Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Selandia Baru Luncurkan Peta Interaktif untuk Restorasi Keanekaragaman Hayati

Peta Restorasi Ekosistem yang diluncurkan oleh Eco-index bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi keanekaragaman hayati Selandia Baru.
Oleh Kresentia Madina
14 Desember 2023
foto burung berbulu hitam dengan corak biru putih di bagian leher.

Burung tūī, spesies asli Selandia Baru. | Foto: Andrea Lightfoot di Unsplash.

Selandia Baru adalah rumah bagi sekitar 80.000 spesies keanekaragaman hayati endemik. Sayangnya, jumlah spesies asli di negara tersebut secara bertahap menyusut karena tekanan dari spesies invasif, aktivitas manusia, dan perubahan iklim. Selain itu, minimnya data dan informasi juga menghambat proses konservasi. Terkait hal ini, BioHeritage National Science Challenge Selandia Baru meluncurkan peta interaktif untuk memahami kondisi keanekaragaman hayati Selandia Baru dengan lebih baik.

Keanekaragaman Hayati Selandia Baru

Sepertiga spesies keanekaragaman hayati Selandia Baru terdaftar sebagai spesies yang terancam dan berisiko. Misalnya, data dari Departemen Konservasi Selandia Baru menunjukkan bahwa 71 spesies burung terdaftar sebagai spesies terancam, dan 107 spesies dinyatakan berisiko dari 487 taksa yang diperiksa. Ini termasuk burung asli kākāpō (Strigops habroptilus) dan kea (Nestor notabilis). Alih fungsi lahan, tingginya tingkat polusi air, dan spesies predator merupakan beberapa penyebab penurunan keanekaragaman hayati di Selandia Baru.

Menerapkan upaya konservasi praktis memerlukan pemahaman menyeluruh tentang kondisi keanekaragaman hayati. Dalam hal ini, penilaian dan pemutakhiran data menjadi alat yang sangat penting. Sayangnya, masih terdapat kesenjangan data mengenai keanekaragaman hayati Selandia Baru, dengan sekitar sepertiga spesies yang disebutkan masih terdaftar dalam kategori kekurangan data. Peta Restorasi Ekosistem yang diluncurkan oleh Eco-index bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Peta Interaktif Eco-Index

Eco-index adalah program penelitian di bawah BioHeritage National Science Challenge Selandia Baru. Program ini bertujuan untuk mengatasi penurunan keanekaragaman hayati di Aotearoa dengan meningkatkan upaya dan koordinasi untuk melindungi, memulihkan, dan menghubungkan ekosistem asli.

Dalam program ini, para peneliti dan ilmuwan mengembangkan peta interaktif dengan masukan dari pemangku kepentingan terkait, termasuk para pemimpin masyarakat adat, perwakilan dewan, dan kelompok advokasi industri. Peta Restorasi Ekosistem berisi informasi mengenai wilayah alami dimana suatu spesies hidup secara alami dan wilayah prioritas restorasi dimana keanekaragaman hayati lokal paling terancam. Tujuannya adalah untuk mencapai cakupan lahan minimal 15% dari setiap ekosistem asli di negara tersebut.

“Dalam ilmu pengetahuan, diketahui bahwa keanekaragaman hayati akan berubah jika kita dapat menjaga setidaknya 15% dari kisaran alami yang diharapkan dari setiap ekosistem asli,” kata Dr Kiri Joy Wallace, salah satu pemimpin Eco-index. “Di beberapa daerah, untuk mencapai 15% diperlukan rekonstruksi ekosistem asli secara menyeluruh melalui upaya restorasi ekologi seperti penanaman pohon dan pemusnahan spesies non-asli. Di wilayah yang sudah memiliki 15% tutupan lahan asli, melindungi ekosistem yang ada adalah kuncinya.”

Menjembatani Kesenjangan Informasi

Peta Restorasi Ekosistem mendukung upaya dan kebijakan nasional Selandia Baru untuk menjaga Keanekaragaman Hayati Asli. Peta Restorasi ini mendorong pemerintah, bisnis, masyarakat adat, dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk lebih memahami kondisi keanekaragaman hayati Selandia Baru dengan memungkinkan mereka berbagi informasi tentang setiap ekosistem di setiap daerah tangkapan air di negara tersebut. Peta ini juga diharapkan dapat menjembatani kesenjangan informasi seputar keanekaragaman hayati di Selandia Baru.

“Di tingkat nasional, terdapat tantangan seputar pengumpulan, akses, dan pembagian data keanekaragaman hayati,” kata Sam Rowland, Manajer Program – Alam, Perubahan Sistem di Jaringan Bisnis Berkelanjutan dan salah satu ketua Eastern Whio Link. “Peta ini merupakan awal yang baik untuk mengatasi permasalahan tersebut, dan kami sangat antusias untuk memanfaatkan informasi ini untuk strategi dan perencanaan keanekaragaman hayati.”

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Melindungi Hak-Hak Dasar Anak-anak Pengungsi di Indonesia
Berikutnya: Singapura-AS Jalin Kemitraan untuk Bangun Koridor Pelayaran Ramah Lingkungan

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia