Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menagih Tanggung Jawab Mitigasi dan Adaptasi Iklim dengan Litigasi Perubahan Iklim

Litigasi perubahan iklim merupakan jalan untuk menagih komitmen dan tanggung jawab mitigasi dan adaptasi iklim di seluruh dunia.
Oleh Kresentia Madina
23 April 2024
foto jarak dekat sebuah tanda meja dengan tulisan “PLAINTIFF”

Foto: Wesley Tingey di Unsplash.

Di tengah perjuangan melawan dampak perubahan iklim, banyak pihak yang berupaya mencari bantuan dan keadilan melalui tindakan hukum. Dalam hal ini, litigasi perubahan iklim telah meningkat secara global dalam beberapa tahun terakhir, dan ini menekankan bahwa terdapat jalan untuk mendorong komitmen dan tanggung jawab mitigasi dan adaptasi iklim di seluruh dunia.

Siapa yang Bertanggung Jawab atas Perubahan Iklim?

Perubahan iklim selalu menjadi isu kelas sosial. Sebagai individu, tanggung jawab kita atas krisis iklim yang terjadi jelas berbeda dengan tanggung jawab pemerintah, dunia usaha, dan organisasi, baik dalam hal memperparah maupun untuk mengatasinya. Dengan kata lain, pihak-pihak yang berkuasa mesti mengambil tindakan yang lebih besar untuk menghentikan dan memulihkan keadaan.

Namun, upaya internasional yang ada sejauh ini masih minim jika melihat krisis iklim yang semakin memburuk. Sebagai respons atas hal ini, banyak individu, komunitas, dan aktor lain yang mengajukan litigasi iklim dalam beberapa tahun terakhir untuk menuntut aksi iklim dari pihak-pihak yang mestinya bertanggung jawab. 

Sebagai contoh, sekelompok perempuan lanjut usia di Swiss berhasil memenangkan kasus penting terkait perubahan iklim melawan pemerintah setempat pada April 2024. Pengadilan memutuskan bahwa pemerintah Swiss bersalah karena kurangnya tindakan dalam melindungi warganya dari risiko dampak iklim, termasuk gelombang panas. Contoh lainnya, di Thailand, tujuh kelompok masyarakat sipil mengajukan gugatan terhadap pemerintah karena mengabaikan perlindungan hak warga negara atas udara bersih, pada  Maret 2022.

Gugatan serupa juga berlangsung di berbagai belahan dunia. Laporan Litigasi Iklim Global: Tinjauan Status 2023 yang diterbitkan oleh Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mengungkap bagaimana perkembangan litigasi iklim secara global di berbagai negara. Laporan ini memberikan perkembangan dari dua versi sebelumnya, yakni versi 2017 dan versi 2020.

Tren Litigasi Perubahan Iklim

Secara global, litigasi perubahan iklim mengalami peningkatan tren. Laporan UNEP menggunakan definisi litigasi iklim dari Sabin Center for Climate Change Law, yang mencakup “gugatan yang mengangkat permasalahan hukum atau fakta material yang berkaitan dengan mitigasi, adaptasi, atau ilmu pengetahuan tentang perubahan iklim.”

Pada Desember 2022, database Sabin Center mencatat 2.180 gugatan perubahan iklim yang diajukan di 65 yurisdiksi dan pengadilan internasional atau regional, tribunal, badan kuasi-yudisial, atau badan peradilan lainnya. Pada tahun 2020, 1.550 gugatan diajukan di 39 yurisdiksi.

Sebagian besar gugatan berlangsung di wilayah Global North, mewakili 89% dari total litigasi perubahan iklim. Sementara itu, wilayah Global South hanya menyumbang 5,2% gugatan, sedangkan wilayah kawasan menyumbang 5,8%. Laporan tersebut mencatat bahwa kawasan seperti Asia dan Afrika masih kurang terwakili karena kesenjangan dalam penelitian dan database.

Individu, masyarakat sipil, dan pihak lain yang memulai gugatan hukum dapat menuntut integrasi dan penegakan undang-undang iklim, komitmen, dan tindakan iklim yang lebih efektif dari pihak yang berkuasa, serta menuntut kompensasi atas kerusakan iklim. Laporan tersebut mengidentifikasi enam kategori kasus litigasi iklim: penggunaan “hak iklim” dalam litigasi iklim, penegakan hukum dalam negeri, menjaga bahan bakar fosil dan penyerap karbon tetap berada di dalam tanah, kewajiban dan tanggung jawab perusahaan, pengungkapan iklim dan greenwashing, serta kegagalan untuk beradaptasi dan dampak adaptasi.

Mendorong Komitmen & Tindakan yang Tegas

Dampak perubahan iklim mungkin tidak dapat diperbaiki pada masa mendatang. Tidak hanya itu, dampak tambahan yang ditimbulkan dari kemiskinan, konflik, bencana alam, dan krisis lainnya dapat menambah beban upaya mitigasi dan adaptasi iklim secara signifikan. Oleh karena itu, kita semua mesti bertindak sekarang juga.

Litigasi iklim memungkinkan individu, masyarakat sipil, dan pihak lain untuk mengatasi dan memperbaiki upaya yang tidak efisien dan tidak memadai yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan pihak terkait lainnya dalam mengatasi krisis iklim. Dengan dukungan yang tepat, litigasi iklim juga berpotensi memperjuangkan hak-hak kelompok marginal, termasuk anak-anak, perempuan, dan Masyarakat Adat, dengan mendorong mereka mengambil tindakan dan menegaskan hak-hak mereka.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Pesantren Darul Ashom Sediakan Pendidikan Islam untuk Anak-Anak Tuli
Berikutnya: Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani melalui Koperasi Pertanian Multipihak

Lihat Konten GNA Lainnya

Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025
tumpukan sampah yang dibakar Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi

Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2025
gambar jarak dekat sebuah botol air plastik terdampar di bibir pantai yang berbuih Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
22 Oktober 2025
foto palu sidang berwarna coklat dan sebuah borgol yang tergelak di atas permukaan kayu Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?

Oleh Seftyana Khairunisa
21 Oktober 2025
Hutan rumput laut dengan sinar matahari yang menembus air Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat

Oleh Attiatul Noor
21 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia