FAO Luncurkan Rekomendasi terkait Hubungan Satwa Liar dan Manusia di Asia-Pasifik
Manusia tidak dapat dipisahkan dengan satwa liar. Namun, dalam pemanfaatan sumber daya alam, sering terjadi konflik antara satwa liar dan manusia. Terkait hal ini, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) meluncurkan laporan singkat mengenai hubungan antara satwa liar, mata pencaharian, dan kesehatan di kawasan Asia-Pasifik.
Hubungan Satwa Liar dan Manusia
Keanekaragaman hayati adalah bagian dari kekayaan bumi dan berperan penting dalam mendukung kehidupan manusia. Banyak masyarakat di Bumi, terutama masyarakat pedesaan dan Masyarakat Adat, yang sangat bergantung pada keanekaragaman hayati dalam hal pendapatan, ketahanan pangan, kesehatan, dan berbagai praktik budaya.
Kawasan Asia-Pasifik merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati yang melimpah, termasuk 20% spesies tumbuhan dan vertebrata dunia, dengan titik panas mulai dari hutan tropis hingga lingkungan pegunungan. Sayangnya, meski memiliki kekayaan yang melimpah, kawasan ini menghadapi krisis keanekaragaman hayati.
Sekitar seperempat spesies unik yang ditemukan di Asia dan Pasifik kini terancam punah. Living Planet Index (LPI) melaporkan penurunan populasi satwa liar secara signifikan sebesar 55% di seluruh kawasan ini akibat perdagangan satwa liar ilegal, alih fungsi lahan, serta ekspansi pemukiman manusia.
Mengubah cara kita berinteraksi dengan alam menjadi semakin penting untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan ekosistem karena hubungan satwa liar-mata pencaharian-kesehatan terlihat jelas dan penting sebagai kerangka kerja untuk mencapai keseimbangan ini.
Laporan Singkat FAO
Dalam laporan singkat terbarunya yang bertajuk “Hubungan Satwa Liar-Mata Pencaharian-Kesehatan: Tantangan dan Prioritas di Asia dan Pasifik”, FAO memaparkan bahwa masyarakat pedesaan yang hidup dekat dengan alam punya ikatan yang erat dengan wilayah mereka dan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Dari generasi ke generasi, mereka mewariskan pengetahuan berharga dalam mengumpulkan makanan, memanfaatkan tanaman obat, dan memahami ritme alami tanah mereka.
Selain itu, laporan singkat tersebut juga menggarisbawahi bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit zoonosis umum terhadap populasi di sekitarnya. Laporan tersebut menekankan kebutuhan mendesak untuk mencegah bencana dan mendorong hidup berdampingan secara berkelanjutan antara manusia dan satwa liar.
Berikut beberapa rekomendasi dalam laporan singkat FAO untuk menjaga keseimbangan antara satwa liar dan manusia:
- Meningkatkan pengumpulan data, pemantauan, dan statistik mengenai satwa liar dan kontribusinya terhadap perekonomian pedesaan, ketahanan pangan, nutrisi, dan kesehatan.
- Mengatasi kesenjangan pengetahuan dan informasi tentang satwa liar dan keterkaitannya dengan mata pencaharian dan kesehatan di wilayah tersebut.
- Mengevaluasi dan mendukung pemanfaatan alternatif hewan, jamur, dan tumbuhan liar, seperti peternakan satwa liar dengan praktik peternakan dan standar kebersihan yang lebih baik.
- Mengembangkan pedoman untuk penilaian risiko dampak penurunan dan degradasi hutan terhadap penyebaran patogen menular dan peran kesehatan ekosistem dalam mitigasi penyebaran patogen.
- Mempromosikan inisiatif untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku komunitas yang bergantung pada satwa liar dan masyarakat luas untuk mengurangi pengambilan spesies liar yang tidak berkelanjutan, terutama spesies yang memiliki risiko penyakit zoonosis yang tinggi.
Kolaborasi untuk Mempertahankan Masyarakat Pedesaan dan Menjaga Keseimbangan
Perlu dicatat bahwa bagi masyarakat pedesaan, alam sering kali menjadi satu-satunya sumber penghidupan mereka. Oleh karena itu, menjaga pengelolaan satwa liar yang berkelanjutan dan menyebarkan kesadaran akan potensi penyakit yang ditularkan di antara satwa liar sangat penting untuk mendukung masyarakat pedesaan dan Masyarakat Adat. Oleh karena itu, kolaborasi para pemangku kepentingan, dukungan sistematis dari pembuat kebijakan, dan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan strategi yang efektif sangat penting untuk memastikan langkah yang tepat diterapkan demi kesejahteraan semua.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Dia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis tentang isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.