Pemijahan Karang di Pulau Fitzroy: Harapan bagi Great Barrier Reef
Pemandangan bawah laut yang sempurna umumnya menampilkan karang beraneka warna dengan ikan di sekelilingnya. Tak sekadar indah, karang merupakan rumah bagi sekitar seperempat spesies laut dunia dan pelindung garis pantai dari erosi dan banjir.
Sayangnya, perubahan iklim mengancam eksistensi terumbu karang di seluruh dunia, termasuk Great Barrier Reef di Australia.
Pemutihan & Restorasi Karang
Pemutihan karang (coral bleaching) terjadi ketika suhu air meningkat, dan menyebabkan karang stres. Ketika stres, karang akan melepaskan alga zooxanthellae yang memberi mereka warna, sehingga menjadi putih.
Pada bulan Maret, peristiwa pemutihan massal di Great Barrier Reef terjadi selama periode pemulihan di tahun La Niña yang lebih dingin. Itu adalah peristiwa pemutihan massal keempat sejak 2016.
“Meningkatnya frekuensi pemanasan suhu laut dan seringnya peristiwa pemutihan massal menunjukkan ancaman serius yang disebabkan oleh perubahan iklim terhadap semua terumbu karang,” kata Dr. Mike Emslie, Pemimpin Program Pemantauan Jangka Panjang Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS). “Gangguan di masa depan dapat merusak pemulihan yang diobservasi dalam waktu singkat.”
Namun, Great Barrier Reef berangsur-angsur pulih. Pada bulan Agustus, AIMS melaporkan tutupan karang tertinggi yang pernah tercatat di Great Barrier Reef bagian utara dan tengah. Selain itu, karang hasil penangkaran di akuarium eksperimental, SeaSim, memijah untuk pertama kalinya beberapa bulan sebelum musim reproduksi tahunan.
Pemijahan Karang di Penangkaran Lepas Pantai
Pemijahan karang merupakan peristiwa ketika karang melepaskan kumpulan telur dan sperma ke dalam air untuk pembuahan. Telur yang telah dibuahi berubah menjadi larva karang, kemudian menempel di permukaan dan tumbuh. Peristiwa ini hanya terjadi setahun sekali setelah bulan purnama dengan suhu air yang tepat.
Malam 12 November adalah momen yang menggembirakan. Karang Acropora di penangkaran karang Pulau Fitzroy di Great Barrier Reef memijah untuk pertama kalinya sejak ditanam empat tahun lalu. Peristiwa ini menandai dimulainya pemijahan karang, di mana terumbu bagian luar diharapkan bereproduksi selama purnama di bulan Desember.
Azri Saparwan, seorang ahli biologi kelautan yang menyaksikan peristiwa ini, girang bukan kepalang. Katanya, “Menyaksikan bayi karang bereproduksi untuk pertama kalinya untuk menciptakan generasi karang berikutnya adalah pengalaman yang indah dan menentramkan.”
Azri adalah bagian dari tim Reef Restoration Foundation (RRF) yang menanam karang pada tahun 2018 di penangkaran lepas pantai dalam penelitian percontohan. Dia menjelaskan, “Kami menanam potongan karang di bagian terumbu karang yang rusak. Spesies pionir ini sudah tumbuh dengan diameter sekitar 1 meter, dan membantu menciptakan habitat yang sehat untuk berbagai terumbu karang dan biota laut.”
Pemijahan karang merupakan tujuan kedua mereka, dan mereka berhasil. CEO RRF Ryan Donelly mengaitkan perkembangan ini dengan sponsor perusahaan dan komunitas.
“Ini berkat masyarakat karena kami tidak menerima dana pemerintah. Kami mengandalkan dukungan dari sekitar 50 sukarelawan, di mana sekitar sepertiga dari penyelam berpengalaman ini bekerja di industri pariwisata,” katanya. “Kita perlu mengurangi emisi global secara drastis, dan pada saat yang sama, bekerja secara kolaboratif untuk membangun ketahanan alam yang kita cintai. Kita semua memiliki peran.”
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.