Sierra Leone Sediakan 30% Kuota Kursi Pejabat Publik untuk Perempuan melalui UU Kesetaraan Gender
Foto: Annie Spratt di Unsplash.
Setiap orang berhak mendapatkan kehidupan yang layak dengan kesempatan untuk bekerja, akses kesehatan, dan lain sebagainya. Saat ini, peluang perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia kerja dan urusan publik semakin besar. Namun, keadaan di seluruh dunia berbeda-beda. Tahun ini dimulai dengan awal yang baik bagi perempuan Sierra Leone. Pemerintah negara tersebut baru saja mengesahkan undang-undang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Perjuangan perempuan Sierra Leone
Perempuan di Sierra Leone telah lama menjadi korban ketimpangan gender. Pada tahun 2021, negara tersebut menempati peringkat 162 dari 170 pada indeks Ketimpangan Gender UNDP. Data UN Women menunjukkan per Februari 2021, hanya 12,3% kursi di parlemen Sierra Leone yang diduduki perempuan. Kasus perkawinan di bawah umur dan terbatasnya akses kesehatan dan kesempatan kerja juga masih marak terjadi.
Memiliki kesempatan untuk bekerja dan menghasilkan uang sendiri dapat meningkatkan ketahanan perempuan, terutama dalam keadaan darurat. Dengan berpartisipasi dalam politik, perempuan juga dapat memperluas cakupan isu dan solusi yang dipertimbangkan oleh pemerintah dan publik, serta berkontribusi pada kemajuan kesetaraan gender.
Kuota 30%
Untungnya, pemberdayaan perempuan di Sierra Leone mengalami kemajuan. Pada akhir Januari 2023, Presiden Julius Maada Bio mengesahkan RUU Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan menjadi Undang-Undang. UU tersebut dirumuskan dan dikembangkan oleh Kementerian Gender dan Urusan Anak pada tahun 2021.
Berdasarkan undang-undang tersebut, Sierra Leone menyediakan kuota kursi pejabat publik minimal 30% untuk perempuan. UU ini juga mengatur kesempatan pelatihan yang setara bagi karyawan perempuan dan lembaga keuangan untuk meningkatkan akses terhadap keuangan bagi perempuan.
“Menutup kesenjangan gender adalah tujuan sebenarnya dari RUU ini,” kata Presiden Julius Bio dalam wawancara dengan VOA. “Anda tidak dapat mengatakan bahwa Anda serius tentang pengembangan, dan Anda mengunci lebih dari 50% energi Anda di dapur, atau di tempat lain, dan berharap untuk membuat kemajuan,” imbuhnya.
Kemajuan negara
Pengesahan UU Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan merupakan “kemenangan” yang luar biasa bagi perempuan Sierra Leone. Namun, perjalanan tidak berhenti sampai di sini. Tindakan dan pengembangan terus dilakukan untuk memastikan pembangunan yang lebih kuat bagi perempuan Sierra Leone. National Democratic Institute, misalnya, akan membekali calon pejabat perempuan dengan alat, sumber daya, dan lingkungan yang diperlukan untuk meluncurkan kampanye yang sukses dan mengamankan kursi parlemen dan dewan perwakilan rakyat daerah. Bagaimanapun, UU tersebut menandai langkah signifikan dalam perjalanan perempuan Sierra Leone menuju kesetaraan.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks saat ini, membekali diri, tim, dan komunitas dengan wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bukan lagi pilihan — melainkan kebutuhan strategis untuk tetap terdepan dan relevan.
Join SekarangMadina is the Assistant Manager for Digital Publications at Green Network Asia. She graduated from Universitas Indonesia with a bachelor's degree in English Literature. She has three years of professional experience working on GNA international digital publications, programs, and partnerships particularly on social and cultural issues.

Menilik Simpul Antara ‘Gajah Terakhir’ dan Banjir di Sumatera
Meningkatnya Angka Pengangguran Sarjana dan Sinyal Putus Asa di Pasar Kerja Indonesia
Wawancara dengan May Tan-Mullins, CEO dan Rektor University of Reading Malaysia
Memperkuat Ketahanan Masyarakat di Tengah Meningkatnya Risiko Bencana
UU KUHAP 2025 dan Jalan Mundur Perlindungan Lingkungan
Wawancara dengan Eu Chin Fen, CEO Frasers Hospitality