Skip to content
  • Tentang
  • GNA Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan GNA
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Melihat Lebih Dekat Masalah Hak Asasi Manusia

Setelah 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, permasalahan HAM apa yang masih perlu kita perhatikan?
Oleh Kresentia Madina
12 Desember 2023
seseorang yang mengacungkan poster bertuliskan “No Justice, No Peace” di tengah kerumunan

Photo: Clay Banks di Unsplash.

Sebagai manusia, kita dilahirkan dengan hak-hak yang inheren, mulai dari hak untuk hidup tanpa diskriminasi hingga hak kebebasan berekspresi. Pada 1948, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) sebagai landasan untuk melindungi hak asasi manusia (HAM). Setelah 75 tahun berjalan, permasalahan HAM apa yang masih perlu kita perhatikan?

Kebebasan dan Persamaan Hak

Kita semua mempunyai hak sipil dan politik. Hak-hak ini menjamin kesetaraan di depan hukum, kebebasan berekspresi, partisipasi dalam urusan publik dan pemilihan umum, serta perlindungan hak-hak minoritas. Namun, sampai sejauh ini, perempuan masih kurang terwakili dalam dunia politik. Selain itu, Masyarakat Adat di berbagai belahan dunia masih belum mendapatkan perlindungan hukum dan pengakuan di hadapan hukum.

Kebebasan dan persamaan hak harus diwujudkan melalui partisipasi kolektif seluruh pemangku kepentingan terkait. Hal ini termasuk dengan melibatkan lebih banyak perempuan dalam posisi pemerintahan dan menjaga kebebasan pers. Ketika masyarakat memiliki hak untuk mengutarakan pendapatnya dan pada saat yang sama juga diberikan perlindungan yang memadai, hal ini akan memperkuat suara yang paling perlu kita dengar dan mendorong perubahan yang diperlukan, terutama bagi perempuan, Masyarakat Adat, dan kelompok rentan lainnya.

Kemiskinan Global

Hak atas pangan, perumahan, pendidikan, sanitasi, dan pekerjaan yang layak semuanya berada di bawah payung hak ekonomi, sosial, dan budaya. Namun, akan sulit untuk mewujudkan seluruh hak-hak tersebut tanpa mengatasi salah satu permasalahan paling mendasar di baliknya: kemiskinan.

Tujuan untuk mengakhiri kemiskinan termasuk dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Namun, hingga pertengahan Agenda 2030, hampir 700 juta orang masih hidup dalam kemiskinan ekstrem. Artinya, menurut standar Bank Dunia, mereka hanya memiliki kurang dari $2,15 per hari untuk bertahan hidup. 

Situasinya akan semakin buruk mengingat kemiskinan bersifat multidimensi. Selain kekurangan sumber daya keuangan, kemiskinan juga mencakup kesehatan yang buruk, kurangnya pendidikan, dan standar hidup yang rendah.

Mewujudkan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat memerlukan intervensi skala besar, untuk mengentaskan kemiskinan dan faktor penghambat lainnya. Secara global, harus ada transformasi sistemik untuk memastikan pendekatan yang holistik, inklusif, dan adil dalam mengatasi masalah ini.

Krisis Kemanusiaan

Krisis kemanusiaan semakin sering terjadi dan semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. Bencana alam dan konflik telah menyebabkan banyak orang bermigrasi dan menjadi pengungsi. Dalam keadaan yang mengerikan, hak-hak mereka yang terkena dampak krisis kemanusiaan sering kali diabaikan.

Pengungsi seringkali tidak menerima bantuan yang cukup untuk memenuhi hak-hak mereka dan menjamin kelangsungan hidup mereka. Hal ini termasuk layanan kesehatan, makanan, dan sanitasi dasar. Selain itu, kelompok rentan seperti difabel, anak-anak, dan perempuan sering kali tertinggal atau terabaikan dalam kebijakan dan tindakan tanggap kemanusiaan. Hal ini berarti meniadakan prinsip HAM atas standar hidup yang layak.

Para pemimpin dunia mesti menunjukkan komitmen dan tindakan yang kuat untuk mengakhiri krisis kemanusiaan, terutama perang dan konflik. Memperkuat pengurangan risiko bencana dan bantuan kemanusiaan juga penting untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar bagi orang-orang yang terkena dampak krisis.

Hak Asasi Manusia di Tengah Krisis

Pemenuhan hak asasi manusia universal tidak akan mungkin terjadi tanpa mengatasi permasalahan mendasar di baliknya. Terlebih lagi, kita sekarang hidup di tengah-tengah ketidakpastian akibat berbagai krisis. Selain krisis-krisis yang disebutkan di atas, kita masih harus menghadapi krisis iklim. 

Oleh karena itu, mengambil pendekatan berbasis hak asasi manusia untuk mengatasi berbagai permasalahan dunia saat ini menjadi sangat penting dibanding sebelum-sebelumnya. Menjamin hak asasi manusia bagi semua akan memungkinkan lebih banyak orang mendorong perubahan yang diperlukan bagi manusia dan planet Bumi.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Jika Anda melihat konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Langganan Anda akan memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, sekaligus mendukung kapasitas finansial GNA untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Urgensi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Peluang Energi Terbarukan Global
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pendapat Hukum Mahkamah Internasional terkait Perubahan Iklim: Bermula dari Inisiatif Kaum Muda
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ICSC Luncurkan Alat Pemetaan Instalasi Panel Surya Atap di Filipina
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kolaborasi untuk Mendorong Peningkatan Pendanaan Adaptasi terhadap Bencana Iklim di ASEAN

Continue Reading

Sebelumnya: Mewujudkan Transportasi Kereta Api yang Lebih Berkelanjutan
Berikutnya: BPDLH dan UNDP Luncurkan Program Catalytic Funding dan Insentif Mitigasi Perubahan Iklim

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia