World Clean-up Day Indonesia Libatkan Kreator Konten Gelar Aksi Bersih Sampah Sungai Ciliwung
Sungai menandai peradaban suatu kawasan, termasuk di Nusantara. Di Kalimantan, sungai Kapuas menjadi rumah bagi ekosistem keanekaragaman hayati dan tempat bagi aktivitas manusia untuk berdagang melalui pasar apung. Di Sumatera, bentangan sungai Musi menjadi simbol gagahnya alam Suwarnabhumi. Di Jawa, sungai Bengawan Solo menjadi sumber irigasi bagi praktik pertanian warga sekitar. Dan di Jakarta Raya, Sungai Ciliwung memiliki ceritanya sendiri.
Kian hari, eksistensi sungai semakin terancam oleh kontaminasi bahan kimia limbah industri dan sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai akibat pola produksi dan konsumsi yang tidak bertanggung jawab. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sebesar 46% sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat. Sementara 32% di antaranya tercemar sedang berat dan 14% tercemar sedang. Sisanya, hanya 8% sungai yang tercemar ringan.
Aksi Bersih Sampah Sungai Ciliwung
Sebagai salah satu sungai terbesar di Indonesia, Sungai Ciliwung memainkan peranan vital bagi kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Sayangnya, sungai ini tergolong sebagai salah satu sungai yang paling tercemar bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia.
Pada 14 Januari awal tahun ini, World Clean-up Day Indonesia (WCD Indonesia) menginisiasi Aksi Bersih Sampah Sungai Ciliwung yang dilakukan bersama para konten kreator terkemuka. Aksi ini diikuti oleh 127 peserta dengan dampak mampu mengumpulkan 1,35 ton sampah yang didominasi oleh sampah plastik sekali pakai dan tekstil.
Andy Bahari selaku Leader WCD Indonesia berharap aksi seperti ini dapat memantik kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, akan dampak buruk dari pola produksi dan konsumsi yang tidak bertanggung jawab seperti membuang limbah industri dan rumah tangga ke sungai.
“Saya dan tim WCD Indonesia mengajak masyarakat untuk dapat mulai mengurangi sampah yang dihasilkan dan bersama-sama mencegah sampah mencemari lingkungan,” ujar Andi.
Selain membersihkan sampah dan dihadiri para pesohor, kegiatan juga diisi dengan diskusi mengenai aksi penyelamatan lingkungan oleh WCD Indonesia, Waste4Change, Greeneration Foundation, dan Meet & Greet bersama para kreator. Selain berbagai organisasi tersebut, kegiatan ini dapat berjalan lancar berkat dukungan dari Komunitas Peduli Ciliwung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satuan Tugas (Satgas) Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor.
Pentingnya Manajemen Pengelolaan Sampah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat setidaknya 23 juta ton timbulan sampah belum dikelola pemerintah daerah (Pemda) di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Artinya, sekitar 35% dari total timbulan sampah di Indonesia masih tidak terkelola dengan baik. Sampah ini telah mencemari lingkungan, termasuk sungai dan lautan.
Mohamad Bijaksana Junerosano, Founder & CEO Waste4Change dan Greeneration Foundation yang turut terjun langsung dalam Aksi Bersih Sungai Ciliwung memaparkan masalah sampah di Indonesia sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan.
“Setiap hari, warga Jakarta menghasilkan hampir 7.500 ton sampah. Dalam dua hari, jumlah ini setara dengan Candi Borobudur,” ujarnya.
Dalam Aksi Bersih Sampah Sungai Ciliwung, Waste4Change mengirimkan personel dan transportasi pengangkut sampah. Adapun seluruh sampah yang terkumpul akan dikelola di Rumah Pemulihan Material Waste4Change. Lebih lanjut, sampah yang dikumpulkan akan diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar yang berasal dari sampah.
Diperlukan peran aktif semua pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya produksi dan konsumsi bertanggung jawab dan memastikan manajemen pengelolaan sampah yang baik agar tidak mencemari lingkungan.
Editor: Marlis Afridah
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Maulina adalah Reporter & Peneliti untuk Green Network Asia - Indonesia. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.