Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Makassar New Port: Gerbang Logistik Timur dan Dampaknya terhadap Perempuan Pesisir

Pelabuhan Makassar New Port (MNP) yang diproyeksikan sebagai gerbang logistik bagi kawasan Timur Indonesia mesti mempertimbangkan inklusi sosial di samping pertumbuhan ekonomi.
Oleh Seftyana Khairunisa
5 Maret 2024
sebuah kapal peti kemas dekat pelabuhan

Foto oleh william william di Unsplash

​​Pelabuhan memiliki peran penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, terutama di daerah pesisir. Sebagai pusat kegiatan perdagangan, pelabuhan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa antar negara dan wilayah, menciptakan lapangan kerja, dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, pembangunan pelabuhan juga dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat pesisir, seperti degradasi lingkungan laut, kerusakan ekosistem, hilangnya sumber daya alam, hingga memicu konflik yang mempengaruhi kehidupan tradisional masyarakat pesisir yang bergantung pada laut sebagai mata pencaharian mereka. Pelabuhan Makassar New Port, misalnya, yang digadang-gadang sebagai gerbang logistik untuk kawasan timur Indonesia, berpotensi merenggut ruang kelola perempuan pesisir dan nelayan tradisional di sekitarnya. 

Peresmian Makassar New Port

Pada tanggal 22 Februari 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan pelabuhan peti kemas Makassar New Port (MNP) di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini menjadi yang terbesar kedua setelah Tanjung Priok dan dapat meningkatkan nilai efisiensi bagi biaya logistik di Indonesia. MNP termasuk pelabuhan dalam yang baik untuk tempat berlabuhnya kapal-kapal besar pengangkut kontainer. 

Pembangunan MNP dikelola oleh PT Pelindo yang pengerjaannya dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, 1A, telah rampung dan beroperasi sejak tahun 2018. Sementara tahap 1B dan 1C baru diresmikan tahun ini. Kehadiran MNP akan menopang perusahaan pelayaran yang bergerak dalam bidang pengiriman barang sekaligus diproyeksi sebagai gerbang dunia untuk kawasan timur Indonesia. 

Selain itu, MNP juga terhubung langsung dengan akses jalan tol yang diresmikan di hari yang sama. Konektivitas antara tol dengan pelabuhan ini dapat menghemat waktu tempuh untuk transportasi peti kemas sehingga dapat memperlancar distribusi logistik dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Tol MNP yang dibangun dengan menerapkan konsep infrastruktur hijau juga diharapkan mampu meningkatkan ruang terbuka hijau dan membantu dalam penataan sistem drainase di wilayah perkotaan. 

Dampaknya terhadap Perempuan Pesisir dan Nelayan Tradisional

Namun, pembangunan MNP juga menyisakan dampak buruk bagi komunitas nelayan di sekitar pelabuhan. Sebagai respons atas dampak buruk tersebut, puluhan nelayan perempuan di Makassar yang tergabung dalam Komunitas Solidaritas Perempuan Anging Mammiri melakukan aksi protes untuk menolak kehadiran pelabuhan MNP. Dalam siaran persnya, mereka menyebut pembangunan pelabuhan tersebut telah menghilangkan mata pencaharian nelayan, sumber pangan perempuan, hingga pencemaran lingkungan.

Di lokasi proyek MNP, terdapat lima komunitas nelayan tradisional yang tersebar di Kelurahan Tallo, Kalukubodoa, Cambayya, Buloa, dan Gusung. Mereka adalah nelayan kecil pencari ikan, kerang, dan kepiting rajungan. Mereka mengaku pendapatan mereka berkurang akibat pembangunan MNP. Mereka juga menyatakan bahwa perempuan tidak dilibatkan dalam proses konsultasi dan tidak diakui identitasnya sebagai nelayan meski telah memanfaatkan pesisir sebagai ruang hidup secara turun-temurun. 

Aksi protes perempuan pesisir di Makassar untuk menuntut ruang kelola mereka sudah beberapa kali dilakukan sejak tahun 2017. Berbagai dialog juga telah diadakan bersama dengan PT Pelindo untuk menemukan solusi, diantaranya dengan menawarkan program pelatihan kelompok usaha bagi perempuan atau pembentukan koperasi. Namun, solusi tersebut dinilai tidak menjawab akar persoalan yang dialami oleh perempuan pesisir dan nelayan tradisional. Hal utama yang diinginkan oleh perempuan pesisir dan nelayan adalah pengakuan dan perlindungan atas wilayah tangkapan mereka, pemulihan hak-hak ekonomi dan lingkungan, dan pengakuan identitas perempuan sebagai nelayan.

Pentingnya Pembangunan yang Inklusif

Pembangunan memiliki peran krusial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat infrastruktur, dan menggerakkan perekonomian. Namun, pentingnya pembangunan tidak hanya terletak pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga pada inklusi sosial yang memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam proses pembangunan tersebut. Dalam pembangunan pelabuhan, perlu adanya pendekatan yang holistik dan berkelanjutan agar tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Partisipasi masyarakat lokal, termasuk nelayan dan perempuan pesisir, harus diprioritaskan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, untuk memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mereka dipertimbangkan dengan serius. Selain itu, perlindungan lingkungan harus menjadi prioritas, dengan melibatkan pemantauan dan penilaian dampak lingkungan yang komprehensif serta penerapan praktik pembangunan berkelanjutan. Yang tidak kalah penting, pelatihan dan pengembangan kapasitas lokal harus didorong untuk memastikan bahwa masyarakat pesisir memiliki akses yang adil terhadap peluang kerja dan manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh kehadiran pelabuhan. Melalui pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, pembangunan pelabuhan dapat menjadi motor pertumbuhan yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat, seraya meminimalkan dampak negatifnya terhadap kelompok rentan dan lingkungan.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Seftyana Khairunisa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Nisa adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada. Ia memiliki minat di bidang penelitian, jurnalisme, dan isu-isu seputar hak asasi manusia.

  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Maju-Mundur Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan dalam RUPTL 2025-2034
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Mengkaji Ulang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper)

Continue Reading

Sebelumnya: Kota Belajar untuk Pendidikan Berkualitas dan Pembelajaran Sepanjang Hayat
Berikutnya: Urgensi Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan di Tengah Krisis Iklim

Artikel Terkait

bola lampu dengan colokan dengan latar hijau Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional

Oleh Abul Muamar
9 Juli 2025
balok-balok kayu dengan simbol ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan

Oleh Kresentia Madina
9 Juli 2025
sepasang kaki bayi berbalut kain putih Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup

Oleh Abul Muamar
8 Juli 2025
Seorang remaja laki-laki duduk sendirian di ruangan temaram, tampak tertekan sambil memegang telepon genggamnya Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda

Oleh Sukma Prasanthi
8 Juli 2025
infografik kemiskinan anak Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Infografik
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Irhan Prabasukma
7 Juli 2025
beberapa orang mendayung perahu di permukiman saat banjir. Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia

Oleh Andi Batara
7 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.