Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Venezuela di Tengah Ancaman Krisis HAM

Venezuela menutup Kantor Hak Asasi Manusia PBB di tengah isu penindasan oleh pemerintah di negara tersebut.
Oleh Dinda Rahmania
13 Maret 2024
Demonstran melakukan aksi unjuk rasa di Venezuela.

Foto: Susan Melkisethian di Flickr.

Hak asasi manusia (HAM) mencakup hak-hak mendasar seperti hak untuk hidup, kebebasan, hingga kebebasan berekspresi bagi semua individu. Untuk memastikan pemenuhan hak-hak tersebut, PBB membentuk Komisi Tinggi HAM (OHCHR) untuk meningkatkan perlindungan dan advokasi HAM secara global. Di tengah tuduhan penindasan, pemerintah Venezuela menutup Kantor HAM PBB di negara tersebut. Lalu, apa dampaknya terhadap penegakan HAM di Venezuela saat ini?

HAM di Venezuela

Di Venezuela, Kantor HAM PBB selama ini aktif memantau dan melaporkan kondisi penegakan HAM di negara tersebut sejak tahun 2019. Misi pencarian fakta juga disahkan pada tahun yang sama. Kantor HAM PBB mengungkap bahwa kekerasan dan pelanggaran HAM tertentu di Venezuela, setidaknya yang terjadi pada tahun 2014, merupakan bentuk “serangan yang meluas dan sistematis” yang menargetkan penduduk sipil.

Venezuela dilaporkan melanggar HAM menjelang Pemilu 2024. Pada September 2023, misi PBB mengungkap bahwa pemerintah Venezuela telah meningkatkan tindakan yang membatasi kebebasan demokratis, dengan mendokumentasikan 28 kasus penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan martabat, khususnya melibatkan kekerasan seksual dan berbasis gender.

Kabar teranyar, aktivis pembela HAM Rocío San Miguel, ditahan secara sewenang-wenang pada 9 Februari 2024 di Bandara Caracas. Jaksa Agung telah mengakui penahanan Miguel, meski tidak ada informasi mengenai keberadaannya. Selain itu, pertanyaan yang diajukan oleh pengacaranya di Caracas masih belum terjawab, menunjukkan adanya penolakan untuk memberikan perwakilan hukum.

Penutupan Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Venezuela

Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pelanggaran HAM di Venezuela, sebuah situasi yang mungkin akan semakin parah dengan ditutupnya Kantor HAM PBB di Caracas pada 15 Februari 2024. Pemerintah Venezuela mengumumkan penghentian operasi Kantor HAM PBB di negara itu, dan memerintahkan seluruh stafnya untuk angkat kaki. Pemerintah Venezuela menuduh Kantor HAM PBB mendukung kekuatan oposisi, membantu upaya kudeta, dan berperan layaknya “firma hukum swasta” bagi kelompok yang bersekutu melawan negara.

“Venezuela meminta agar seluruh staf yang ditugaskan di Kantor HAM PBB meninggalkan negara ini dalam waktu 72 jam ke depan sampai mereka secara terbuka memperbaiki sikap mereka yang kolonialis, kasar, dan melanggar piagam PBB di hadapan komunitas internasional,” kata Menteri Luar Negeri Venezuela, Yván Gil, dalam konferensi pers.

Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor HAM PBB di Venezuela, menyatakan penyesalannya atas keputusan tersebut dan menyebut bahwa pihaknya sedang memikirkan tindakan selanjutnya. Dia menegaskan bahwa prinsip badan ini adalah untuk mengadvokasi dan melindungi HAM rakyat Venezuela.

Kolaborasi untuk Menjaga Hak Asasi Manusia

Penutupan Kantor HAM PBB di Venezuela berpotensi membatasi akses terhadap informasi akurat mengenai kondisi HAM di negara tersebut. Di tengah pelanggaran HAM yang semakin meningkat, keterlibatan aktif perwakilan dari badan HAM global merupakan hal krusial bagi kemajuan yang berarti dalam pemenuhan HAM di Venezuela.

Mencegah permasalahan HAM menjadi semakin buruk sangat penting, dan hal itu memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan komunitas internasional dalam situasi yang penuh tantangan. Pendekatan kooperatif ini dapat meningkatkan peluang untuk mengatasi permasalahan yang ada secara efektif. Selain itu, penerapan strategi bersama sangat penting untuk mewujudkan komitmen bersama terhadap kesejahteraan dan hak-hak semua individu di seluruh dunia.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Menengok Pelatihan Pemuda Desa di India untuk Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi

Continue Reading

Sebelumnya: Mengkaji Ulang PLT Panas Bumi sebagai Alternatif Energi Bersih
Berikutnya: Memperkuat Manajemen Konflik Manusia-Satwa Liar di Tengah Masifnya Kerusakan Habitat

Lihat Konten GNA Lainnya

bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia