Laporan ILO-UNICEF Serukan Perlindungan Sosial untuk Hapus Buruh Anak
Anak-anak merupakan kelompok rentan yang membutuhkan perlindungan hukum, khususnya dalam menghadapi perbuatan eksploitatif. Namun, buruh anak masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
Dengan Pembangunan Berkelanjutan Goal 8, PBB berencana untuk menghapus buruh anak dalam segala bentuk pada 2025. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan UNICEF bekerja sama untuk menerbitkan laporan yang menyoroti pentingnya perlindungan sosial dalam menghapus buruh anak.
Suramnya statistik buruh anak
Laporan pertama berjudul Child Labour: Global estimates 2020, trends and the road Forward, (Buruh Anak: Perkiraan Global 2020, tren, dan jalan terbentang ke depan) yang secara resmi dilansir pada Konferensi Global ke-5 mengenai Penghapusan Buruh Anak (15-20 Mei, 2022).
Laporan tersebut menunjukkan bahwa ada 160 juta buruh anak di dunia pada awal 2020; terdiri dari 63 juta anak perempuan dan 97 juta anak laki-laki. Wilayah pedesaan dan pertanian disebut-sebut sebagai tempat di mana buruh anak banyak ditemukan. Tanpa strategi mitigasi, maka jumlah buruh anak dapat mencapai 8.9 juta pada 2022.
Perlindungan sosial dipandang sebagai kunci untuk mengurangi jumlah buruh anak. Perlindungan tersebut mencakup berbagai kebijakan yang dapat melindungi keluarga rentan dari kemiskinan dan pengucilan, menghapus faktor-faktor kunci yang menyebabkan adanya buruh anak. Namun, pada saat laporan tersebut disampaikan, hanya 26.6% anak di seluruh dunia yang memperoleh perlindungan sosial.
Memperkuat sistem perlindungan sosial
Lebih jauh lagi ILO dan UNICEF menyoroti peranan perlindungan sosial dalam publikasi terbaru mereka berjudul “The role of social protection in the elimination of child Labour” (Peran perlindungan sosial dalam menghapus buruh anak). Laporan tersebut menyampaikan bagaimana perlindungan sosial dapat mengurangi buruh anak dan memfasilitasi sekolah berdasarkan bukti dari berbagai studi yang dilakukan sejak 2010.
Laporan tersebut menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk memperkuat sistem perlindungan dalam rangka mencegah dan mengurangi buruh anak:
- Memangkas kesenjangan cakupan perlindungan sosial untuk anak-anak dengan memprioritaskan tunjangan bagi anak serta menyokong pekerja informal dengan perlindungan sosial untuk mendukung peralihan mereka ke sektor ekonomi formal.·
- Menyediakan sistem perlindungan sosial yang terintegrasi di sepanjang siklus hidup, seperti tunjangan bagi anak dan keluarga, tunjangan bagi kehamilan dan pengangguran, dana pensiun hari tua, dan perlindungan kesehatan.
- Merancang program perlindungan sosial yang inklusif dan peka terhadap persoalan buruh anak. Hal ini berarti mengejawantahkan kebijakan yang menjangkau seluruh rumah tangga yang memiliki anak, menyederhanakan proses pendaftaran, dan membuat ragam mekanisme pembayaran, serta meningkatkan penanaman modal dalam pelayanan sosial yang vital bagi anak-anak.·
- Membangun komitmen politik yang kuat pada saat ini untuk mengakhiri buruh anak dan memantapkan perlindungan sosial universal untuk memperkuat permufakatan dalam bertindak.·
- Mempromosikan penanaman modal dalam sistem perlindungan sosial sebagai penggerak pembangunan.
Seruan universal untuk bangkit
Jumlah buruh anak yang mengejutkan tersebut seharusnya meningkatkan keprihatinan kita tentang betapa gentingnya masalah ini. Apalagi, laporan ILO-UNICEF tersebut menyitir jumudnya perkembangan upaya penghapusan buruh anak. Dengan menyoroti pentingnya perlindungan sosial, laporan ILO-UNICEF memungkinkan para pembuat undang-undang di seluruh dunia untuk meningkatkan keterlibatan serius mereka dalam melindungi anak-anak.
Undang-undang harus melindungi kesejahteraan anak-anak di seluruh penjuru dunia. Bagaimana pun juga, masa depan berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui upaya kolektif memperbaiki seluruh ranah dalam masyarakat kita dan memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang terabaikan.
Editor: Abul Muamar
Penerjemah: Gayatri W.M
Baca juga versi artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.