Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Peluang dan Tantangan Penggunaan AI dalam Pendidikan

AI telah merambah ke hampir setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Lantas, apa saja peluang dan tantangan penggunaan AI dalam pendidikan?
Oleh Kresentia Madina
24 Januari 2025
potret dari atas seorang anak perempuan dan ibunya sedang belajar menggunakan laptop

Foto: August de Richelieu di Pexels.

Kecerdasan buatan (AI) telah merambah ke hampir setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Lantas, apa saja peluang dan tantangan penggunaan AI dalam pendidikan?

Peluang Penggunaan AI dalam Pendidikan

Secara umum, AI merujuk pada kemampuan mesin untuk menjalankan beberapa fungsi kognitif yang berkaitan dengan pikiran manusia. Banyak orang yang telah memanfaatkan AI untuk membantu pekerjaan sehari-hari, termasuk dalam urusan rumah tangga dan kerja-kerja digital. AI juga semakin banyak digunakan untuk membantu mengatasi isu-isu yang lebih spesifik, seperti pemantauan kebakaran hutan dan pertanian cerdas.

Hal serupa juga terjadi dalam dunia pendidikan. Ada banyak peluang pemanfaatan AI dalam pendidikan yang dapat mendukung pembelajaran siswa jika diterapkan dengan benar. Dalam kertas kerjanya, OECD mengeksplorasi bagaimana perangkat AI yang berpusat pada siswa dapat membantu meningkatkan pembelajaran melalui pembelajaran adaptif dan personal, pendidikan berbasis simulasi, dan dukungan tambahan untuk konten pendidikan yang dapat diakses.

Sebagai contoh, dalam sebuah eksperimen selama enam minggu di Nigeria, Bank Dunia menemukan bahwa penggunaan AI generatif di bawah pengawasan guru menghasilkan dampak positif dalam hal peningkatan nilai para siswa sekolah menengah tahun pertama. Sistem bimbingan belajar cerdas, yakni sistem pembelajaran berbasis komputer yang memanfaatkan AI untuk melacak pekerjaan siswa dan memberikan umpan balik yang disesuaikan, dapat menawarkan pembelajaran personal dan adaptif bagi siswa dari berbagai latar belakang berdasarkan karakteristik dan pola belajar mereka.

Selain itu, simulasi berbasis AI, seperti realitas virtual (VR) dan realitas tertambah (AR), juga dapat menawarkan pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif. Alat-alat ini dapat mendukung siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus melalui bantuan visual, pendengaran, dan bantuan lain yang diperlukan.

Tantangan

Namun, pada saat yang sama, AI dalam pendidikan juga menimbulkan kekhawatiran serius. Popularitas perangkat AI yang naik daun seperti ChatGPT telah menyebabkan maraknya plagiarisme dalam dunia akademik. Tanpa batasan yang jelas, penggunaan AI untuk mengerjakan tugas-tugas akademik dapat sangat merusak nilai penelitian, pemikiran kritis, dan keseluruhan proses pembelajaran.

Lebih lanjut, banyak perangkat AI yang digunakan dalam pendidikan memanfaatkan dan menyimpan banyak data untuk operasinya, termasuk identitas, lokasi, dan aktivitas siswa. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah etika dan privasi, terutama bagi anak-anak yang mungkin belum memahami implikasi dari berbagi data.

Sementara itu, kemunculan AI juga semakin memperlebar jurang kesenjangan digital dan teknologi. Di saat teknologi digital berkembang pesat, ribuan orang di seluruh dunia masih berjuang dengan listrik. Oleh karena itu, penerapan AI dalam pendidikan harus mempertimbangkan kenyataan ini. Sebaliknya, jika memungkinkan, AI harus dapat membantu menjembatani kesenjangan tersebut.

Selain itu, bias dan kesalahan yang kerap ditemukan dalam teknologi AI dapat melanggengkan ketimpangan, diskriminasi terhadap orang dengan disabilitas, dan bentuk diskriminasi lain yang dapat merugikan komunitas marginal.

Dalam konteks yang jauh lebih luas, penggunaan AI juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Sebagian besar peralatan dan infrastruktur AI dibuat dengan mineral kritis dan unsur tanah langka lainnya, yang dapat menyebabkan ekstraksi sumber daya alam secara berlebihan. Tidak sampai di situ, penyimpanan data menggunakan air dalam jumlah berlebih selama konstruksi, yang berlangsung di tengah krisis air global. Meningkatnya limbah elektronik beracun dan konsumsi energi dan bahan bakar fosil yang berlebihan juga memengaruhi kesehatan manusia dan Bumi, serta memperparah perubahan iklim.

Penggunaan Teknologi yang Bertanggung Jawab

Perkembangan teknologi terbaru tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan manusia dan planet Bumi. Keselamatan dan kesejahteraan siswa tetap harus menjadi prioritas utama dalam memajukan pendidikan.

Di tengah peluang dan tantangan tersebut, UNESCO telah menerbitkan rekomendasi mengenai etika pemanfaatan AI, dengan fokus pada empat nilai inti: HAM dan martabat manusia; hidup dalam masyarakat yang damai, adil, dan saling terhubung; memastikan keberagaman dan inklusivitas; serta lingkungan dan ekosistem yang berkembang. Selain itu, UNESCO juga meluncurkan pedoman dan kerangka kerja yang ditujukan bagi para pembuat kebijakan, guru, dan siswa untuk memastikan penggunaan AI yang aman, efektif, dan bertanggung jawab dalam pendidikan.

Saat ini, dunia masih dalam tahap awal penggunaan AI yang meluas dan umum, tetapi perluasan yang terjadi berlangsung cepat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut, peraturan yang ketat, dan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengarahkan perkembangan agar bahaya dapat dihindari dan tercipta masa depan yang lebih baik bagi semua.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Mewujudkan Kesejahteraan untuk Semua Anak
Berikutnya: Mendorong Transisi Energi yang Inklusif di Indonesia

Lihat Konten GNA Lainnya

bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia