Bagaimana Hasil Uji Coba Sistem 4 Hari Kerja Seminggu di Inggris?
Pada Juni 2022, uji coba sistem 4 hari kerja per minggu di Inggris dimulai. Masa percobaan itu berlangsung selama enam bulan dan melibatkan ribuan karyawan dari perusahaan berbagai ukuran dan sektor. Hasilnya adalah: sistem ini diminati dan cocok untuk diterapkan baik bagi perusahaan maupun karyawan.
4 Hari Kerja di Inggris: Antara Realitas dan Hasil
Awalnya, uji coba 4 Hari Kerja di Inggris menggunakan model 100:80:100 – pembayaran gaji 100% untuk waktu kerja 80% dengan produktivitas 100%. Dalam praktiknya, perusahaan menetapkan kebijakan berbeda untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan tetap mempertahankan gaji 100% dan pengurangan waktu kerja yang ‘berarti’. Beberapa perusahaan menggunakan kebijakan ‘Jumat libur’, dan yang lainnya menggunakan struktur ‘bergiliran’, ‘terdesentralisasi’, ‘tahunan’, dan ‘bersyarat’.
Laporan hasil uji coba ini merupakan kolaborasi organisasi riset independen Autonomy, Prof. Juliet Schor dari Boston College, Dr. David Frayne & Prof. Brendan Burchell dari University of Cambridge, 4 Day Week Global, dan 4 Day Week Campaign UK. Laporan ini memuat temuan dari 61 perusahaan dan sekitar 2.900 karyawan dari Juni hingga Desember 2022.
Hasilnya didasarkan data administrasi perusahaan, survei karyawan, dan wawancara di awal, tengah, dan akhir uji coba. Hampir 1.800 karyawan menyelesaikan survei di ketiga waktu tersebut.
Berikut adalah beberapa temuan utama tentang bagaimana masa percobaan empat hari kerja seminggu di Inggris memengaruhi pekerja:
- Sekitar 39% karyawan merasa lebih tenang (tekanan berkurang), dan 71% melaporkan tingkat kelelahan (burnout) yang lebih rendah. Di sisi lain, hampir 13% merasa lebih stres, dan 22% mengalami tingkat kelelahan yang lebih tinggi.
- Lebih banyak karyawan melaporkan peningkatan kesejahteraan fisik (37%) dan mental (43%) daripada penurunan (18% fisik dan 16% mental)
- Terkait keseimbangan kerja (work-life balance), 60% karyawan merasa bahwa menyeimbangkan tanggung jawab perawatan menjadi lebih mudah, dan 62% merasa lebih mudah menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan sosial.
- Secara keseluruhan, 55% karyawan merasa bahwa mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
- Pada akhirnya, 96% karyawan mengatakan mereka lebih suka empat hari kerja dalam seminggu, dengan 15% menolak untuk kembali ke jadwal lima hari seminggu untuk kenaikan gaji berapa pun.
Sementara itu, hasil uji coba itu juga menguntungkan dari sudut pandang perusahaan, karena 56 dari 61 perusahaan yang berpartisipasi telah memutuskan untuk melanjutkan sistem empat hari kerja seminggu. Untuk 18 perusahaan, perubahan ini bersifat permanen, terutama karena kekhawatiran akan ‘kehilangan laba’ tidak menjadi kenyataan. Faktanya, pendapatan perusahaan naik rata-rata 1,4%, ditimbang berdasarkan ukuran perusahaan.
Pekerjaan yang Layak untuk Semua
Pandemi COVID-19 memaksa kita memikirkan ulang sistem pekerjaan. Berkaca dari PHK besar-besaran hingga “Pengunduran Diri Besar-besaran”, sistem yang cacat harus diubah untuk menjamin pekerjaan yang layak dan pekerjaan untuk semua. Kebijakan empat hari kerja per minggu mungkin dapat menjadi salah satu pilihan yang tepat dari sekian banyak pilihan. Tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua keadaan, sehingga kita mesti terus mencari cara baru untuk mencapai sistem tenaga kerja, pekerjaan, dan ketenagakerjaan yang lebih baik.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.