Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Meningkatnya Populasi Kupu-Kupu Raja di Meksiko di Tengah Ancaman Kepunahan

Populasi kupu-kupu raja di Meksiko menunjukkan tanda-tanda peningkatan di tengah adanya ancaman kepunahan.
Oleh Kresentia Madina
19 Maret 2025
sekelompok kupu-kupu raja bertengger di tanaman

Foto: Bryon Russell-Oliver di Unsplash.

Setiap spesies yang ada di Bumi berkontribusi dalam mendukung keseimbangan ekosistem, termasuk kupu-kupu raja yang memainkan peran penting sebagai penyerbuk. Sayangnya, kupu-kupu raja telah lama terancam punah terutama akibat aktivitas manusia. Namun di Meksiko, populasi kupu-kupu ini menunjukkan peningkatan signifikan sejak awal tahun 2025.

Mengenal Kupu-Kupu Raja

Kupu-kupu raja berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Namun, populasi spesies ini tersebar di tempat tumbuhnya milkweed, tempat mereka dapat bertelur dan memperoleh makanan untuk ulat bayi. Kupu-kupu berwarna kuning dan hitam ini dikenal karena kebiasaan migrasinya, di mana mereka melakukan perjalanan hingga 4.000 kilometer dari timur laut Amerika Serikat dan tenggara Kanada ke Meksiko tengah untuk berhibernasi antara bulan November hingga pertengahan Maret.

Dalam migrasinya, kupu-kupu raja bertindak sebagai penyerbuk, yang merupakan inti dari proses pembuahan bunga dan tanaman lainnya. Selain itu, kupu-kupu ini memiliki makna budaya bagi masyarakat adat di Amerika Utara.

Sayangnya, populasinya menyusut dengan cepat hingga ke titik terancam punah. Menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), populasi kupu-kupu raja barat telah menurun dari sekitar 10 juta menjadi 1.914 dalam rentang tahun 1980-an hingga 2021. Sementara itu, populasi kupu-kupu raja timur menurun sebesar 84% dari tahun 1996 hingga 2014. Deforestasi akibat pertanian dan pembangunan perkotaan, penggunaan pestisida dan herbisida secara intensif, dan perubahan iklim telah mengganggu habitat, sumber makanan, dan pola migrasi kupu-kupu ini.

Peningkatan Populasi

Untungnya, kabar baik datang di awal tahun 2025. Menurut survei yang dilakukan WWF-Meksiko dan Komisi Nasional Kawasan Alam yang Dilindungi Meksiko bekerja sama dengan masyarakat setempat, populasi kupu-kupu raja timur menempati 4,42 hektare (sekitar 17.882 meter persegi) hutan Meksiko pada tahun 2025, dibandingkan dengan 2,22 hektare selama musim dingin sebelumnya.

Peningkatan populasi ini tidak terlepas dari menurunnya degradasi hutan hingga 10% di Cagar Biosfer Kupu-Kupu Raja. Cagar ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO yang bertujuan untuk melindungi situs-situs utama tempat kupu-kupu raja menghabiskan musim dingin.

“Kami menyadari peran penting masyarakat setempat, serta dukungan pemerintah Meksiko dalam melestarikan hutan dan memberi spesies ikonik ini kesempatan untuk berkembang,” kata Jorge Rickards, Direktur Jenderal WWF Meksiko. Ia menambahkan, “Kini saatnya untuk menjadikan peningkatan tahun ini menjadi tren yang berkelanjutan dengan pendekatan yang melibatkan semua pihak, di mana pemerintah, pemilik lahan, pegiat konservasi, dan warga negara terus melindungi habitat penting di sepanjang rute migrasi kupu-kupu raja ke Amerika Utara.”

Menjaga Kesehatan Planet

Terlepas dari kabar baik di Meksiko, populasi kupu-kupu raja di dunia secara keseluruhan masih jauh di bawah rata-rata. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatasi masalah yang menyebabkan penurunan populasi ini, seperti penebangan liar, alih fungsi lahan, dan penggunaan pestisida secara berlebihan. Bagaimanapun, menjaga kesehatan planet berarti melindungi kesehatan keanekaragaman hayati dan ekosistem, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan kita.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Potensi Eksploitasi Spesies Liar Masih Terus Berlanjut
Berikutnya: Memperkuat Sistem Pengelolaan Sampah Pasar Tradisional

Lihat Konten GNA Lainnya

meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia