Kesadaran Kesehatan Mental Lintas Generasi: Generasi Muda Membutuhkanmu
Semakin hari, semakin banyak orang-orang yang membicarakan kesehatan mental. Bagi yang belum mengetahui, meningkatnya topik kesehatan mental di berbagai forum diskusi dan publikasi terkini mungkin membingungkan. Apakah kesehatan mental sepenting itu? Apa dan bagaimana kesehatan mental lintas generasi?
Hal Dasar
Yang perlu digarisbawahi adalah, keseluruhan kondisi kesehatan dan kesejahteraan kita sebagai manusia sebenarnya juga mencakup kondisi kesehatan mental.
World Health Organization (WHO)—Organisasi Kesehatan Dunia, mengumumkan bahwa secara global ada 703.000 orang yang bunuh diri setiap tahunnya. Pada 2019, lebih dari 1 di antara 100 kematian merupakan tindakan bunuh diri. Untuk kalangan usia 15–29 tahun, bunuh diri adalah penyebab kematian tertinggi keempat.
Sementara pengurangan angka kematian akibat bunuh diri terus diutamakan oleh WHO sebagai target global dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan target 3.4, kesehatan mental bertujuan lebih dari itu.
Kesehatan mental, sebagaimana didefinisikan oleh WHO, adalah sebuah kondisi kesehatan yang membuat seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat menghadapi tekanan sehari-hari, dapat bekerja secara produktif, dan dapat berkontribusi pada masyarakat. Banyak faktor yang menentukan kesehatan mental seseorang, termasuk di antaranya adalah faktor biologis, psikologis, dan sosial.
Dukungan, perlindungan, dan pemulihan kesehatan mental sangatlah penting bagi semua orang. Pada sebuah dokumen yang berjudul The WHO Special Initiative for Mental Health (2019-2023): Universal Health Coverage for Mental Health, penanganan kesehatan mental yang berkualitas mengacu pada penanganan yang aman, efektif, efisien, setara, dan berfokus pada manusia itu sendiri.
Kesadaran Kesehatan Mental
Tak diragukan lagi, sangatlah sulit untuk peduli pada sesuatu yang kita sendiri tidak sadar akan keberadaannya. Kesehatan mental dulunya adalah sebuah topik yang tabu di sebagian besar wilayah dunia, hingga saat ini sekalipun. Stigma sosial dan diskriminasi sistemik masih terjadi di ranah global pada orang-orang dengan gangguan kesehatan jiwa.
Hari Kesehatan Mental Dunia (10 Oktober) yang pertama dirayakan pada 1992, merupakan inisiatif dari World Federation for Mental Health. Hari itu diperingati secara internasional sebagai edukasi kesehatan mental dan advokasi melawan stigma sosial.
Beberapa tahun terakhir, tren pembahasan kesehatan mental terus meningkat di berbagai forum diskusi. Informasi dan sumber-sumber tentang topik ini terus bergulir. Orang-orang lambat laun mewajarkan pembicaraan tentang kondisi kesehatan psikologis mereka secara terbuka. Semakin banyak pula orang yang mulai memperhatikan kesejahteraan jiwa mereka.
Secara keseluruhan, kesadaran akan kesehatan mental lintas generasi tampaknya semakin membaik, walau sepertinya itu saja tidaklah cukup.
Kesehatan Mental Anak Muda
Di kalangan generasi muda di seluruh dunia, bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi keempat. Generasi muda adalah masa depan kita, namun mereka juga merupakan salah satu kelompok paling rentan dalam hal kesehatan mental. Ada banyak cara untuk mengangkat isu ini di kalangan generasi muda, mulai dari usia dini dan rentangnya berkisar di antara aspek fisik hingga sosioekonomi. Beberapa di antaranya yang memiliki inisiatif paling populer dan paling mudah dijangkau adalah komunitas seperti Into the Light dan gerakan berbasis media sosial bernama The Artidote. Kampanye Cintai Diri Sendiri dari UNICEF juga merupakan salah satu inisiatif yang paling banyak diketahui.
Namun demikian, dukungan dari orang-orang dewasa dalam kehidupan anak-anak muda sangatlah dibutuhkan.
Kehidupan sekolah dan di rumah bersama keluarga menempati kedudukan utama di kehidupan usia muda. Kondisi mereka di kedua lingkungan itulah yang paling berpengaruh pada keadaan mental anak-anak muda. Dukungan dan pendampingan dari para pembimbing mereka, guru, orang tua, serta para wali menjadi kunci kesejahteraan mereka.
Perbincangan dan diskusi mengenai kesehatan mental mulai mengambil tempat di arus utama, dan anak-anak muda menjadi pusatnya. Sekarang, kita telah memiliki generasi muda global yang membuka mata terhadap kepedulian akan kesehatan jiwa. Generasi yang lebih tua perlu mengambil bagian dan mengejar mereka.
Kesadaran Kesehatan Jiwa sebagai Dukungan Terhadap Generasi Muda
Generasi yang lebih tua memerlukan penanganan kesehatan mental untuk diri mereka juga, sehingga kesadaran akan kesehatan mental ini sebetulnya diperlukan oleh semua usia. Namun, dalam konteks kesehatan mental anak muda, dukungan orang-orang dewasa sangatlah dibutuhkan.
Bayangkan saja, seorang remaja yang sadar bahwa ia memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya tengah mencari pertolongan, tetapi orang-orang dewasa di kehidupan mereka (orang tua, guru, wali) bahkan tak percaya dengan adanya kondisi yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Kasus semacam ini semakin umum ditemui. Hingga hari ini, masih banyak generasi lebih tua yang menyangkal keberadaan dan pentingnya kesehatan mental. Celah pengetahuan antara anak muda dengan sistem pelindung mereka bisa menjadi penghalang bagi anak muda untuk mengakses penanganan kesehatan mental yang mereka butuhkan.
Diperlukan keberanian dan energi yang sangat besar untuk meminta bantuan. Ketika mereka kemudian ditolak karena kurangnya kesadaran orang dewasa terhadap kesehatan mental, hal ini dapat berujung pada situasi berbahaya.
Akses terhadap perawatan kesehatan mental di banyak tempat masih memerlukan kehadiran orang dewasa. Biayanya pun tidak gratis, atau kalaupun ada, membutuhkan langkah yang cukup rumit dan memakan waktu.
Komunitas-komunitas daring dan startup di bidang kesehatan mental semakin banyak didirikan dan mereka mungkin merupakan salah satu penyedia perawatan kesehatan mental yang paling terjangkau oleh anak-anak muda.
Anak-anak muda dapat menerima dukungan secara kasual dan non-formal dari sesama penyintas. Akan tetapi, perlu diingat bahwa dukungan dari para pendamping dapat membahayakan tanpa panduan dan bimbingan yang tepat.
Kesadaran Kesehatan Mental Lintas Generasi
Upaya kita untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental musti menjangkau semua usia. Memang ada penekanan dalam mengangkat topik ini di kalangan anak muda, tapi kita juga harus mengingat adanya kebutuhan akan kesadaran kesehatan mental lintas generasi untuk mendukung anak-anak muda sekaligus untuk membantu generasi yang lebih tua.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Inez Kriya
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.