Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengukur Keragaman Pola Makan Perempuan untuk Memperkuat Ketahanan Pangan

Indikator Keragaman Pola Makan Minimum (MDD) merupakan alat sederhana yang dapat menilai keragaman pola makan untuk membantu mengatasi kerawanan pangan.
Oleh Kresentia Madina
21 Mei 2025
makanan sehat yang disusun membentuk segitiga

Foto: Freepik.

Jutaan orang mengalami kerawanan pangan dalam berbagai tingkatan, yang berdampak pada kesejahteraan dan kesehatan, khususnya perempuan. Perempuan sering terdampak lebih parah dibanding laki-laki karena berbagai faktor yang berakar pada ketimpangan gender. Indikator Keragaman Pola Makan Minimum (MDD) untuk Perempuan merupakan alat sederhana yang dapat menilai keragaman pola makan perempuan usia reproduktif untuk memperbaiki pola makan dan mengatasi kerawanan pangan.

Kerawanan Pangan & Perempuan

Menurut pengukuran prevalensi kekurangan gizi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), sekitar 9,1% populasi dunia mengalami kelaparan pada 2023. Selain itu, sekitar 28,9% (2,33 miliar orang) menghadapi kerawanan pangan pada tingkat sedang hingga parah.

Krisis kemanusiaan dan perubahan iklim merupakan faktor terbesar yang menghambat progres dalam mewujudkan ketahanan pangan. Dalam kondisi ini, FAO memperkirakan 582 juta orang akan mengalami kekurangan gizi kronis pada tahun 2030.

Masalah kerawanan pangan dan malnutrisi tidak bisa dipisahkan dari isu gender. Data FAO menunjukkan bahwa prevalensi perempuan mengalami kerawanan pangan lebih tinggi dibanding laki-laki, dengan kesenjangan yang konsisten sejak 2015. Namun, selisih ini mulai menyempit seiring meredanya pandemi COVID-19, dari 2,3% menjadi 1,3% pada 2023.

Namun, malnutrisi pada perempuan dan anak perempuan merupakan masalah sistemik. Perempuan sering menghadapi keterbatasan sumber daya, waktu, dan pengetahuan untuk mengakses makanan bergizi. Selain itu, kesehatan perempuan juga kurang mendapat perhatian, dimana subjek utama penelitian dan kebijakan umumnya adalah laki-laki dewasa yang sehat jasmani.

Kekurangan gizi pada perempuan dapat memicu masalah kesehatan seperti anemia serta berdampak terhadap pendidikan dan produktivitas kerja. Selain itu, kualitas dan pengetahuan gizi perempuan sangat penting untuk mendukung keluarga yang sehat. Seorang ibu yang mengalami malnutrisi atau memiliki pengetahuan gizi yang terbatas berisiko memperpanjang siklus kekurangan gizi pada anak, yang memengaruhi tingkat kelangsungan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan anak.

Indikator Keragaman Pola Makan Minimum

Memenuhi kebutuhan nutrisi bukan hanya tentang mengenyangkan perut, tetapi juga tentang keragaman asupan makanan. Pada 2025, Sidang ke-56 Komisi Statistik PBB resmi mengadopsi indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang baru tentang Indikator Keragaman Pola Makan Minimum (MDD).

Indikator ini berfokus pada perempuan dan anak-anak, dua kelompok yang rentan terhadap malnutrisi. FAO akan bertanggung jawab atas pengelolaan MDD untuk Perempuan (MDD-W), sementara UNICEF akan memimpin MDD untuk Anak-anak (MDD-C).

MDD untuk Perempuan digunakan untuk menilai keragaman pola makan di tingkat populasi. Keragaman pola makan atau variasi makanan yang dikonsumsi seseorang tidak hanya mencerminkan kualitas makanan, tetapi juga aspek lain, seperti kecukupan, moderasi, dan keseimbangan gizi.

Indikator MDD terdiri dari pertanyaan ya/tidak bagi perempuan berusia 15-49 tahun tentang apakah mereka telah mengonsumsi setidaknya lima dari 10 kelompok makanan yang ditentukan dalam 24 jam terakhir. Ketika semakin banyak perempuan dalam sampel yang melampaui ambang batas minimum, maka semakin besar kemungkinan pola makan mereka memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

Mewujudkan Ketahanan Pangan untuk Semua

Penerapan MDD sebagai indikator SDG menggarisbawahi pentingnya nutrisi dalam mempercepat tujuan mengakhiri kelaparan. Indikator MDD-W dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak program, menginformasikan proses pembuatan kebijakan, serta menetapkan target perbaikan oleh pemerintah dan organisasi untuk memperkuat ketahanan pangan untuk semua.

Penerjemah: Kesya Arla

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Program Hilirisasi Riset dan Tantangan Penguatan Ekosistem Riset Nasional
Berikutnya: Meningkatkan Upaya Pelindungan Data Pribadi

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia