Garda Pangan: Mencegah Makanan menjadi Sampah melalui Food Bank
Persoalan sampah makanan atau (food loss and waste/FLW) di Indonesia semakin memprihatinkan dalam satu dasawarsa terakhir. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 adalah sampah sisa makanan. Di Surabaya, Jawa Timur, Garda Pangan bergerak menyelamatkan dan mencegah makanan menjadi sampah melalui food bank.
Sampah Makanan di Indonesia
Food and Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan food loss sebagai kehilangan makanan yang terjadi mulai dari tahap produksi hingga tahap pengemasan. Adapun food waste adalah makanan yang terbuang saat proses distribusi dan konsumsi. Sebagai contoh, buah yang rusak di gudang penyimpanan merupakan food loss, sementara sisa makanan di piring adalah food waste.
Timbulan sampah makanan di Indonesia didominasi oleh bahan pangan berupa padi-padian seperti beras, jagung, gandum, dan produk terkait. Sayuran adalah jenis pangan yang prosesnya paling tidak efisien dengan kehilangan mencapai 62,8 persen dari seluruh proses rantai pasok domestik. Selain itu, sampah makanan juga banyak dihasilkan oleh bisnis dan kegiatan yang berkaitan dengan makanan hotel, restoran, hingga acara-acara besar seperti pernikahan.
Sampah makanan memberikan dampak lingkungan, ekonomi dan sosial dalam kadar yang sama seriusnya. Dari sisi lingkungan, sampah makanan berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global, dengan rata-rata emisi sebesar 2.324,24 kg CO2eq per satu ton sampah makanan yang dihasilkan. Pada aspek sosial, banyaknya sampah makanan yang dihasilkan memperburuk kondisi kelaparan global dan menghambat upaya perbaikan gizi dan pengentasan stunting di dalam negeri. Dan pada aspek ekonomi, banyaknya makanan yang terbuang menyebabkan Indonesia kehilangan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4-5% atau setara Rp213- 551 triliun per tahun.
Yang Dilakukan Garda Pangan
Garda Pangan merupakan sebuah gerakan yang berfokus pada upaya pengurangan produksi sampah makanan. Gerakan ini lahir dari pengalaman salah seorang penggagasnya, Dedhy Trunoyudho, yang merupakan pengusaha katering. Pengalaman menyaksikan banyaknya makanan yang tersisa dan akhirnya terbuang di setiap acara pernikahan mendorong Dedhy dan istrinya, Indah Audivtia, untuk mendonasikan makanan berlebih.
Untuk mencegah makanan menjadi sampah, Garda Pangan menawarkan beberapa program, yaitu:
- Food Rescue
Menyelamatkan surplus makanan yang dihasilkan oleh industri hospitality. Makanan yang berlebih akan diperiksa kembali kualitasnya, dikemas ulang, lalu dibagikan kepada masyarakat pra-sejahtera di Surabaya. Untuk menjamin keamanan dan kesehatan dari makanan tersebut, Garda Pangan menerapkan SOP yang ketat untuk memastikan makanan ditangani secara higienis dan disalurkan secara bermartabat.
Dalam menjalankan program ini, Garda Pangan bekerja sama dengan mitra-mitra dari kalangan restoran, hotel, bakery, kafe, rumah makan, katering, dan industri makanan lainnya. Food rescue dilakukan setiap harinya dengan menjemput makanan yang tidak terjual dari mitra untuk didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
- Gleaning
Gleaning berfokus pada penyelamatan makanan yang secara tampilan tidak layak masuk swalayan, supermarket, atau toko. Program ini berangkat dari banyaknya petani yang terpaksa membuang hasil panen yang tampilannya terlihat jelek namun masih segar dan bernutrisi. Garda Pangan mengumpulkan sisa-sisa panen yang sengaja ditinggalkan petani di lahan, yang sebenarnya masih sangat layak dimakan.
- Food Drive
Menyelamatkan makanan yang tak habis dimakan dalam jumlah besar. Dalam hal ini, Garda Pangan menyelenggarakan food drive atau pengumpulan donasi surplus makanan pada momen tertentu. Misalnya, pengumpulan kue kering berlebih setelah hari raya Idul Fitri, atau saat terjadi bencana alam. Pengumpulan donasi dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menitipkan kotak-kotak donasi di beberapa drop point di Surabaya, hingga penjemputan donasi oleh para relawan.
- Wedding & Event
Menjemput makanan berlebih yang dihasilkan dari pernikahan, event, acara, pesta, atau selebrasi yang menyisakan makanan berlebih dalam jumlah yang banyak.
Mendukung Food Bank sebagai Solusi
“Walaupun Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi makanan terbesar ketiga di dunia, masih banyak kelompok masyarakat yang tidak mampu memperoleh makanan layak konsumsi. Pemerintah dapat mendorong industri makanan dan minuman besar untuk mendonasikan makanan berlebih mereka ke food bank, karena selama ini yang terjadi makanan berlebih justru dibuang,” kata Dedhy.
Inisiatif Garda Pangan dapat menjadi salah satu contoh gerakan dalam mendukung praktik konsumsi dan produksi berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus upaya penyelamatan lingkungan. “Kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak menjadi salah satu kunci keberhasilan pengelolaan sampah makanan berkelanjutan,” imbuh Dedhy.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Maulina adalah Reporter & Peneliti untuk Green Network Asia - Indonesia. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.