Peran Literasi dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Namun hingga saat ini, pendidikan berkualitas masih menjadi “barang mewah” bagi banyak orang. Sebagai bagian fundamental dari pendidikan, literasi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan. Lantas, bagaimana mendukung literasi dan pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik untuk semua?
Literasi Hari Ini
Literasi merupakan keterampilan yang terus berkembang, dan telah melampaui konsep dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung hingga mencakup keterampilan terkait digital. UNESCO mendefinisikan literasi sebagai “suatu rangkaian pembelajaran dan kemahiran dalam membaca, menulis dan menggunakan angka sepanjang hidup dan merupakan bagian dari serangkaian keterampilan yang lebih luas, yang mencakup literasi digital, literasi media, literasi pembangunan berkelanjutan dan kewarganegaraan global serta pekerjaan dengan keahlian khusus.”
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia literasi mengalami perkembangan pesat. Data menunjukkan bahwa lebih dari 86% populasi dunia mengetahui cara membaca dan menulis pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 1979 yang hanya 68%.
Namun, sedikitnya 763 juta orang di dunia masih belum bisa membaca dan menulis, dan dua pertiganya adalah perempuan. Sementara itu, pandemi COVID-19 telah membawa dampak buruk lain terhadap kemajuan yang telah dicapai. Data terbaru menunjukkan bahwa perkembangan keterampilan di kalangan remaja berada di luar jalur, dengan 250 juta anak gagal mencapai keterampilan membaca dasar.
Literasi dan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 menyerukan tersedianya pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang. Mewujudkan tujuan ini memerlukan transformasi signifikan dalam berbagai aspek pendidikan, termasuk literasi. Namun, pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek dan tujuan yang saling terkait. Karenanya, dampak peningkatan literasi juga dapat berdampak pada aspek lain.
Memperoleh keterampilan literasi dapat memberdayakan masyarakat dengan kemampuan mendasar untuk memahami dan membuat keputusan berdasarkan informasi dalam berbagai aspek kehidupan. Literasi secara signifikan juga dapat membantu mengentaskan kemiskinan. Misalnya, literasi keuangan dapat mendorong perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam perekonomian dan memenuhi kebutuhan keuangan mereka.
Laporan Global ke-3 UNESCO tentang Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa mengungkap bahwa program literasi membantu mengembangkan nilai-nilai demokrasi, hidup berdampingan secara damai, dan solidaritas masyarakat. Keterampilan literasi juga penting untuk memastikan pekerja berfungsi secara efektif dan meningkatkan kualitas kerja secara keseluruhan.
Membekali masyarakat dengan keterampilan literasi dapat mendorong kemajuan di bidang kesehatan, energi, pertanian, dan aspek lainnya. Jika masyarakat mempunyai keterampilan yang diperlukan dan kesempatan yang cukup untuk mempelajari dan menerapkan pengetahuan mereka, hal itu dapat menstimulasi wawasan, ide, dan inisiatif baru di berbagai sektor, sehingga menghasilkan kemajuan dan dampak yang lebih besar bagi semua orang.
Berorientasi pada Manusia
Literasi dan pembangunan berkelanjutan saling berkaitan. Belajar adalah proses seumur hidup yang tidak berhenti ketika seseorang keluar dari sekolah. Masyarakat dari segala usia mesti memiliki hak dan akses ke pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Oleh karena itu, meningkatkan akses ke pendidikan berkualitas dan pembelajaran sepanjang hayat sangat penting untuk mencapai perkembangan pembangunan berkelanjutan. Hal ini tentu saja termasuk memastikan bahwa orang-orang dari segala usia dapat memperoleh keterampilan literasi.
Dalam catatan Hari Literasi Internasional 2023, UNESCO menyerukan pendekatan lintas-sektoral dalam mendorong pengembangan literasi dan numerasi di berbagai bidang pembangunan dan perdamaian. Menempatkan manusia sebagai pusat pembuatan kebijakan, program, dan praktik sangatlah penting untuk menciptakan tindakan yang bermakna dan memanfaatkan kekuatan transformatif literasi.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.