Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Meningkatnya Risiko Kabut Asap Lintas Batas di Asia Tenggara

Laporan Singapore Institute of International Affairs menyebut bahwa adanya peluang El Niño menyebabkan risiko kabut asap lintas batas di Asia Tenggara semakin meningkat.
Oleh Kresentia Madina
11 Agustus 2023
pencemaran asap di wilayah perkotaan

Foto: Alex Gindin di Unsplash.

Polusi udara dan kabut asap merupakan bahaya yang serius. Kebakaran hutan dan lahan, serta berbagai aktivitas manusia, telah menyebabkan polusi udara dan kabut asap parah di berbagai tempat. Laporan terbaru Singapore Institute of International Affairs mengungkap bagaimana kondisi kabut asap lintas batas di negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Kabut Asap Lintas Batas

Kabut asap terdiri dari debu, uap air, dan asap dari kebakaran hutan dan lahan yang melayang di udara, yang mengganggu penglihatan dan pernapasan. Kabut asap lintas batas terjadi ketika kerapatan dan luasannya masih dapat diukur setelah menyebar ke negara lain.

Laporan Haze Outlook 2023 yang dirilis oleh lembaga penelitian Singapore Institute of International Affairs menganalisis risiko kabut asap lintas batas di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan wilayah sekitarnya. Laporan tersebut menggabungkan analisis cuaca, penelitian, dan wawancara dengan pemerintah, agribisnis, bank, konsultan, lembaga penelitian, dan LSM. Selanjutnya, dari rangkuman dan hasil analisis, laporan tersebut menetapkannya pada skala Hijau, Kuning, dan Merah, dimana Merah merupakan risiko tertinggi. Berdasarkan laporan tersebut, terdapat skala Merah kabut asap di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, di tengah peluang El Niño.

Peluang El Niño

Menurut laporan tersebut, langit di negara-negara ASEAN relatif bebas kabut dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berkaitan dengan kebijakan dan tindakan efektif pemerintah dan perusahaan besar dalam pengelolaan hutan. Cuaca basah juga berkontribusi untuk menekan terjadinya kebakaran hutan. Namun, adanya peluang El Niño meningkatkan risiko kabut asap lintas batas yang parah, terutama di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

El Niño merupakan periode pemanasan permukaan laut yang tidak biasa setiap beberapa tahun. Biasanya, El Niño ditandai dengan kenaikan 0,5°C di atas rata-rata jangka panjang di permukaan laut tropis timur Pasifik. Meskipun tak selalu sama, El Niño umumnya menghasilkan cuaca panas di atas rata-rata. Laporan tersebut memperkirakan risiko tinggi kabut asap lintas batas akibat kebakaran di tengah musim kemarau.

Laporan tersebut menggabungkan tiga faktor untuk membuat penilaian risiko: cuaca, kebijakan, dan pasar. Penilaian risiko Merah didorong terutama oleh pola cuaca. Terdapat 84% peluang El Niño dengan efek yang kuat dan 25% peluang ‘El Niño super‘ yang ditandai dengan suhu yang sangat tinggi di wilayah tersebut.

Perlu Persiapan

Di tengah iklim yang terus berubah, persiapan menjadi sangat penting untuk mengantisipasi dampak. Pada Juni 2023, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) menyatakan bahwa peluang El Niño telah meningkat dan diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun.

Laporan tersebut menyarankan Indonesia dan Malaysia, sebagai negara kunci, untuk terus memantau perkembangan El Niño di lapangan. Selain itu, diperlukan juga penguatan upaya dan protokol sub-regional untuk mengatasi masalah asap lintas batas.

Baca laporan selengkapnya di sini.

Penerjemah: Abul Muamar

Versi asli artikel ini diterbitkan dalam bahasa Inggris di platform media digital Green Network Asia – Internasional.

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Dekarbonisasi Industri Penerbangan dengan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan
Berikutnya: Ananda Sukarlan, Memberikan Pendidikan Seni Musik Gratis untuk Anak-Anak Kurang Mampu

Lihat Konten GNA Lainnya

dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia