Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

People’s Summit, Desakan untuk Mewujudkan Keadilan Iklim

Koalisi ini percaya bahwa keadilan iklim tidak akan diberikan oleh para pemimpin dunia atau korporasi. Mereka mengajak masyarakat untuk membentuk aksi kolektif, solidaritas, dan koordinasi dari komunitas lokal maupun internasional.
Oleh Nazalea Kusuma
17 November 2021

"Our Time Is Now" - Asad Rehman. | Foto: Oliver Kornblihtt

COP26 baru saja berakhir pada 12 November 2021 lalu di Glasgow, Inggris. Konferensi iklim ini dihadiri oleh sekitar 120 pemimpin dunia untuk membahas ‘kesempatan terakhir yang terbaik’ dalam upaya mencapai target 1,5℃ yang ditentukan dalam Perjanjian Paris. Akan tetapi, banyak pihak meragukan proses ini, dan mereka merasa perlu ada upaya tambahan. People’s Summit on Climate Justice (People’s Summit untuk Keadilan Iklim) adalah manifestasi dari keinginan itu.

Diselenggarakan oleh Koalisi COP26 Coalition, People’s Summit berlangsung selama 7 – 10 November bersama komunitas adat, komunitas baris terdepan (frontline), dan komunitas Global South. Pertemuan ini menampilkan 200 diskusi panel, lokakarya, film, pertunjukan, dan permainan fisik maupun digital secara gratis. Kegiatan di hari pertama saja dihadiri oleh lebih dari 12.000 pendaftar.

Sesi pertemuan fisik direncanakan sesuai dengan pedoman keselamatan COVID-19 yang diatur oleh NHS terlepas dari adanya ketidakmerataan distribusi vaksin global. Keseluruhan acara juga disajikan dalam berbagai bahasa. Sebuah aplikasi bernama interactio dapat diakses untuk memberikan terjemahan simultan terhadap kontribusi para pembicara dalam berbagai bahasa.

Sesi-sesi yang ada juga mencakup beragam topik dari perspektif dan pandangan yang kerap absen dalam COP26, seperti “Mengatasi krisis iklim: Peran jurnalisme dalam melindungi bumi”, yang berlangsung secara digital pada 8/11 dalam bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, dan Portugis. Sesi tatap muka meliputi “Pengetahuan Tradisional Masyarakat Adat dan Solusi Alamiah”, “Dari Krisis menuju Keadilan: Bagaimana caranya mencapai Global Green New Deal?”, dan “Mengubah tempat kerja, mengubah pekerjaan: Menyusun kekuatan dalam tempat kerja berserikat”.

Koalisi COP26 merupakan sebuah koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari kelompok dan individu yang berdomisili di Inggris. Mereka bergerak di sekitar keadilan iklim selama COP26. Koalisi ini percaya bahwa keadilan iklim tidak akan diberikan oleh para pemimpin dunia atau korporasi. Mereka mengajak masyarakat untuk membentuk aksi kolektif, solidaritas, dan koordinasi dari komunitas lokal maupun internasional.

Secara garis besar, tuntutan mereka adalah:

1. Katakan Tidak untuk Bahan Bakar Minyak, Nol Bersih, dan Solusi Palsu

Targetkan Nol Mutlak (Real Zero), bukan Nol Bersih (Net-Zero). Sebagian besar dari pergerakan yang ada di dunia kini menargetkan Nol Bersih, di mana banyak pihak berusaha meniadakan emisi karbon (carbon offsets) sambil tetap menimbulkan polusi dan emisi gas. Menargetkan Nol Mutlak berarti tak ada lagi investasi dan pembangunan infrastruktur baru untuk bahan bakar minyak, pasar karbon, dan teknologi yang riskan dan belum terbukti.

2. Atur Ulang Sistem yang Ada

Atur ulang sistem yang ada untuk mengatasi ketidakadilan, kemiskinan, dan ketimpangan melalui Transisi Keadilan yang Dipimpin oleh Pekerja. Perubahan ini tidak dapat terwujud selama Global North masih menyebabkan pengerukan sumber daya dan pelanggaran hak asasi manusia masih terjadi di wilayah Global South.

3. Reparasi dan Redistribusi ke Komunitas Masyarakat Adat dan Global South

Pertimbangkan hilangnya nyawa, penghidupan, dan ekosistem Masyarakat Adat, masyarakat di baris terdepan, dan masyarakat Global South karena orang-orang inilah yang harus terus membayar harga yang ditimbulkan oleh krisis iklim sementara Global North menarik keuntungan. Hal ini juga mencakup pembatalan hutang-hutang Global South dan menyediakan reparasi untuk kerugian yang ada.

Editor: Marlis Afridah

Penerjemah: Inez Kriya

Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Persiapan Rumah Tangga Tanpa KDRT Bersama Nikah Institute
Berikutnya: Anak-anak Bangkit dari Pandemi: Menangani Hal-hal yang Terabaikan dalam Pembukaan Sekolah Kembali

Lihat Konten GNA Lainnya

Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025
tumpukan sampah yang dibakar Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi

Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2025
gambar jarak dekat sebuah botol air plastik terdampar di bibir pantai yang berbuih Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
22 Oktober 2025
foto palu sidang berwarna coklat dan sebuah borgol yang tergelak di atas permukaan kayu Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?

Oleh Seftyana Khairunisa
21 Oktober 2025
Hutan rumput laut dengan sinar matahari yang menembus air Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat

Oleh Attiatul Noor
21 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia