Meningkatnya Perburuan Badak Afrika di Afrika Selatan
Benua Afrika terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang kaya. Di Afrika Selatan, misalnya, ada begitu banyak spesies tumbuhan dan hewan, termasuk badak Afrika. Sayangnya, perburuan liar menyebabkan penurunan populasi badak Afrika di negara tersebut secara signifikan. Menurut pemerintah setempat, perburuan badak Afrika mengalami peningkatan.
Populasi Badak Afrika
Kebanyakan badak Afrika hidup di negara-negara Afrika bagian selatan, termasuk Namibia, Botswana, Zimbabwe, dan Afrika Selatan. Badak Afrika memainkan peran penting dalam membentuk dan menyeimbangkan ekosistem dengan bertindak sebagai penggembala. Selain itu, badak Afrika juga menarik wisatawan, sehingga menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan bagi penduduk setempat.
Sayangnya, populasi badak Afrika terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perburuan liar, termasuk pembunuhan ilegal dan perdagangan satwa liar. Badak Afrika banyak dicari karena culanya digunakan untuk pengobatan tradisional. Permasalahan ini terutama terjadi antara tahun 2007 hingga 2014 ketika jumlah badak Afrika yang diburu di Afrika Selatan melonjak dari 13 menjadi 1.215 ekor.
Meningkatnya Perburuan Liar
Dalam pernyataan yang disampaikan pada 27 Februari 2024, Departemen Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup Afrika Selatan mengungkap adanya peningkatan perburuan badak di negara tersebut. Pemerintah setempat mencatat bahwa 499 badak diburu di seluruh penjuru Afrika Selatan. Jumlah tersebut 51 lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tekanan kembali terjadi di Provinsi KwaZulu-Natal (KZN), dimana Taman Hluhluwe-iMfolozi menghadapi beban terbesar dari kasus perburuan liar, dengan kehilangan 307 dari total kerugian perburuan nasional. Ini merupakan kerugian terbesar akibat perburuan liar di provinsi ini,” kata Barbara Creecy, Menteri Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup Afrika Selatan.
Sementara itu, Taman Nasional Kruger (KNP) mencatat 78 kasus perburuan liar pada tahun 2023.
Meningkatnya perburuan liar terjadi setelah beberapa kemajuan dicapai pada tahun 2022. Menurut IUCN, terjadi peningkatan populasi badak hitam sebesar 4,2% dan peningkatan populasi badak putih sebesar 5,6% di seluruh Afrika. Hal ini semakin menekankan pentingnya mengatasi perburuan liar dan kejahatan terhadap satwa liar lainnya untuk menciptakan kemajuan yang stabil dan signifikan dalam konservasi satwa liar.
Kolaborasi untuk Memerangi Kejahatan terhadap Satwa Liar
Salah satu kunci untuk memerangi kejahatan terhadap satwa liar adalah kolaborasi. Dalam pernyataannya, Menteri Creecy menyampaikan bahwa pemerintah Afrika Selatan mulai melibatkan partisipasi lintas departemen dan memperkuat kemitraan publik-swasta untuk mengatasi perdagangan satwa liar.
Selain itu, Departemen Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup juga berencana merevisi Rencana Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Badak Hitam dan Badak Putih untuk memperkuat pendekatan strategis dan rencana aksi konservasi badak Afrika di seluruh negara dan benua Afrika. Pada akhirnya, mengatasi kejahatan terhadap satwa liar juga harus dibarengi dengan perbaikan pengelolaan keanekaragaman hayati untuk mencapai kemajuan yang lebih efektif dalam perlindungan dan pelestarian.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.