Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Meningkatnya Perburuan Badak Afrika di Afrika Selatan

Pemerintah mencatat bahwa 499 badak Afrika diburu di seluruh Afrika Selatan, 51 lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Oleh Kresentia Madina
11 Maret 2024
sekawanan badak sedang beristirahat di tengah ladang

Foto: Matthias Mullie di Unsplash.

Benua Afrika terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang kaya. Di Afrika Selatan, misalnya, ada begitu banyak spesies tumbuhan dan hewan, termasuk badak Afrika. Sayangnya, perburuan liar menyebabkan penurunan populasi badak Afrika di negara tersebut secara signifikan. Menurut pemerintah setempat, perburuan badak Afrika mengalami peningkatan.

Populasi Badak Afrika

Kebanyakan badak Afrika hidup di negara-negara Afrika bagian selatan, termasuk Namibia, Botswana, Zimbabwe, dan Afrika Selatan. Badak Afrika memainkan peran penting dalam membentuk dan menyeimbangkan ekosistem dengan bertindak sebagai penggembala. Selain itu, badak Afrika juga menarik wisatawan, sehingga menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan bagi penduduk setempat.

Sayangnya, populasi badak Afrika terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perburuan liar, termasuk pembunuhan ilegal dan perdagangan satwa liar. Badak Afrika banyak dicari karena culanya digunakan untuk pengobatan tradisional. Permasalahan ini terutama terjadi antara tahun 2007 hingga 2014 ketika jumlah badak Afrika yang diburu di Afrika Selatan melonjak dari 13 menjadi 1.215 ekor.

Meningkatnya Perburuan Liar

Dalam pernyataan yang disampaikan pada 27 Februari 2024, Departemen Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup Afrika Selatan mengungkap adanya peningkatan perburuan badak di negara tersebut. Pemerintah setempat mencatat bahwa 499 badak diburu di seluruh penjuru Afrika Selatan. Jumlah tersebut 51 lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tekanan kembali terjadi di Provinsi KwaZulu-Natal (KZN), dimana Taman Hluhluwe-iMfolozi menghadapi beban terbesar dari kasus perburuan liar, dengan kehilangan 307 dari total kerugian perburuan nasional. Ini merupakan kerugian terbesar akibat perburuan liar di provinsi ini,” kata Barbara Creecy, Menteri Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup Afrika Selatan.

Sementara itu, Taman Nasional Kruger (KNP) mencatat 78 kasus perburuan liar pada tahun 2023.

Meningkatnya perburuan liar terjadi setelah beberapa kemajuan dicapai pada tahun 2022. Menurut IUCN, terjadi peningkatan populasi badak hitam sebesar 4,2% dan peningkatan populasi badak putih sebesar 5,6% di seluruh Afrika. Hal ini semakin menekankan pentingnya mengatasi perburuan liar dan kejahatan terhadap satwa liar lainnya untuk menciptakan kemajuan yang stabil dan signifikan dalam konservasi satwa liar.

Kolaborasi untuk Memerangi Kejahatan terhadap Satwa Liar

Salah satu kunci untuk memerangi kejahatan terhadap satwa liar adalah kolaborasi. Dalam pernyataannya, Menteri Creecy menyampaikan bahwa pemerintah Afrika Selatan mulai melibatkan partisipasi lintas departemen dan memperkuat kemitraan publik-swasta untuk mengatasi perdagangan satwa liar.

Selain itu, Departemen Kehutanan, Perikanan, dan Lingkungan Hidup juga berencana merevisi Rencana Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Badak Hitam dan Badak Putih untuk memperkuat pendekatan strategis dan rencana aksi konservasi badak Afrika di seluruh negara dan benua Afrika. Pada akhirnya, mengatasi kejahatan terhadap satwa liar juga harus dibarengi dengan perbaikan pengelolaan keanekaragaman hayati untuk mencapai kemajuan yang lebih efektif dalam perlindungan dan pelestarian.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Depolitisasi Isu Air di Indonesia
Berikutnya: Bagaimana Tabanan Menjaga Ketahanan Pangan

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia