Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Putusan Pengadilan Ekuador Tegaskan Pengakuan Hak Alam Sungai Machángara

Putusan pengadilan di Ekuador menegaskan pelanggaran terhadap hak-hak alam Sungai Machángara karena polusi dan pengabaian oleh pemerintah kota setempat.
Oleh Nazalea Kusuma
30 Juli 2024
Foto: Freepik.

sungai dengan tumbuhan hijau yang tercemar sampah

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dengan alam. Namun, manusia kerap melupakan prinsip ini dan mengabaikannya atas nama pembangunan. Kini, di tengah kerusakan alam yang semakin mengkhawatirkan, semakin banyak orang yang mengambil sikap. Sebagai contoh, putusan pengadilan di Ekuador pada Juli 2024 menegaskan pelanggaran terhadap hak alam Sungai Machángara karena polusi dan pembiaran.

Putusan Pengadilan terkait Kondisi Sungai Machángara

Berada di Andes selatan, Sungai Machángara melintasi Ibu Kota Ekuador, Quito. Sungai sepanjang 22 km ini sangat tercemar oleh sampah dan kontaminan lainnya dari air limbah yang tidak diolah. Pejabat kota setempat mengakui bahwa mereka hanya mengolah 2% sungai tersebut. Akibatnya, rata-rata kadar oksigen Sungai Machángara berada di angka 2%, menjadikannya sungai ‘mati’ yang tidak cocok untuk kehidupan akuatik. 

Pada Mei 2024, kelompok masyarakat Ekuador mengajukan gugatan hukum atas ke Pengadilan Pichincha dalam rangka “Aksi Perlindungan” Sungai Machángara. Meskipun ada banding dari pemerintah kota, pada tanggal 5 Juli, pengadilan akhirnya memutuskan bahwa Pemerintah Kota Quito melanggar hak alam Sungai Machángara.

Selain itu, pengadilan juga memerintahkan Pemerintah Kota Quito untuk melakukan dekontaminasi sungai, sekaligus tindakan nyata untuk mengurangi polusi dan pendirian instalasi pengolahan air. Putusan tersebut juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah kota, kelompok warga, dan masyarakat sipil. Selain itu, disebutkan bahwa pendanaan bukanlah masalah jika pemerintah kota dapat mengelola sumber daya secara efektif dan meminta dukungan keuangan dari pemerintah pusat.

“Memiliki putusan yang mengakui hak alam Sungai Machángara, sungai terpenting di Ibu Kota Quito, dan perintah untuk memulihkannya adalah sebuah sejarah, dan tentunya merupakan sebuah kisah sukses,” kata aktivis dan ilmuwan politik asal Ekuador, Natalia Greene. “Ini menjadi preseden bagi upaya kolaboratif antara warga negara dan pihak berwenang untuk mencapai tujuan bersama.”

Mengarusutamakan Hak Alam

Pada dasarnya, Hak Alam (Right of Nature/RoN) adalah kerangka hukum yang mengakui hak intrinsik alam untuk terus ada dan bebas dari pemanfaatan manusia.

Ekuador adalah negara pertama yang mengakui Hak-Hak Alam dalam konstitusinya pada tahun 2008. Negara-negara lain di dunia kini sedang mengejar ketertinggalan, dimana pemerintah nasional dan masyarakat adat berupaya untuk memasukkan Hak-Hak Alam ke dalam pemerintahan mereka dengan tepat.

Di AS, Masyarakat dan Komunitas Adat memimpin upaya ini dengan menyediakan buku panduan berisi sumber daya dan strategi bagi masyarakat adat yang tertarik untuk mengimplementasikan hak-hak alam. Sementara itu, sebuah konferensi di India mengeksplorasi Hak Alam dalam pemerintahan adat dari perspektif multidisiplin seperti sejarah, sosiologi, ilmu konservasi, studi pembangunan, serta studi budaya dan kreatif.

Berbagai tantangan terkait perubahan iklim telah mendorong kita untuk mengkaji ulang cara hidup, dan untuk itu langkah-langkah tegas harus diambil. Harapannya, pengakuan hukum yang luas terhadap hak-hak alam akan membuka jalan bagi hidup berdampingan secara damai dan berkelanjutan antara manusia dan planet Bumi.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Jika Anda melihat konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia

Langganan Anda akan memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, sekaligus mendukung kapasitas finansial GNA untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Continue Reading

Sebelumnya: ‘Nutrisi Hari Esok’: Inisiatif Menu yang Lebih Ramah Iklim
Berikutnya: Bantuan Langsung Petani: Harapan untuk Atasi Masalah Subsidi Pupuk

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia