Skip to content
  • Tentang
  • GNA Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan GNA
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Komitmen Dominika Bangun Cagar Alam Paus Sperma Pertama di Dunia

Cagar alam paus sperma di Dominika diharapkan dapat menciptakan konservasi laut, penyimpanan karbon, pariwisata berkelanjutan, dan pemanfaatan laut berkelanjutan.
Oleh Nazalea Kusuma
29 November 2023
induk paus sperma dan anaknya di lautan

Foto: Wikimedia

Kehidupan manusia berkaitan erat dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem. Masing-masing saling mempengaruhi dan memberi dampak satu sama lain ketika terjadi perubahan. Sebagai contoh, rencana cagar alam paus sperma yang pertama di Dominika akan berdampak pada konservasi, pariwisata, pelayaran, penangkapan ikan, dan emisi karbon. 

Paus Sperma di Dominika

Paus sperma (Physeter macrocephalus) adalah spesies paus bergigi terbesar, dengan panjang rata-rata 15 meter. Mereka dapat ditemukan di seluruh dunia. Namun, pantai barat negara kepulauan kecil Dominika adalah tempat mencari makan dan perawatan paus sperma.

Paus sperma membentuk klan, unit keluarga matrilineal yang kuat dengan “dialek” pola klik yang unik. Kebanyakan paus sperma di Dominika adalah bagian dari Klan Karibia Timur dan tidak melakukan perjalanan jauh dari rumah—tidak seperti jenis paus yang lain. Para ahli memperkirakan kurang dari 300 paus sperma hidup di perairan Dominika.

Setelah penurunan drastis sejak sekitar tahun 2008, populasi paus sperma di wilayah ini terus menurun sekitar 3% setiap tahunnya. Aktivitas penangkapan ikan, pelayaran, dan pariwisata merupakan ancaman terbesar bagi mereka.

“Paus-paus sperma terjerat dalam alat penangkapan ikan, menelan sampah plastik yang terbawa ke laut, ditelan oleh kebisingan yang menyebar jauh ke laut tempat mereka berburu cumi-cumi, dan ditabrak oleh kapal-kapal, dan itu ancaman yang sangat besar di Karibia, dimana segala sesuatunya diimpor dan banyak kapal transit antarpulau,” kata Shane Gero, pendiri Proyek Paus Sperma Dominika. 

Cagar Alam Paus Sperma

Pada November 2023, pemerintah Dominika mengumumkan rencana untuk membangun cagar alam paus sperma pertama di dunia di lepas pantai barat di Laut Karibia. Cagar alam ini akan membentang seluas 788 kilometer persegi, mencakup 3% zona ekonomi eksklusif (ZEE) Dominika.

Perdana Menteri Dominika Roosevelt Skerrit menganggap paus sperma sebagai warga negara. Katanya, “Nenek moyang mereka kemungkinan besar menghuni Dominika sebelum manusia tiba. Kami ingin memastikan hewan-hewan yang agung dan sangat cerdas ini aman dari bahaya dan terus menjaga perairan dan iklim kita tetap sehat.”

Para ilmuwan dilibatkan dalam rencana pendirian cagar alam ini, dan petugas serta pengamat akan ditempatkan untuk memperkuat peraturan baru. Peraturan baru ini akan mengatur secara ketat—bukan melarang—aktivitas penangkapan ikan, lalu lintas kapal, penetapan koridor, dan aktivitas pariwisata.

Penyerap Karbon, Konservasi Laut, dan Pariwisata Berkelanjutan

Paus sperma berpotensi besar untuk menyerap karbon, khususnya kotorannya. Kotorannya yang kaya nutrisi mendorong perkembangan fitoplankton, yang menangkap karbon dioksida dari air laut.

“Ketika plankton ini mati, ia tenggelam ke dasar lautan hingga laut dalam dengan karbon di dalamnya. Ini kemudian menjadi penyerap karbon. Semakin banyak paus di lautan, semakin besar pula kemampuannya dalam membantu kita melakukan mitigasi perubahan iklim,” kata pendiri Pristine Seas, Enric Sala. Menurut perkiraan Sala, paus sperma Dominika dapat memerangkap 4.200 metrik ton karbon setiap tahunnya.

“Dominika mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bagaimana menyelaraskan konservasi laut dengan pemanfaatan laut yang bertanggung jawab. Operasi wisata paus yang dirancang dan diatur dengan baik dapat menghasilkan pendapatan ekonomi untuk mengimbangi biaya langsung pengelolaan dan penegakan cagar alam – dan membawa manfaat tambahan bagi penduduk Dominika,” kata Kristin Rechberger, CEO Dynamic Planet dan penasihat rencana cagar alam.

Rechberger menyimpulkan, “Dengan rencana bisnis konservasi yang tepat, perlindungan alam dapat dicapai oleh semua negara, besar dan kecil.”

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan GNA Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Meningkatkan Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat
Berikutnya: Dampak Konten Berbahaya di Media Sosial terhadap Pembangunan Perdamaian

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

seorang perempuan berjilbab memasukkan kaleng minuman ke dalam mesin daur ulang pfandstation. Menengok Pfandsystem, Sistem Deposit sebagai Upaya Pengelolaan Sampah di Jerman
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Menengok Pfandsystem, Sistem Deposit sebagai Upaya Pengelolaan Sampah di Jerman

Oleh Niken Pusparani Permata
14 Agustus 2025
gedung pencakar langit dengan logo-logo Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil

Oleh Dinda Rahmania
14 Agustus 2025
Sejumlah petani di Bengkulu menggiling padi di tengah sawah Penghapusan Rafaksi dan Dampaknya terhadap Tata Kelola Beras
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Penghapusan Rafaksi dan Dampaknya terhadap Tata Kelola Beras

Oleh Andi Batara
13 Agustus 2025
botol plastik yang mengapung di dalam air Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur

Oleh Kresentia Madina
13 Agustus 2025
pemandangan danau yang rusak Neokolonialisme Terselubung dalam Kemasan “Sustainable Tourism” di Danau Toba
  • Opini
  • Unggulan

Neokolonialisme Terselubung dalam Kemasan “Sustainable Tourism” di Danau Toba

Oleh Adzra’a Aqiilah Luthfi
12 Agustus 2025
dua perempuan mengenakan pakaian tradisional Peru duduk di dekat dinding batu Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat

Oleh Kresentia Madina
12 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Internship GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia