Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Krisis Air Dunia yang Kian Mengkhawatirkan

Sekitar setengah populasi dunia sedang menghadapi krisis air. Lantas, apa saja faktor penyebab krisis air secara global?
Oleh Kresentia Madina
1 Agustus 2024
sekumpulan wadah air dipotret dari atas

Foto: Kyle Winkle di Unsplash.

Kita sangat bergantung pada air untuk bertahan hidup. Saat ini, kekurangan air terjadi di berbagai belahan dunia dan membuat banyak orang menderita. Lalu, bagaimana kondisi krisis air dunia saat ini dan apa saja faktor penyebabnya?

Masalah Krisis Air

Permintaan akan air bersih semakin meningkat karena perkembangan sosial-ekonomi dan perubahan pola konsumsi. Sebanyak 70% penggunaan air ada di sektor pertanian, diikuti oleh industri (20%) dan keperluan rumah tangga (10%). Dengan kata lain, kebutuhan air meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk.

Namun, pada saat yang sama, sekitar setengah populasi dunia menghadapi kelangkaan air. Laporan Pembangunan Air Dunia PBB 2024 menyatakan bahwa seperempat populasi global menghadapi tingkat kekurangan air yang sangat tinggi, dimana mereka menggunakan lebih dari 80% pasokan air tawar terbarukan setiap tahunnya. Kurangnya akses terhadap air dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan karena kurangnya sanitasi, menghambat produksi pertanian, dan bahkan mengganggu perdamaian dan kesejahteraan suatu negara.

Lalu, apa yang menyebabkan krisis air di seluruh dunia?

Beragam Kondisi dan Faktor Penyebab secara Global

Banyak faktor yang dapat menyebabkan krisis air. Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan iklim, yang dapat menyebabkan pola cuaca yang tidak biasa. Di Yunani, misalnya, banyak pulau yang dilaporkan kekurangan air akibat rendahnya curah hujan yang berkepanjangan. Di Naxos, salah satu pulau di Yunani, waduk tadah hujan hanya menampung sepertiga dari kapasitasnya pada tahun 2023. Pihak berwenang memperkirakan musim turis akan menambah tekanan pada pasokan air karena melonjaknya permintaan. 

Selain itu, pesatnya urbanisasi dan industrialisasi, industri pariwisata, dan lemahnya tata kelola infrastruktur merupakan penyebab utama krisis air yang sedang berlangsung di banyak tempat, termasuk di Kepulauan Karibia. Wilayah ini telah mengalami berbagai bentuk kekurangan air dalam lima tahun terakhir, seperti kekeringan di Trinidad dan pembatasan air di Jamaika. Badai dan cuaca ekstrem lainnya yang terkait dengan perubahan iklim semakin memperparah kekurangan akses air di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, infrastruktur air adalah salah satu hal pertama yang terkena dampak konflik, seperti yang terjadi di Sudan. Di Gaza Selatan, Palestina, UNICEF memperkirakan anak-anak pengungsi hanya dapat mengakses 1,5 hingga 2 liter air setiap hari, jauh di bawah standar manusia yakni 15 liter. Akibatnya, anak-anak menderita dehidrasi, diare, dan gizi buruk. Kurangnya air untuk sanitasi juga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera. Mengatasi faktor-faktor ini untuk mengatasi krisis air memerlukan intervensi dan kolaborasi sistematis antarpemangku kepentingan.

Mengejar Ketertinggalan

Hanya tinggal beberapa tahun lagi sebelum tenggat waktu Agenda 2030 berakhir, Tujuan 6 SDGs tidak berjalan sesuai rencana—seperti halnya banyak tujuan yang lain. Oleh karena itu, mengejar ketertinggalan ini memerlukan komitmen yang kuat dan rencana aksi yang jelas dari pemerintah, organisasi, dan para pemangku kepentingan terkait lainnya untuk mengakhiri krisis air secara global. 

Pemerintah harus memperbaiki pengelolaan air di tingkat nasional dan daerah serta mengintegrasikan aksi iklim ke dalam kebijakan dan peraturan terkait air. Sementara itu, organisasi juga harus menciptakan proyek bantuan untuk memastikan akses terhadap air bersih bagi semua.

Editor: Nazalea Kusuma 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: 115 Pulau Kecil dan Sedang Terancam Tenggelam
Berikutnya: Meningkatnya Tren Gaya Hidup Berkelanjutan di Dunia, Bagaimana di Indonesia?

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia