Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kelaparan di Tanah Papua

Kelaparan di Tanah Papua masih terjadi di era modern dan serba mudah seperti saat ini.
Oleh Maulina Ulfa
17 Agustus 2023
Anak-anak Papua Barat bermain di pantai

Foto: Dino Januarsa di Unsplash.

Kelaparan dan kerentanan pangan masih terjadi di sekitar kita. Kondisi ini menjadi ironi di negara agraris seperti Indonesia. Di Papua, kelaparan terus berulang dari waktu ke waktu. Untuk itu, perlu ada langkah masif dan komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan untuk  mewujudkan ketahanan pangan dan mengakhiri bencana kelaparan di Tanah Papua.

Kelaparan di Tanah Papua

Medio 2023, bencana kelaparan kembali terjadi di Tanah Papua akibat cuaca ekstrem. Enam warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, meninggal dunia akibat kelaparan. Kelaparan terjadi akibat warga tidak dapat mengakses sumber pangan yang dipicu oleh kemarau panjang yang menyebabkan gagal panen.

Kelaparan yang berulang ini menjadi ironi di tengah melimpahnya sumber pangan di Tanah Papua. Papua merupakan wilayah paling Timur Indonesia yang memiliki sumber tanaman pangan dan perkebunan yang beragam. Beberapa komoditas pangan berupa sagu, padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar tumbuh subur di sana. Papua juga memiliki komoditas andalan berupa hasil kopi dan kakao.

Tak hanya sumber tanaman pangan, Papua juga merupakan wilayah penghasil protein hewani berupa ikan, daging, dan unggas. Namun, ironisnya, Papua justru menjadi salah satu wilayah yang memiliki tingkat ketahanan pangan terendah secara nasional. Dari 26 kabupaten dengan ketahanan pangan terendah di Indonesia, 25 di antaranya berada di Papua.

Tindakan yang Diperlukan 

Prinsip tidak meninggalkan siapapun dalam pembangunan berkelanjutan juga termasuk memastikan ketersediaan pangan untuk semua. Tak hanya pemenuhan kebutuhan pangan pokok, memastikan nutrisi yang seimbang untuk semua orang  juga merupakan hal yang penting untuk diwujudkan.

Kelaparan di Tanah Papua masih terjadi di era modern dan serba mudah seperti saat ini. Dengan mempertimbangkan seluruh aspek lokal, berikut beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan mengakhiri kelaparan di Tanah Papua:

  • Mengembangkan pangan lokal untuk kebutuhan lokal

Pengembangan pangan lokal di Papua perlu diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat lokal. Ketika cuaca ekstrem datang, mengurangi atau menghentikan sementara penjualan komoditas pangan lokal ke luar Papua dapat menjadi pilihan yang tepat. 

  • Melindungi hutan dari kerusakan

Melindungi hutan Papua dari kerusakan perlu dilakukan dengan langkah komprehensif, termasuk  dengan meningkatkan konservasi dan penegakan hukum secara masif dan berkelanjutan. Izin pembukaan hutan untuk kepentingan komersial yang tidak bertanggung jawab juga harus dihentikan.

  • Mendorong kemitraan publik-swasta

Seperti tantangan mendesak lainnya, mencegah kelaparan juga memerlukan penanganan yang melibatkan banyak pihak lintas-sektor secara lebih intensif. Kemitraan publik-swasta (public-private partnership) dapat membantu menangani  kelaparan di Tanah Papua karena semakin banyak pihak yang terlibat dalam pembiayaan dan pengawasan. 

Editor: Abul Muamar dan Nazalea Kusuma

Maulina Ulfa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Maulina adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember.

  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Darurat Kebakaran Hutan di Tengah Kemarau Panjang dan Bagaimana Mengatasinya
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Agradaya Berdayakan Petani Rempah di Menoreh
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023

Continue Reading

Sebelumnya: Global Youth Mobilization: Mengatasi Masalah Kesehatan Mental Kaum Muda
Berikutnya: Goa Roadmap: Bagaimana Pariwisata Dapat Percepat Pencapaian SDGs

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia