Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menaikkan Batas Usia Dewasa di Filipina dan Harapan yang Lebih Lagi

Upaya ini membuka jalan untuk kemungkinan-kemungkinan yang lebih luas bagi peraturan-peraturan yang bisa melindungi perempuan, anak-anak, dan kelompok-kelompok rentan lainnya di Filipina.
Oleh Kresentia Madina
23 Maret 2022
tiga perempuan muda saling bergandengan tangan

Foto oleh Charlein Gracia di Unsplash

Filipina telah menaikkan batas usia bisa melakukan hubungan seksual secara konsensual dari 12 tahun sampai 16 tahun. Ini merupakan batas terendah di Asia Tenggara, satu dari yang paling rendah di dunia. Warga Filipina, bersama dengan Senator Risa Hontiveros di Kongres dan LSM seperti Plan International dan Save the Children, selama bertahun-tahun telah bersama-sama mengupayakan agar batas usia dewasa ini bisa dinaikkan. President Rodrigo Roa Duterte menandatangani rancangan undang-undang tersebut pada 4 Maret 2022 setelah disahkan oleh Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat pada Desember 2021.

Pentingnya usia minimum untuk hubungan seksual secara konsensual

Usia minimum untuk hubungan seksual secara konsensual adalah usia dimana seseorang dianggap mampu untuk memberikan persetujuan dalam aktivitas seksual. Peraturan ini merupakan upaya preventif dalam melawan kekerasan seksual pada anak dan isu-isu mental serta fisik yang mungkin menyertai aktivitas-aktivitas seksual dini. Isu-isu tersebut meliputi trauma, kehamilan tidak diinginkan, putus sekolah, dan banyak lagi.

Seruan untuk memprioritaskan RUU untuk Mengakhiri Perkosaan Anak ditujukan pada Kongres Filipina di 2021. Penelitian pada 2015 mengenai kekerasan terhadap anak menunjukkan temuan bahwa “satu dari setiap lima anak di Filipina (19,1%) berusia 13-17 tahun dilaporkan mengalami kekerasan seksual.” Menaikkan batas usia dari 12 ke 16 merupakan salah satu upaya preventif yang disarankan oleh PBB.

Bagaimana isi undang-undangnya?

Undang-undang yang baru mendefinisikan perkosaan statutori (perkosaan anak) sebagai aktivitas seksual yang dilakukan dengan seseorang dengan usia di bawah 16 tahun. Akan ada pengecualian jika selisih usianya tidak melebihi 3 tahun dan aktivitas seksual tersebut terbukti konsensual (dengan persetujuan), tanpa kekerasan, dan tanpa eksploitasi. Meskipun demikian, pengecualian tersebut tidak berlaku jika korban berusia di bawah 13 tahun.

Dalam peraturan seperti ini, orang dewasa yang melecehkan anak di bawah umur harus dipenjara. Anak di bawah umur didefinisikan sebagai mereka yang berusia di atas 16 tahun tetapi masih di bawah 18 tahun. Hukuman yang lebih besar akan diberikan kepada mereka yang melecehkan anggota keluarganya berapapun usianya.

Peraturan ini juga mengamanatkan pada Departemen Pendidikan untuk memasukkan topik perlindungan dan hak-hak anak ke dalam kurikulum.

Langkah selanjutnya bagi Filipina

Menaikkan usia persetujuan seks merupakan pencapaian penting bagi Filipina setelah Undang-undang Pelarangan Pernikahan Anak yang disahkan pada Januari tahun ini. Undang-undang ini melarang pernikahan jika satu atau kedua pasangannya berusia di bawah 18 tahun, baik dalam konteks agama maupun budaya. Hampir sama dengan Undang-undang untuk Mengakhiri Perkosaan Anak, undang-undang ini bertujuan untuk melindungi anak-anak, khususnya anak-anak perempuan, dari konsekuensi pernikahan dini.

Sementara itu, permohonan untuk men-dekriminalisasi Perzinaan dan Pergundikan, legalisasi RUU Perceraian, dan RUU Kesetaraan Orientasi Seksual dan Ekspresi Identitas Gender masih berlangsung. Disahkannya Undang-undang untuk Mengakhiri Perkosaan Anak setelah puluhan tahun diperjuangkan membuka kesempatan-kesempatan yang lebih luas bagi disahkannya berbagai peraturan yang melindungi perempuan, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya di Filipina.

Penerjemah: Iffah Hannah

Versi asli artikel ini diterbitkan dalam bahasa Inggris di platform media digital Green Network Asia – Internasional.

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Jumlah Pengungsi Berlipat Ganda di Myanmar
Berikutnya: Memimpin dengan ESG: Mengapa Eksekutif dan Direksi Memerlukan Pendidikan Keberlanjutan

Lihat Konten GNA Lainnya

siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025
Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025
tumpukan sampah yang dibakar Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi

Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2025
gambar jarak dekat sebuah botol air plastik terdampar di bibir pantai yang berbuih Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
22 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia