Kolaborasi RCU-UNESCO untuk Dukung Situs Warisan Al Ula dalam Pertukaran Budaya & Pendidikan
Pembangunan berkelanjutan mencakup banyak aspek, termasuk budaya. Selain pelestarian budaya, situs warisan budaya dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dengan berbagai cara. Di Arab Saudi, terdapat upaya yang sedang dilakukan untuk melestarikan situs warisan Al Ula melalui kemitraan dengan UNESCO.
Situs Warisan Al Ula
Al-‘Ula, atau sering ditulis dengan Al Ula atau Al-Ula, adalah sebuah kota kuno di Madinah, Arab Saudi. Kota ini merupakan titik pertemuan orang-orang dari Jazirah Arab, Mediterania, dan Asia, menjadikannya kaya dengan budaya dan situs bersejarah. Ribuan prasasti Arab kuno dan makam monumental terpahat di bebatuan di beberapa situs peninggalan Al Ula, seperti Jabal Ikmah dan Situs Arkeologi Hegra.
Pada tahun 2008, Situs Arkeologi Hegra Al Ula menjadi yang pertama ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Sembilan tahun kemudian, Komisi Kerajaan untuk Al Ula (Royal Commission for AlUla atau RCU) dibentuk untuk melindungi dan meningkatkan pentingnya warisan budaya Al Ula. Pada Juli 2023, RCU menandatangani perjanjian dengan UNESCO untuk kolaborasi budaya guna meningkatkan peran situs warisan Al Ula dalam pertukaran budaya dan pendidikan.
Program Budaya Terpadu & Beasiswa
Kolaborasi budaya RCU-UNESCO merupakan kemitraan lima tahun yang bertujuan untuk memberikan cetak biru bagi program budaya terpadu dan beasiswa warisan budaya. Sebelumnya, RCU telah bermitra dengan UNESCO dalam program Monumen Dunia untuk mendokumentasikan dan meningkatkan kesadaran tentang kota ini. Kolaborasi budaya tersebut pertama kali ditandatangani pada November 2021.
Adapun perjanjian yang ditandatangani pada Juli 2023 merupakan kolaborasi Tahap II. Tahap 2 kemitraan ini berfokus pada dua proyek utama:
- Program Budaya Terpadu, berupa program dua tahun yang berfokus pada kegiatan peningkatan kapasitas untuk cerita dan pengalaman pengunjung, berbagi pengetahuan antara wirausahawan budaya perempuan muda, dan pengembangan jaringan internasional. Program ini juga akan membahas bagaimana warisan dan kreativitas dapat berkontribusi dalam pembangunan kota berkelanjutan dan model pembangunan Al Ula yang melibatkan budaya dan berpusat pada masyarakat.
- Program Beasiswa, berupa program beasiswa selama delapan belas bulan untuk sepuluh penerima yang berfokus pada penguatan kapasitas dan membangun jaringan bagi para peneliti dan profesional warisan budaya melalui program pelatihan berbasis lokasi. Program ini dikelola bersama oleh UNESCO dan Kingdoms Institute, badan penelitian dan konservasi RCU.
Kemitraan ini juga sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030, yang bertujuan untuk mengeksplorasi potensi Al Ula di bidang arkeologi, pariwisata, budaya, dan pendidikan sekaligus melestarikan karakter alam dan sejarah kawasan tersebut.
Budaya untuk Pembangunan Berkelanjutan
Kebudayaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Meskipun terdampak krisis dunia saat ini, Kebudayaan dapat berperan dalam menciptakan solusi. Untuk itu, Kebudayaan mesti diakui perannya dalam memajukan pembangunan berkelanjutan, termasuk di bidang pendidikan, ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Kolaborasi budaya antara UNESCO dan Komisi Kerajaan untuk Al Ula diharapkan akan memupuk hubungan yang lebih kuat antara Kebudayaan dan pembangunan berkelanjutan.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.