UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Foto: Jonathan Greenaway di Unsplash.
Populasi global yang terus meningkat telah menimbulkan tekanan yang semakin besar terhadap sistem pangan global, memperparah kelaparan dan kemiskinan, ketimpangan, dan berbagai krisis lainnya. Di Inggris Raya, sebagaimana di banyak negara lain, kerawanan pangan diperparah oleh meningkatnya biaya hidup. Merespons keadaan ini, Badan Riset dan Inovasi Inggris Raya (UK Research and Innovation/UKRI) akan mendanai berbagai proyek untuk mengatasi kerawanan pangan.
Kerawanan Pangan di Inggris Raya
Sekitar 7,5 juta orang di seluruh penjuru Inggris Raya berada dalam rumah tangga yang mengalami kerawanan pangan antara tahun 2023 dan 2024, menurut data pemerintah negara tersebut. Artinya, 11% dari total populasi Inggris Raya tidak mampu atau tidak yakin akan kemampuan mereka untuk mendapatkan kualitas atau kuantitas makanan yang memadai.
Sementara itu, sebuah studi yang dirilis oleh Trussell menemukan bahwa 9,3 juta orang menghadapi kelaparan dan kesulitan di seluruh Inggris Raya, dengan sumber daya keuangan mereka lebih dari 25% di bawah garis kemiskinan. Risiko tertinggi dihadapi anak-anak berusia 0-4 tahun dibandingkan kelompok usia lainnya.
Salah satu penyebab utama krisis ini adalah kenaikan harga pangan. Data pemerintah Inggris Raya menunjukkan bahwa harga pangan telah meningkat sejak 2021, naik mencapai 30,6% antara Mei 2021 hingga Mei 2024. Sebelumnya, perlu waktu 13 tahun bagi harga-harga pangan untuk mencapai kenaikan sebesar itu. Meskipun grafiknya mulai menurun, inflasi pangan yang tinggi dalam jangka panjang telah mempengaruhi kemampuan banyak rumah tangga untuk membeli makanan yang cukup dan bergizi yang penting bagi kesehatan mereka.
Program dan Intervensi Berbasis Riset
“Setiap orang seharusnya memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, tetapi kita tahu jumlah rumah tangga yang menghadapi kerawanan pangan di seluruh Inggris Raya semakin meningkat,” ujar Profesor Alison Park dari Badan Riset dan Inovasi Inggris (UKRI). Pada Juli 2025, UKRI mengumumkan enam proyek untuk mengatasi kerawanan pangan di Inggris Raya.
Salah satunya adalah mendirikan restoran umum percontohan di Dundee dan Nottingham, yang merupakan restoran yang disubsidi negara untuk membantu meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan diproduksi secara berkelanjutan sebagai alternatif makanan cepat saji dan instan. Restoran umum ini bertujuan untuk beroperasi sebagai tempat makan yang terjangkau dan nyaman bagi semua orang, terlepas dari latar belakang mereka.
Dr. Elise Wach, peneliti utama proyek ini, menyoroti peran restoran umum dalam mengatasi masalah aksesibilitas dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat dan berkelanjutan. Katanya, “1 dari 10 orang di Inggris bahkan tidak punya freezer. Kerja-kerja yang berkaitan dengan makanan—merencanakan, berbelanja, memasak, memberi makan, membersihkan—semuanya membutuhkan waktu dan energi baik fisik maupun dan mental. Hal ini mengharuskan Anda berada di dekat toko yang menyediakan bahan-bahan yang layak, uang untuk membeli makanan tersebut, ditambah fasilitas memasak yang memadai.”
Proyek lainnya adalah peningkatan makanan sekolah gratis, pasar makanan komunitas, dan kualitas makanan di lumbung pangan komunitas. “Proyek-proyek ini akan memanfaatkan kekuatan penelitian untuk secara aktif mengeksplorasi cara terbaik untuk menyediakan makanan sehat bagi mereka yang membutuhkannya, yang berpotensi memberikan dampak transformasional pada kehidupan masyarakat, dan memenuhi misi yang ditetapkan dalam Rencana Perubahan kami,” kata Peter Kyle, Menteri Negara untuk Sains, Inovasi, dan Teknologi.
Menangani Akar Permasalahan
Di berbagai belahan dunia, orang-orang mengalami kerawanan pangan dengan berbagai tingkatan. Di Gaza dan Sudan, misalnya, sekitar 1,9 juta orang menderita kelaparan akut. Di tengah krisis iklim yang semakin memburuk dan meningkatnya gejolak politik, memperkuat sistem pangan kita agar lebih inklusif, sehat, terjangkau, dan berkelanjutan sangatlah penting. Menangani isu-isu langsung di sektor pangan dan pertanian, mulai dari limbah makanan hingga praktik pertanian yang bertanggung jawab, serta mengatasi akar permasalahan kerawanan pangan lainnya, termasuk kemiskinan multidimensi dan krisis iklim, adalah langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk secara aktif melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.