cukup. Hal itu menyebabkan masih banyak masyarakat yang tidak merasa terikat dan bersalah ketika menangani sampah dengan cara yang tidak tepat.
Selain itu, yang keempat, kurang maksimalnya apresiasi untuk mendukung kesejahteraan operator persampahan.
Dalam rangka menyebarkan praktik pengelolaan sampah bertanggung jawab di Indonesia, Waste4Change telah hadir di 21 kota di Indonesia. Beberapa inisiatif yang kami lakukan antara lain:
- Menyediakan fasilitas Rumah Pemulihan Material di 5 kota.
- Mengelola lebih dari 8.000 ton sampah per tahun yang terkumpul dari 100+ klien B2B dan 3.500+ klien rumah tangga.
- Melatih 543.000 orang untuk menerapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
- Menyediakan 82 hasil penelitian.
- Bekerja sama dengan pekerja informal persampahan yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah.
Seperti apa lanskap pengelolaan sampah di Indonesia saat ini, apa tantangan dan peluangnya?
Saat ini, kami melihat bahwa tantangan dari pengelolaan sampah adalah banyaknya sampah yang berakhir di TPA dibanding yang bisa diolah dan didaur ulang. Hal itu menimbulkan masalah penumpukan sampah dan kelebihan kapasitas di TPA yang menyebabkan semakin banyak lagi sampah yang tidak terkelola. Daur ulang sampah adalah langkah bijak dalam menangani masalah ini, namun perlu didukung oleh ketersediaan material yang layak dan memadai bagi pasar dan fasilitas pengolahan sampah.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan sampah yang lebih baik dimana material daur ulang dapat dikelola secara tepat guna. Pengelolaan sampah yang lebih baik dapat mendukung seluruh ekosistem dan memberdayakan seluruh aktor persampahan, termasuk di sektor informal. Aktor di sektor informal perlu untuk didukung dengan peningkatan kapasitas dan kemampuan mereka sehingga dapat secara optimal memberikan kontribusi bagi kegiatan daur ulang sampah di Indonesia.
Waste4Change sangat menghargai dan mendukung pengoptimalan peran seluruh aktor dalam membantu pengelolaan sampah melalui kemitraan yang terus diperkuat sehingga dapat tercipta alur dan operasional yang jelas untuk mendukung kegiatan mereka yang terintegrasi dalam pengelolaan sampah.
Apa saja solusi Waste4Change untuk membantu meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Indonesia? Dukungan apa yang dibutuhkan?
Waste4Change menyediakan solusi pengelolaan sampah dari hulu ke hilir melalui tiga praktik bisnis: Consulting Business, Recycling Business, dan Responsible Waste Management Business. Agar pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dapat diterapkan secara menyeluruh, kami tidak hanya menangani sampah di hilir melalui kegiatan pengangkutan, pengumpulan, dan daur ulang sampah; tetapi juga melakukan perbaikan di hulu dengan menyediakan penelitian terkait persampahan di Indonesia sembari meningkatkan kapasitas dan pemahaman pengelolaan sampah mulai dari masyarakat hingga produsen.
Kami berharap dapat tercipta lebih banyak kesadaran penanganan sampah yang berkelanjutan, yang didukung dengan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih baik dan merata di Indonesia.
Kebijakan apa yang masih luput dan menjadi kendala dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan sampah di Indonesia? Berdasarkan pengalaman Waste4Change, bagaimana seharusnya?
Berdasarkan pengalaman, kami melihat bahwa belum banyak kebijakan terkait integrasi peran sektor informal daur ulang ke dalam sistem pengelolaan sampah. Belum ada regulasi yang secara menyeluruh membahas keterlibatan dan peran mereka dalam kegiatan penanganan sampah di Indonesia. Baru sedikit disebutkan dalam Peraturan Menteri LHK 75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen dan Peraturan Menteri LHK 14/2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah.
Oleh karena sektor informal persampahan (pemulung, pelapak dan pengepul sampah, hingga pengelola bank sampah) punya peran krusial dalam upaya pemulihan material daur ulang, diharapkan kebijakan terkait hal ini dapat segera direncanakan dan dicetuskan sehingga dapat mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih aktif merangkul sektor informal dan tercipta skema-skema kerjasama penanganan sampah yang dapat mendukung minimalisasi sampah ke TPA melalui upaya daur ulang.
Apa wawasan paling berharga dan pengalaman paling berkesan sejak pertama mendirikan dan mengelola Waste4Change hingga sekarang?
It’s all about people and team. Learning about people is important. We cannot make everyone happy, but we can try to be as kind and fair as we can be (Ini semua tentang manusia dan tim. Belajar tentang manusia itu penting. Kita tidak bisa membuat semua orang bahagia, tapi kita bisa berusaha bersikap baik dan adil). Hal yang paling aku syukuri adalah orang-orang yang ada di Waste4Change dengan segala warna dan dinamikanya. Itu selalu membuatku berusaha menjadi manusia yang lebih baik.
Green Network Asia punya banyak pembaca pemimpin startup, bisa dibagikan tiga pelajaran pribadi yang Anda dapat dari memimpin dan mengelola Waste4Change yang dapat dipelajari rekan Anda yang lain?
Vision & Value is the foundation (Visi dan nilai adalah fondasi).
Talent/People is the key (Talenta/manusia adalah kunci).
Resources/Network is the fuel (Sumber daya/jaringan adalah bahan bakar).
Apa pesan Anda untuk individu dan organisasi untuk meningkatkan solusi pengelolaan sampah sehingga berdampak signifikan untuk penyelesaian masalah penumpukan sampah?
Penanganan dan pengelolaan sampah adalah aktivitas yang kompleks dan memerlukan kolaborasi dan kontribusi dari semua pihak untuk menyukseskannya. Penumpukan sampah dapat terjadi akibat timbulan sampah yang besar, namun upaya penanganannya masih sangat minim. Ditambah lagi dengan kebiasaan pengelolaan sampah masyarakat Indonesia yang pada umumnya belum tepat.
Oleh karena itu, kita semua bisa ikut andil dalam mengoptimalkan usaha yang ada dengan mulai mengurangi produksi sampah dari sumbernya melalui pemanfaatan kembali material-material berkelanjutan dan daur ulang untuk memaksimalkan masa pakainya, mendukung diperluasnya ketersediaan fasilitas pengelolaan sampah di seluruh pelosok negeri yang dapat membantu berbagai upaya penanganan sampah oleh banyak orang, atau pihak-pihak tertentu juga dapat bekerja sama dengan pihak-pihak di sektor pengelolaan sampah melalui dukungan pendanaan untuk memaksimalkan ekosistem persampahan Indonesia.
Editor: Marlis Afridah
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor.