Laporan Terbaru IPCC: Panggilan Aksi Darurat untuk Membatasi Dampak Fatal Perubahan Iklim
Pada 9 Agustus 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merilis sebuah laporan yang telah disusun oleh 234 ilmuwan dari 66 negara. Laporan ini menggabungkan berbagai lini paleoklimatologi, pengamatan, proses pemahaman, serta simulasi iklim global dan regional.
Climate Change 2021: the Physical Science Basis merupakan laporan dari Kelompok Kerja I. Laporan ini adalah yang pertama dari tiga laporan yang menyusun Sixth Assessment Report (AR6)—Laporan Penilaian Keenam, yang akan di selesaikan pada pertengahan terakhir tahun 2022.
IPCC merupakan salah satu bagian PBB yang didirikan pada 1988 untuk menilai keilmuan yang berhubungan dengan perubahan iklim. Penilaian IPCC menyediakan informasi ilmiah secara periodik kepada para pejabat politik dan pemerintah untuk mengembangkan kebijakan iklim di ranah regional maupun global.
Laporan terbaru IPCC menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca dari kegiatan para manusia adalah penyebab kenaikan suhu sekitar 1,1°C pada pemanasan global antara tahun 1850-1900. Temperatur udara pada dekade terakhir (2011-2020) jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya. Dengan penemuan ini, suhu global diperkirakan akan mencapai atau bahkan melebihi 1,5°C pemanasan dalam 20 tahun ke depan.
Aktivitas manusia berpengaruh pada seluruh komponen sistem iklim, jelas laporan tersebut. Dampak ini dapat dilihat dari peningkatan frekuensi dan intensitas gelombang panas, banjir, kekeringan, dan angin puting beliung; pemanasan laut, pengasaman, dan penurunan kadar oksigen; penurunan es Samudra Arktik, gunung es, lapisan salju, dan permafrost; serta kenaikan permukaan laut yang dapat menyebabkan erosi pantai dan banjir rob di kota-kota pesisir.
Dari laporan IPCC ini, jelas bahwa jika tidak ada pengurangan emisi gas rumah kaca yang segera dilakukan dalam skala besar, kerusakan yang terjadi tidak akan dapat diperbaiki. Tujuan dari Perjanjian Paris 2015 adalah untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C atau bahkan 2°C akan mustahil dilakukan.
“Penyeimbangan iklim memerlukan tindakan yang tangguh, cepat, dan berkelanjutan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai zero-net emisi CO². Pembatasan gas rumah kaca dan polusi udara lainnya, terutama gas metana, bisa bermanfaat untuk kesehatan dan iklim,” ujar Wakil Ketua Kelompok Kerja I, Panmao Zhai.
Upaya ini dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap kualitas udara secara cepat. Namun, tetap saja membutuhkan 20-30 tahun untuk dapat menyeimbangkan temperatur global.
Sixth Assessment Report (AR6) terbaru menampilkan sebuah penilaian regional yang terperinci terhadap perubahan iklim. Hal ini dapat ditelusuri dalam Interactive Atlas yang baru saja dikembangkan. Penilaian regional ini termasuk penilaian risiko, adaptasi risiko, dan alat pembuat kebijakan lainnya. Laporan ini juga menunjukkan kerangka kerja yang dapat membantu penerjemahan perubahan fisik iklim ke dalam pengertian tentang apa maknanya bagi masyarakat dan ekosistem.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menjelaskan, “Ekonomi inklusif dan hijau, kesejahteraan, udara yang lebih bersih, dan kesehatan yang lebih baik sangatlah mungkin dicapai bagi semua orang jika kita menanggapi krisis ini dengan solidaritas dan keberanian.”
Penerjemah: Inez Kriya
Versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris dapat dibaca di sini.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.