Kepemimpinan Pemuda dalam 1M1B Activate Impact Summit

Pemuda adalah masa depan. Ketika dunia terus berkembang, sangat penting untuk membekali kaum muda dengan keterampilan dan wadah yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan. Hal itu menjadi misi 1M1B (1 Juta untuk 1 Miliar).

1 Juta untuk 1 Miliar

Didirikan pada tahun 2014, 1M1B adalah organisasi nirlaba terakreditasi PBB yang berfokus pada keterampilan masa depan dan kepemimpinan pemuda di India. Seperti namanya, organisasi ini bertujuan untuk mengaktifkan 1 juta pemimpin yang akan berdampak pada 1 miliar orang.

Apa yang dilakukan organisasi ini berkutat pada tiga kategori utama:

Keterampilan Masa Depan, berfokus pada pencapaian rangkaian keterampilan untuk pekerjaan masa depan seperti AI (kecerdasan buatan), kreativitas, dan metaverse.
Inisiatif Akar Rumput, berfokus pada percepatan keterampilan anak muda, perempuan, dan pekerja di daerah pedesaan yang akan memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan dan magang.
Kepemimpinan Global, berfokus pada pembinaan pemuda melalui kurikulum kepemimpinan untuk menjadikan mereka pemimpin yang dapat mengatasi masalah riil dunia.

Organisasi ini berfokus pada peningkatan keterampilan kaum muda dan mendorong mereka untuk membantu orang lain melalui tindakan nyata. “1M1B memberdayakan para pemimpin dan pengusaha muda untuk mempercepat inovasi hingga ke dasar piramida. Mereka bersama-sama menciptakan model bisnis terakhir dan membawa semua layanan ini ke akar rumput, ”kata Manav Subodh, Co-Founder 1M1B.

1M1B Activate Impact Summit Keenam

Sebagai bagian dari Inisiatif Pemimpin Masa Depan, 1M1B menggelar 1M1B Activate Impact Summit tahunan di Markas Besar PBB di New York. Ajang ini merupakan kesempatan bagi para pemimpin muda terpilih untuk mempresentasikan proyek dan kontribusi mereka pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Konferensi ini diadakan dengan kerja sama dengan Unit Masyarakat Sipil Departemen Komunikasi Global PBB.

Tahun ini menandai 1M1B Activate Impact Summit Keenam setelah dua tahun terakhir absen karena Pandemi COVID-19. Melalui berbagai panel tentang kesetaraan gender, pendidikan digital, dan keterampilan masa depan, para pemimpin muda ini mengilustrasikan bahwa jalan menuju keberlanjutan berlapis-lapis dan harus ditangani dengan berbagai pendekatan. Misalnya, beberapa proyek tentang pendidikan, pencegahan pelecehan seksual, dan kesehatan dihadirkan untuk mempercepat realisasi Tujuan 5 terkait Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan.

Meskipun proyek tersebut berbasis di India, masalah yang dihadapi para pemimpin muda ini juga relevan dalam skala global. “Proyek ini mungkin sekilas terkesan sangat lokal, terarah, dan spesifik secara budaya. Tapi sebenarnya tidak demikian. Proyek ini adalah ide cemerlang yang dapat ditiru, ditingkatkan, diterapkan ke komunitas lainnya, direplikasi, dan diatur orang lain untuk benar-benar berjalan,”kata Kristin Elington, Pendiri A Call to Act, salah satu juri dalam konferensi tersebut.

Di akhir konferensi, 1M1B mengumumkan inisiatif baru terkait akselerator keberlanjutan untuk green internships (magang hijau) yang disebut Flaunch. Proyek ini bertujuan untuk mendemokratisasi pendidikan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi generasi muda yang ingin mengambil tindakan dalam memecahkan masalah dunia dan akan dilaksanakan di 25.000 sekolah di India.

Simak rekaman lengkap 1M1B Activate Impact Summit di sini.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Kresentia Madina

Reporter at Green Network Asia | Website | + posts

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.