Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Meningkatkan Kebijakan Keluarga untuk Mendukung Kesejahteraan Semua

Kebijakan keluarga menjadi instrumen penting untuk mendukung pengembangan individu dalam lembaga sosial terkecil.
Oleh Kresentia Madina
16 Mei 2025
foto hitam putih tangan orang dewasa dan bayi bersentuhan

Foto: Liv Bruce di Unsplash.

Pertumbuhan dan perkembangan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk keluarga. Sayangnya, kemiskinan dan ketimpangan masih menjadi hambatan terbesar bagi keluarga dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Hal ini menekankan pentingnya kebijakan keluarga dalam penyediaan jaring pengaman dan menciptakan intervensi untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan setiap orang.

Keluarga sebagai Lembaga Sosial Terkecil

Keluarga adalah lembaga sosial pertama dan terkecil yang kita temui saat kita tumbuh dan belajar mengenal dunia. Sejak masa kanak-kanak, kehadiran orang tua atau pengasuh sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak baik dalam aspek kognitif, emosional, maupun dan fisik. Singkatnya, akses terhadap kebutuhan dasar dan lingkungan yang mendukung merupakan faktor penting untuk memastikan keluarga yang sehat dan sejahtera.

Sayangnya, kemiskinan dan ketimpangan telah dan masih menjadi faktor terbesar yang menghalangi keluarga untuk memiliki sumber daya dan peluang yang cukup untuk meraih kehidupan yang baik. Indikator yang paling menonjol adalah kesenjangan pendapatan, yang memengaruhi kemampuan keluarga untuk mengakses makanan bergizi, pendidikan berkualitas, dan layanan kesehatan.

Lebih jauh, kesenjangan dalam berbagai aspek lain juga menjadi faktor dalam mata pencaharian keluarga. Sebuah laporan dari UNICEF menyatakan bahwa risiko kemiskinan lebih tinggi dalam rumah tangga dengan kepala keluarga perempuan, keluarga migran, dan keluarga yang tinggal di daerah pedesaan atau daerah kumuh perkotaan.Pentingnya Kebijakan Keluarga

Pentingnya Kebijakan Keluarga

Kualitas individu memberikan sangat berdampak terhadap pembangunan ekonomi dan sosial suatu masyarakat. Namun tentunya, diperlukan sistem yang adil dan inklusif untuk mendukung dan mewujudkan hal ini. Sebagai lembaga sosial terkecil, peran keluarga dalam menumbuhkan potensi individu-individu harus didukung pada level sistemik, dengan partisipasi dari pemerintah dan sektor swasta. Dalam hal ini, kebijakan keluarga merupakan instrumen penting.

Kebijakan keluarga merujuk pada seperangkat kebijakan yang ditujukan untuk mempromosikan dan mendukung kesejahteraan anak dan keluarga. Kebijakan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, kesetaraan gender, dan pekerjaan. Dukungan yang dibutuhkan di antaranya dapat berupa bantuan sosial, layanan pengasuhan anak dan pendidikan dini, dan kerangka kerja untuk mengatur cuti yang berkaitan dengan keluarga.

Mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pernah menyatakan, “Pada dasarnya, pencapaian tujuan pembangunan bergantung pada seberapa baik keluarga diberdayakan untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian, kebijakan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan keluarga pasti akan menguntungkan pembangunan.”

Namun, menurut laporan tahun 2020 yang diterbitkan oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN DESA), kebijakan keluarga masih minim dalam banyak kebijakan nasional dan strategi SDG. Salah satu contohnya adalah kurangnya layanan pengasuhan anak yang berkualitas dan terjangkau, yang menghambat perkembangan anak. Selain itu, meskipun penerapan kebijakan perlindungan hak maternitas telah membaik dalam beberapa tahun terakhir, survei yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa 649 juta perempuan masih belum terlindungi. Sementara itu, sekitar 1,26 miliar pria tinggal di negara-negara yang tak memberikan hak atas cuti ayah.

Menangani Akar Masalah

Mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan adalah proses kompleks yang memerlukan penanganan terhadap akar penyebab dari masalah yang paling mendesak di masyarakat, termasuk kemiskinan dan ketimpangan.

Memperluas dan memperkuat penerapan kebijakan keluarga, baik dalam peraturan nasional maupun kerangka bisnis, merupakan bagian penting dari penanganan masalah pada aspek terkecil, yang dapat menghasilkan dampak positif yang berlipat ganda di masa mendatang.

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Mewujudkan Ketahanan Pangan yang Adil dan Bergizi Seimbang
Berikutnya: Mewujudkan Kota Inklusif Disabilitas melalui Pengumpulan Data Partisipatif

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia