Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Perdamaian dan Kebebasan Global yang Mengkhawatirkan

Di tengah kompleksitas yang terus berlangsung di berbagai belahan dunia, bagaimana situasi perdamaian dan kebebasan global saat ini?
Oleh Dinda Rahmania
15 Mei 2024
demonstrasi pro-Palestina di Eropa

Photo: Alisdare Hickson di Flickr

Kehidupan yang layak mencakup lingkungan yang sehat, pekerjaan yang layak, kebebasan berekspresi, kondisi yang damai, dan banyak aspek penting lainnya. Namun, dengan meningkatnya kompleksitas di seluruh dunia, apakah situasi global saat ini ideal untuk melindungi hak asasi manusia dan menjamin perdamaian dan kebebasan?

Perdamaian dan Kebebasan Global

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia sedang dilanda berbagai krisis, mulai dari konflik internasional hingga kerusuhan sipil, yang menunjukkan gambaran suram mengenai situasi global saat ini. Indeks Perdamaian Global (GPI) 2023 mengalami penurunan dalam sembilan tahun berturut-turut, dengan rata-rata penurunan di suatu negara sebesar 0,42%.

Hingga Mei 2024, krisis kemanusiaan di Gaza masih berlanjut, dan jumlah korban meningkat sejak Oktober 2023. Lebih dari 30.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, dan banyak warga lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Sementara itu, di Eropa, perang Rusia-Ukraina menewaskan ribuan warga dan menyebabkan jutaan warga lainnya mengungsi. Mirisnya, belum ada tanda-tanda penyelesaian konflik dalam waktu dekat.

Konflik sipil di tempat-tempat lain juga tak kalah memprihatinkan. Perang saudara di Myanmar dan Sudan, atau pengambilalihan Haiti oleh geng bersenjata, masih berlanjut tanpa ada solusi yang jelas.

Protes di berbagai belahan dunia meletus sebagai respons atas kekerasan yang terus berlanjut terhadap warga sipil. Misalnya, demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat. Sayangnya, demonstrasi tersebut berujung pada penangkapan mahasiswa yang terlibat. Hal ini menunjukkan adanya pembatasan kebebasan dalam berekspresi, bahkan ketika itu menyangkut isu-isu global yang mendesak.

Kebebasan Pers dan Akses Informasi

Akses terhadap informasi sangat penting. Ketika krisis dan konflik berlangsung, kebebasan pers dan akses terhadap informasi menjadi lebih penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas serta membantu masyarakat membuat keputusan yang tepat.

Sayangnya, kebebasan pers masih dibatasi, terutama saat menyiarkan narasi yang bertentangan dengan perspektif pemerintah. Indeks Kebebasan Pers Dunia (WPFI) 2024 menyoroti penurunan dukungan terhadap otonomi media dan meningkatnya tekanan dari negara. Indikator politik mengalami penurunan paling besar, dengan rata-rata penurunan global sebesar 7,6 poin.

Contoh terbaru dialami Al-Jazeera, kantor berita yang diakui secara global, yang menghadapi penutupan operasi di Israel karena dituduh menimbulkan ancaman keamanan bagi negara tersebut. Menyusul keputusan pemerintah Israel, pihak berwenang menyita peralatan penyiaran Al-Jazeera, dan polisi menggerebek lokasi kantor berita tersebut di Yerusalem Timur.

Pembangunan Perdamaian dan Komitmen Kembali terhadap Hak Asasi Manusia

Konflik dan kerusuhan berdampak pada seluruh aspek kehidupan– manusia, alam, sosial ekonomi, dan budaya. Negosiasi yang efektif dan tindakan kolektif adalah kunci untuk mencegah hilangnya nyawa dan menjamin masa depan yang menjanjikan bagi generasi mendatang. Di antara semua upaya tersebut, mempertahankan kebebasan pers dan memastikan akses terhadap informasi merupakan langkah awal yang penting dalam proses pembangunan perdamaian. Dengan mengatasi permasalahan mendasar dan memupuk empati, pemerintah, organisasi, dan komunitas dapat mengambil langkah bertahap menuju perdamaian dan kebebasan berkelanjutan yang didukung oleh pemenuhan hak asasi manusia dan dialog konstruktif.

Editor: Nazalea Kusuma & Kresentia Madina

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Menengok Pelatihan Pemuda Desa di India untuk Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi

Continue Reading

Sebelumnya: Penghapusan Jeepney dan Perlunya Modernisasi Kendaraan yang Inklusif
Berikutnya: Sekolah Adat Arus Kualan: Upaya Pelestarian Budaya dan Pengetahuan Adat

Lihat Konten GNA Lainnya

tumpukan sampah yang dibakar Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi

Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2025
gambar jarak dekat sebuah botol air plastik terdampar di bibir pantai yang berbuih Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
22 Oktober 2025
foto palu sidang berwarna coklat dan sebuah borgol yang tergelak di atas permukaan kayu Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?

Oleh Seftyana Khairunisa
21 Oktober 2025
Hutan rumput laut dengan sinar matahari yang menembus air Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat

Oleh Attiatul Noor
21 Oktober 2025
tangan memutari bibit tanaman Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan

Oleh Polykarp Ulin Agan
20 Oktober 2025
Seseorang memberikan paper bag kepada orang lain Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan

Oleh Kun Tian
20 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia