Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Dampak Screen Time Berlebihan terhadap Kualitas Tidur dan Kesehatan Mental Remaja

Screen time yang berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi remaja meskipun untuk keperluan mengakses informasi dan hiburan.
Oleh Dinda Rahmania
30 April 2025
dua remaja duduk saling membelakangi di atas kubus

Foto: Ron Lach di Pexels

Meluasnya penggunaan perangkat digital telah membuka akses informasi yang luas bagi masyarakat. Remaja, khususnya, merupakan generasi digital yang sangat akrab dengan perangkat elektronik dan sehari-hari menggunakannya. Namun, remaja seringkali terjebak dalam penggunaan yang berlebihan. Berbagai studi menunjukkan bahwa screen time berlebihan dapat menurunkan kualitas tidur dan meningkatkan risiko gejala depresi pada remaja.

Periode Penting Perkembangan Remaja

Remaja adalah mereka yang berusia antara 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan masa krusial dalam perkembangan manusia yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosional, dan psikologis. Selama masa pubertas, mereka mulai menunjukkan kemampuan berpikir abstrak dan mengambil keputusan yang lebih kompleks dibandingkan ketika masih anak-anak.

Pada tahap ini, remaja mulai membangun citra diri, memahami emosi, serta membentuk identitas pribadi. Periode ini juga menjadi masa perkembangan krusial untuk mengasah keterampilan hidup, memperluas wawasan, dan mengumpulkan pengalaman yang akan membentuk masa dewasa mereka.

Remaja masa kini merupakan generasi yang sangat aktif di dunia digital. Secara global, sekitar 79% remaja berusia 15–24 tahun menggunakan internet dan menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari di berbagai platform digital. Selain itu, lebih dari 90% remaja berusia 13–17 tahun memiliki akses ke media sosial dan menggunakannya secara rutin. Bagi mereka, gawai dan media sosial bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga alat untuk mencari pengetahuan, mengasah keterampilan, menyalurkan kreativitas, dan menjalin relasi baru.

Namun, semua itu juga membawa risiko. Menghabiskan waktu terlalu lama dalam berselancar di platform digital dapat menyebabkan kecanduan, mengganggu siklus tidur serta penurunan kesehatan fisik dan mental remaja.

Dampak Screen Time Berlebihan pada Remaja

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa screen time berlebihan di kalangan remaja meningkatkan risiko depresi akibat kurang tidur. Penelitian ini melibatkan lebih dari 4.800 remaja dan menemukan bahwa mereka yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di depan gawai cenderung mengalami masalah tidur, seperti tidur larut malam, terbangun di malam hari, atau kurang tidur. Akibatnya, banyak remaja menunjukkan tanda-tanda depresi dalam waktu satu tahun, terutama perempuan.

Beberapa negara telah mengeluarkan pedoman untuk mengurangi dampak negatif dari screen time berlebihan, terutama di kalangan remaja dan anak-anak. Di Australia, Swedia, dan Amerika Serikat, pihak berwenang membatasi waktu screen time tidak lebih dari dua jam per hari. Di Australia, lebih dari 80% remaja berusia 16 tahun melanggar pedoman ini. Lantas, pada akhir 2024, Australia mengesahkan undang-undang yang menetapkan usia minimum 16 tahun untuk menggunakan platform media sosial.

Mendorong Penggunaan Gawai yang Lebih Sehat

Teknologi digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari remaja sehingga semakin penting untuk meningkatkan kebiasaan digital yang lebih sehat. Keluarga, sekolah, masyarakat, dan pembuat kebijakan memiliki peran penting dalam menetapkan batas waktu screen time yang sesuai usia serta mendorong penggunaan teknologi digital dengan bijaksana.

Selain itu, remaja perlu mendapat pemahaman yang cukup mengenai pentingnya batasan dan memprioritaskan kesehatan mereka dalam dunia digital. Percakapan terbuka dan lingkungan yang mendukung dapat menjadi langkah efektif untuk memastikan teknologi digunakan sebagai alat untuk belajar, berkembang, dan menjalin koneksi, bukan sebagai penghalang tumbuh kembang mereka.

Penerjemah: Kesya Arla

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Singapura Luncurkan Alat Pelaporan ESG Otomatis
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    PUA-DEM: Model Komputer yang Lebih Akurat untuk Prediksi Longsor
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Memahami Prinsip Bisnis dan HAM (BHR) untuk Keseimbangan HAM dan Keuntungan

Continue Reading

Sebelumnya: Mendorong Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan
Berikutnya: Ekspansi Pertambangan dan Krisis Air Bersih di Berbagai Daerah

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia