Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Mengakhiri Kekerasan terhadap Perempuan dengan Perspektif Korban

Pendekatan yang berorientasi pada korban dilakukan dengan memprioritaskan hak, kebutuhan, dan keinginan korban, serta memastikan akses layanan yang tepat, mudah dijangkau, dan berkualitas baik.
Oleh Kresentia Madina
28 November 2022
ilustrasi 5 perempuan yang sedang berpelukan

Ilustrasi oleh Irhan Prabasukma.

Keamanan dan kedamaian adalah hak dasar setiap orang. Namun, selama berabad-abad lamanya, perempuan dan anak perempuan masih rentan mengalami kekerasan. Di lingkungan keluarga terdekat, tempat kerja, hingga ruang virtual, kekerasan terhadap perempuan terus terjadi. Yang menyedihkan, para korban seringkali tidak memiliki daya dan ruang untuk bangkit.

Nestapa Para Korban

Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Sekitar satu dari tiga perempuan di seluruh dunia mengalami pelecehan fisik dan seksual, seringkali oleh pasangan sendiri. UNICEF menyatakan bahwa sedikitnya 14.200 anak mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual antara tahun 2005 hingga 2020.

Mengalami pelecehan atau kekerasan seksual dapat membuat seorang perempuan kehilangan seluruh hidupnya. Korban kekerasan seksual umumnya menderita berbagai dampak fisik dan mental seperti kehamilan yang tidak diinginkan, tertular HIV, gangguan stres pasca-trauma/post-traumatic stress disorder (PTSD), dan pikiran untuk bunuh diri. Nyaris mustahil membiarkan mereka sendirian.

Sayangnya, tidak jarang para korban menghindari bantuan. Budaya menyalahkan korban dan stigma sosial seringkali membuat para korban sulit untuk bangkit karena takut dipermalukan atau dikucilkan dari masyarakat. Dalam beberapa kasus, para korban dipaksa untuk menikah dengan pelakunya sebagai bentuk “penyelesaian”. Banyak pula korban yang bahkan tidak memiliki akses bantuan sama sekali, menempatkan mereka pada jurang kemiskinan, terisolasi, dan rentan mengalami kekerasan lainnya.

Pendekatan dengan Perspektif Korban

Perlu pendekatan yang berorientasi pada korban untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk menjalani hidup setelah mengalami pelecehan atau kekerasan seksual. Pendekatan ini bertujuan untuk memberdayakan para korban dengan memprioritaskan hak, kebutuhan, dan keinginan mereka. Dengan kata lain, pendekatan ini memastikan akses layanan yang tepat, mudah dijangkau, dan berkualitas baik bagi mereka, termasuk akses kesehatan, dukungan psikologis dan sosial, keamanan, dan layanan hukum.

Yang paling utama dari pendekatan ini adalah mengembalikan hak pilih, martabat, dan kehormatan para korban. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pelaku pendampingan, termasuk bantuan hukum dan konselor, untuk memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai untuk memprioritaskan pengalaman dan masukan dari korban. Dalam pembuatan undang-undang, perspektif korban juga sangat penting untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.

“Sangatlah penting untuk berbicara dengan para korban dan bertanya secara terbuka kepada mereka apa yang akan membuat hidup mereka lebih mudah. Kita tanyakan kepada mereka hukum seperti apa yang akan membuat mereka merasa lebih aman, dan meminta pertanggungjawaban pelaku, untuk mengetahui apakah hubungan antara pelaku dan korban dapat berlanjut, terutama dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga,” kata Lori Flohaug, Direktur Hukum dan Kebijakan Global Rights for Women.

Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah yang luas dan kompleks. Namun, satu hal yang pasti: setiap perempuan dan anak perempuan berhak hidup aman dan damai tanpa rasa takut. Perhatian dan bimbingan bagi para korban di setiap lapisan masyarakat adalah hal yang sangat penting. Dan yang paling penting, mengakhiri kekerasan terhadap perempuan tetap menjadi tujuan utama. Tindakan pencegahan dan mitigasi dengan perspektif korban kiranya dapat membawa kita selangkah lebih maju dalam mewujudkan kehidupan yang aman bagi semua orang.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan

Continue Reading

Sebelumnya: Agus Yusuf, Guru Lukis Difabel yang Mengajar dengan Bahagia dalam Keterbatasan
Berikutnya: Jalan Terjal Senyum Puan Menghapus Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak di Lombok

Artikel Terkait

layar hitam menunjukkan angka-angka OJK Luncurkan Panduan Pengembangan dan Penerapan AI dalam Perbankan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

OJK Luncurkan Panduan Pengembangan dan Penerapan AI dalam Perbankan

Oleh Abul Muamar
23 Juni 2025
foto dekat bibit tanaman yang tumbuh di pot Menengok Bagaimana Kebijakan Agroforestri di India dalam Mengatasi Degradasi Lahan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Bagaimana Kebijakan Agroforestri di India dalam Mengatasi Degradasi Lahan

Oleh Attiatul Noor
23 Juni 2025
seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.