Definisi Baru Museum Rawat Keragaman dan Keberlanjutan
Museum Seni Kontemporer Bangkok. | Foto oleh Nazalea Kusuma.
Museum bukan hanya tempat untuk memajang artefak. Museum juga berfungsi untuk melestarikan warisan budaya sekaligus memperkuat suara generasi saat ini.
Sebagai ruang pendidikan publik, museum perlu mengikuti keadaan dunia yang terus berubah, terutama menyangkut keragaman dan keberlanjutan. Dewan Museum Internasional/International Council of Museum (ICOM) mengusulkan definisi baru untuk museum, yang disetujui pada Konferensi Umum ICOM ke-26 di Praha pada 24 Agustus 2022.
Keragaman dan keberlanjutan
Salah satu cara untuk mempromosikan keberlanjutan di museum adalah dengan mengubah definisi yang ada agar sesuai dengan misi dunia saat ini. ICOM telah menyiapkan definisi baru museum sejak 2019. Sebuah tim yang terdiri dari 20 anggota perwakilan dibentuk untuk merumuskan definisi baru ini.
Setelah melalui konsultasi dan perdebatan karena perbedaan pandangan, komite menyetujui definisi yang diusulkan dengan tingkat persetujuan 92,41%. Definisi baru museum berbunyi:
“Museum adalah lembaga permanen nirlaba yang melayani masyarakat dalam meneliti, mengumpulkan, melestarikan, menafsirkan, dan memamerkan warisan benda dan warisan tak-benda. Terbuka untuk umum, dapat diakses dan inklusif, museum meraawat keragaman dan keberlanjutan. Museum beroperasi dan berkomunikasi secara etis, profesional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagi pengetahuan.”
Perjalanan keberlanjutan ICOM
ICOM menyadari bahwa museum memiliki kekuatan untuk menangani dan mempromosikan keberlanjutan sebagai tempat di mana komunitas, peneliti, dan publik dapat bertemu. Dengan kata lain, museum memiliki kekuatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong pengembangan pengetahuan tentang seni dan keberlanjutan.
Dalam hal ini, ICOM telah melakukan berbagai upaya untuk mengadakan diskusi tentang keberlanjutan. Mereka membentuk Working Group on Sustainability (WGS) pada September 2018. Setahun berikutnya, ICOM juga mengadopsi dua resolusi tentang keberlanjutan selama Sidang Umum ke-34: memikirkan kembali praktik-praktik yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan menyadari, mendukung, dan berkolaborasi dengan komunitas lokal.
Selain itu, beberapa cabang ICOM dari seluruh dunia telah mengadakan acara dan publikasi dengan topik pembangunan berkelanjutan.
Pintu terbuka lebar
Sekilas, perubahan definisi mungkin menunjukkan sedikit kemajuan. Namun, dalam skema besar, sebuah definisi sangat fundamental; menjadi dasar mengenai mengapa dan bagaimana kita melakukan sesuatu. Ketika kita bergerak menuju dunia di mana pentingnya warisan alam dan budaya dihargai secara universal, definisi baru tentang museum yang dibawa oleh ICOM membuka kemungkinan yang luas untuk lebih banyak pembahasan, studi, dan ekspresi tentang keberlanjutan dan komunitas di masa depan.
Editor & Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks saat ini, membekali diri, tim, dan komunitas dengan wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bukan lagi pilihan — melainkan kebutuhan strategis untuk tetap terdepan dan relevan.
Join SekarangMadina is the Assistant Manager for Digital Publications at Green Network Asia. She graduated from Universitas Indonesia with a bachelor's degree in English Literature. She has three years of professional experience working on GNA international digital publications, programs, and partnerships particularly on social and cultural issues.

Menilik Simpul Antara ‘Gajah Terakhir’ dan Banjir di Sumatera
Meningkatnya Angka Pengangguran Sarjana dan Sinyal Putus Asa di Pasar Kerja Indonesia
Wawancara dengan May Tan-Mullins, CEO dan Rektor University of Reading Malaysia
Memperkuat Ketahanan Masyarakat di Tengah Meningkatnya Risiko Bencana
UU KUHAP 2025 dan Jalan Mundur Perlindungan Lingkungan
Wawancara dengan Eu Chin Fen, CEO Frasers Hospitality