Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Memberdayakan Migran dalam Menghadapi Bencana Iklim

Perlu tindakan untuk melindungi migran dari bencana iklim, terutama oleh pemerintah dan otoritas di semua tingkatan, untuk mencapai misi “tidak meninggalkan seorang pun di belakang.”
Oleh Kresentia Madina
16 Desember 2022
tulisan “No One is Illegal” ditulis di dinding putih di trotoar

Foto oleh Miko Guziuk di Unsplash.

Migrasi merupakan bagian dari perkembangan dunia ketika orang-orang mencari perlindungan dan pekerjaan di negara lain. Namun seringkali para migran tidak mendapatkan perlindungan yang memadai untuk dapat menjalani kehidupan yang layak. Di tengah perubahan iklim, melindungi para migran menjadi hal yang mendesak bagi negara-negara di dunia, terutama negara-negara yang rentan terhadap bencana iklim.

Kondisi migran di tengah perubahan iklim

Perubahan iklim memengaruhi kita semua tanpa pandang kewarganegaraan. Saat planet Bumi diterpa bencana iklim, banyak orang terpaksa pindah untuk mencari tempat yang lebih aman demi melanjutkan hidup. Hal ini terutama terjadi di Asia Tenggara, kawasan yang sangat rentan terhadap bencana seperti banjir, kekeringan, dan badai. Sayangnya, para migran dan orang-orang yang bermigrasi karena berbagai alasan terancam karena tidak ada perlindungan yang memadai.

Migran menjadi sangat rentan dalam keadaan darurat iklim. Hal ini terutama karena mereka sering tidak disertakan dalam rencana kesiapsiagaan dan tanggap bencana tingkat nasional maupun lokal, sehingga mereka kekurangan akses informasi yang kredibel dan perlindungan sosial.

Menanggapi hal tersebut, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memfasilitasi pelaksanaan Migrants in Countries in Crisis (MICIC) untuk mendukung upaya perlindungan migran di negara-negara yang mengalami krisis.

Migran di negara-negara krisis

Sebagai bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, IOM bertujuan untuk menyediakan layanan migrasi bagi pemerintah nasional dan para migran. Sasaran IOM meliputi para pengungsi, orang terlantar, dan pekerja migran. Inisiatif MICIC diluncurkan pada tahun 2014 sebagai upaya pimpinan pemerintah yang diketuai bersama oleh Amerika Serikat dan Filipina untuk “meningkatkan perlindungan migran ketika negara tempat mereka tinggal, bekerja, belajar, transit, atau bepergian mengalami konflik atau bencana alam.”

Pada tahun 2016, Inisiatif MICIC mengembangkan sebuah pedoman berjudul “Pedoman untuk Melindungi Migran di Negara-Negara yang Mengalami Konflik atau Bencana Alam,” yang berisi 15 pedoman praktis untuk mempersiapkan dan menanggapi krisis dengan benar bagi para pemangku kepentingan dari tingkat lokal hingga internasional. Sesuai namanya, pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran aksi tanggap-krisis yang melindungi dan memberdayakan migran, meningkatkan kapasitas mereka, dan membantu migran dan masyarakat pulih dari krisis.

Di Asia Tenggara, IOM telah mengembangkan kapasitas pemerintah dan mitra untuk mengadopsi prinsip-prinsip MICIC dan mengimplementasikannya sebagai tindakan. Thailand adalah negara pertama yang mengadopsi pedoman ini dengan memberikan pelatihan kepada lebih dari 170 pejabat dan 1.500 anggota masyarakat, mulai dari lokakarya hingga latihan simulasi langsung.

Menyelamatkan nyawa adalah hal utama

Dengan semangat untuk tidak meninggalkan seorang pun di belakang, penting bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan untuk melindungi migran. Inisiatif MICIC berfungsi sebagai panduan, baik dalam prinsip maupun praktik, untuk mengimplementasikan langkah-langkah yang menyertakan migran.

“Sekarang tugas kita semua adalah tidak membiarkan pedoman ini berdebu di rak buku, tetapi menerapkannya di seluruh dunia untuk mengurangi penderitaan dan keputusasaan para migran yang terkena dampak krisis— kenyataan yang sudah terlalu sering kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Peter Sutherland, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Migrasi Internasional.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mengulik Sistem Peringatan Dini Berbasis Ponsel
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Rencana Uni Eropa Sederhanakan Standar Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan

Continue Reading

Sebelumnya: Memperkuat Perlindungan Pekerja Migran yang Responsif Gender
Berikutnya: Investasi Rp10 Triliun untuk Pengembangan Energi Bersih

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

foto udara KEK Mandalika; terdapat jalanan dan beberapa bangunan di wilayah yang terhubung pantai dan laut Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika

Oleh Seftyana Khairunisa
26 Agustus 2025
pasangan lanjut usia menggunakkan masker Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Kabar
  • Unggulan

Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi

Oleh Dinda Rahmania
26 Agustus 2025
Sekelompok laki-laki muda berfoto bersama seorang ibu di depan sebuah rumah. Perempuan Penjaga Hutan di Negeri Patriarki: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Perempuan Penjaga Hutan di Negeri Patriarki: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh

Oleh Naufal Akram
25 Agustus 2025
buku terbuka Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan

Oleh Yanto Pratiknyo
25 Agustus 2025
kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia