Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

PUA-DEM: Model Komputer yang Lebih Akurat untuk Prediksi Longsor

Para peneliti di Hong Kong telah mengembangkan model komputer yang lebih akurat untuk meningkatkan prediksi tanah longsor.
Oleh Dinda Rahmania
29 Mei 2025
kondisi tanah longsor yang menghentikan arus lalu lintas

Foto: Oregon Department of Transportation di Flickr.

Longsor menimbulkan dampak besar, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan. Ketidakstabilan lereng yang disebabkan oleh alih fungsi lahan, deforestasi, dan perubahan iklim turut meningkatkan potensi terjadinya longsor. Kondisi ini menegaskan urgensi penguatan mekanisme antisipatif yang lebih baik sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana. Di Hong Kong, para peneliti menemukan sebuah model komputer dengan akurasi yang lebih tinggi untuk meningkatkan prediksi longsor.

Ancaman yang Semakin Nyata

Longsor merupakan bencana alam berbahaya yang terjadi ketika tanah, bebatuan, atau material lereng lainnya runtuh. Bencana ini dapat terjadi secara perlahan atau tiba-tiba dan merusak apa pun yang dilewatinya.

Dahulu, tanah longsor lebih jarang terjadi karena vegetasi alami masih terjaga dan aktivitas manusia masih terbatas. Saat ini, ancaman tanah longsor semakin meningkat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan dan pegunungan.

Alih fungsi lahan dan degradasi lingkungan termasuk penyebab utama terjadinya longsor. Hilangnya vegetasi di dataran tinggi membuat tanah kehilangan kemampuannya dalam menyerap air secara optimal. Tanpa akar yang kuat untuk menahan struktur tanah, risiko pergerakan tanah akan meningkat, terutama saat terjadi hujan deras. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan turut memperbesar potensi terjadinya longsor.

Pada 2024, tercatat 708 kejadian tanah longsor mematikan di berbagai belahan dunia, angka yang sangat tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bencana ini telah merenggut ratusan nyawa, melukai banyak orang, serta menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan mobilitas di wilayah terdampak. Seiring meningkatnya frekuensi dan dampak tanah longsor, kebutuhan akan alat prediksi tanah longsor yang efektif, sistem peringatan dini, dan fasilitas kesiapsiagaan bencana menjadi semakin mendesak.

Metode Baru yang Multifungsi

Para peneliti dari Hong Kong University of Science and Technology (HKUST) telah mengembangkan model komputer bernama PUA-DEM (Pore Unit Assembly-Discrete Element Model) untuk memahami bagaimana material seperti tanah, pasir, dan debu bergerak. Model ini dirancang untuk mensimulasikan perilaku partikel saat bercampur dengan air dan udara, yang menggambarkan kondisi nyata tanah longsor atau sistem irigasi.

Model ini mampu mengatasi masalah yang belum terselesaikan oleh model-model sebelumnya, khususnya dalam memprediksi perilaku tanah setengah basah. Dalam kondisi ini, tekanan air, daya rekat partikel, dan perubahan tekanan sangat sulit diprediksi. Namun, PUA-DEM dapat memberikan solusi dengan mensimulasikan interaksi antara air, udara, dan partikel tanah secara real-time menggunakan pendekatan fisika mutakhir.

Dengan demikian, PUA-DEM mampu memprediksi bencana seperti tanah longsor dan keruntuhan tanah dengan lebih akurat, menjadikannya alat penting dalam sistem peringatan dini. Tim peneliti HKUST yang dipimpin Prof. Zhao Jidong juga meyakini bahwa model ini berpotensi diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari peningkatan sistem irigasi pertanian, ekstraksi energi ramah lingkungan, hingga efisiensi dan keandalan produksi farmasi.

Melindungi Masyarakat Melalui Inovasi dan Kesadaran

Suhu Bumi yang semakin panas dan cuaca yang tidak menentu meningkatkan risiko terjadinya bencana alam. Oleh karena itu, penguatan sistem manajemen bencana perlu dilakukan secara menyeluruh dengan menggabungkan inovasi ilmiah dengan pemahaman lokal. Kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat juga penting untuk membangun sistem peringatan dini, mengelola lahan dengan lebih bijak, serta meningkatkan kesadaran publik akan bahaya longsor. Langkah-langkah ini penting untuk meminimalkan dampak bencana dan menyelamatkan nyawa.

Melindungi hutan dan vegetasi alami juga memainkan peran penting dalam mencegah longsor dengan menjaga kestabilan tanah dan memperkuat lereng. Oleh karena itu, upaya pelestarian lingkungan harus terus didorong untuk melindungi manusia dan menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk semua.

Penerjemah: Kesya Arla

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Menengok Pelatihan Pemuda Desa di India untuk Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Continue Reading

Sebelumnya: Meningkatkan Partisipasi Perempuan untuk Transisi Energi yang Berkeadilan
Berikutnya: Sadar Dampak, Sadar Arah: Cara Sederhana Memahami Keberlanjutan

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia