Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Potret Kemiskinan dan Kelaparan Global saat Ini

Laporan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2022 menunjukkan bagaimana dunia telah membalikkan kemajuan bertahun-tahun dalam kemiskinan dan kelaparan global.
Oleh Nazalea Kusuma
18 Juli 2022
Tangan memegang koin dilihat dari atas.

Foto oleh Riya Kumari

Saat ini, semakin banyak orang kelaparan dan hidup miskin dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pandemi COVID-19, konflik global, dan perubahan iklim menyebabkan ketimpangan terbesar yang tumbuh di generasi ini, dan orang-orang yang paling tidak bertanggung jawab adalah yang paling terdampak.

Pada 7 Juli, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis Laporan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2022. Laporan ini menunjukkan bagaimana dunia telah membalikkan kemajuan selama bertahun-tahun dalam hal kemiskinan dan kelaparan global.

Tingkat Kemiskinan Meningkat

PBB memproyeksikan bahwa sekitar 657-676 juta orang tinggal di hunian yang mengenaskan pada tahun 2022.

Antara 2015 hingga 2018, tingkat kemiskinan global menurun 1,5%. Sayangnya, tahun 2019 hingga 2020 terjadi kenaikan pertama tingkat kemiskinan ekstrem sejak tahun 1998. Ini berarti bahwa ada tambahan 93 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan pendapatan kurang dari $1,90 per hari.

Pandemi COVID-19 memaksa hampir semua negara untuk membuat langkah-langkah baru dalam hal perlindungan sosial. Namun, banyak yang hanya berupa solusi jangka pendek, dan langkah-langkah tersebut tidak merata secara global. Lebih dari separuh penganggur di negara-negara berpenghasilan tinggi menerima bantuan langsung tunai, sementara di negara-negara berpenghasilan rendah penganggur yang mendapatkan bantuan hanya 1%.

Pekerjaan & ketimpangan yang bertumbuh

Menurut proyeksi dalam laporan tersebut, tingkat pengangguran global akan tetap di atas angka pra-pandemi setidaknya hingga 2023. Saat semua pihak terdampak, yang terjadi justru adalah pelatihan, pendidikan, dan pekerjaan bagi kaum muda dan perempuan tidak proporsional.

Selain itu, data dari tahun 2020 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan pekerja meningkat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir karena pemotongan gaji dan pengurangan jam kerja. Dengan kata lain, 8 juta tambahan pekerja terdesak ke jurang kemiskinan, dengan Afrika Sub-Sahara dan Oceania (tidak termasuk Selandia Baru dan Australia) menjadi yang terparah.

Sebagaimana dianalisis oleh Forum Ekonomi Dunia, kesenjangan pendapatan yang melebar ini dapat mengakibatkan perpecahan antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan negara-negara berpenghasilan rendah. PBB menyebut inflasi, kenaikan suku bunga, utang, persaingan prioritas, ruang fiskal yang terbatas, dan tingkat vaksinasi COVID-19 yang rendah karena banyak perjuangan yang dihadapi negara-negara berkembang dalam pemulihan ekonomi.

Kelaparan Dunia

Diperkirakan sekitar 828 juta orang di seluruh dunia menghadapi kelaparan pada tahun 2021. Selain itu, hampir 2,3 miliar orang mengalami kerawanan pangan sedang maupun parah, kekurangan akses makanan yang memadai. Ini berarti hampir 350 juta lebih orang menderita kelaparan sejak awal pandemi.

Selain pandemi COVID-19, perubahan iklim dan krisis Ukraina memperburuk masalah pasokan pangan global. Ukraina dan Federasi Rusia memasok 30% gandum, 20% jagung, dan 80% produk biji bunga matahari dalam ekspor global.

Pada Maret 2022, harga pangan global hampir 30% lebih tinggi dibanding tahun lalu. Di antara kenaikan biaya pangan dan gangguan rantai pasokan, negara-negara yang bergantung pada impor semakin rentan terhadap kekurangan pangan dibanding sebelumnya.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Tindakan mendesak, berani, dan kolektif perlu dilakukan sekarang demi kesempatan di masa depan yang lebih baik.

“Untuk pulih dari pandemi COVID-19 dan mewujudkan keberlanjutan global, kita membutuhkan upaya penyelamatan mendesak untuk SDGs. Kita harus memenuhi komitmen kita untuk mendukung orang-orang, komunitas, dan negara yang paling rentan di dunia,” kata António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB.

Penerjemah & Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Berakhirnya Era Keemasan Beras Indonesia
Berikutnya: Menengok Pengembangan Keterampilan Anak dan Remaja saat Ini

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia