Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Pentingnya Melindungi Hak Masyarakat Adat dalam Pembangunan Berkelanjutan

Melindungi hak-hak Masyarakat Adat sangat penting untuk mendukung peran penting mereka dalam pembangunan berkelanjutan.
Oleh Nazalea Kusuma
9 Agustus 2023
sekelompok perempuan adat saling bergandengan tangan di hamparan lahan kosong dengan latar perbukitan.

Ganta Srinivas di Pexels.

Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dengan alam, bahkan bertahun-tahun setelah Revolusi Industri bergulir. Hari ini, kita menyaksikan bagaimana aktivitas manusia telah menyebabkan pemanasan global hingga perubahan iklim yang berdampak pada semua aspek kehidupan. Bagi Masyarakat Adat, dampaknya bisa lebih buruk dari yang kita bayangkan.

Peran Masyarakat Adat dalam Pembangunan Berkelanjutan

Masyarakat Adat mengisi sekitar 6% dari populasi dunia. Meskipun jumlahnya relatif kecil, mereka melindungi hampir 80% keanekaragaman hayati dan ekosistem di Bumi. Selain itu, data menunjukkan bahwa sekitar 91% lahan yang mereka kelola kondisinya baik atau sedang. 

Masyarakat adat menjaga alam melalui budaya, spiritualitas, dan cara hidup mereka yang lekat dengan tanah yang mereka tempati. Mereka memiliki pengetahuan yang tak tepermanai selama berabad-abad tentang pelestarian alam. Peran penting mereka dalam mendukung pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek, antara lain:

  • Konservasi hewan, seperti macan tutul salju di Asia Tengah.
  • Pemanfaatan dan perdagangan berkelanjutan spesies liar.
  • Konservasi hutan.
  • Pariwisata berkelanjutan, seperti melalui kampanye Tiaki Promise.

Diskriminasi terhadap Masyarakat Adat

Meski perannya begitu besar, mereka justru kerap tertinggal di belakang dalam agenda pembangunan. Sekitar 19% populasi miskin di dunia merupakan Masyarakat Adat. Di berbagai belahan dunia, mereka menghadapi diskriminasi sistemik berkepanjangan yang menghambat mereka untuk berkembang. Beberapa hambatan tersebut bahkan dapat mengancam nyawa mereka.

Banyak Masyarakat Adat yang masih hidup dalam ketakutan akan penggusuran lahan meskipun lahan tersebut telah ditempati oleh para pendahulu mereka selama puluhan bahkan ratusan tahun. Praktik diskriminatif lainnya yang kerap mereka alami antara lain pembatasan akses ke air bersih, pendidikan, layanan kesehatan, dan dunia kerja. Mereka juga sangat rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam mengingat mata pencaharian mereka sering bergantung pada tanah yang mereka tempati.

Perlindungan dan Dukungan yang Lebih Baik

Sebagai manusia, Masyarakat Adat layak mendapatkan perlindungan hukum yang kuat layaknya orang pada umumnya. Mendukung mereka dalam mengelola lahan sangatlah penting bagi upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Pengetahuan mereka tentang tanah dan penghuninya sangat penting dalam membangun kerangka kerja dan strategi yang efektif untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem. Oleh karena itu, sangat penting untuk melibatkan mereka dalam proses penyusunan, menempatkan mereka di garis depan pelestarian alam, dan mendanai upaya mereka.

Selain itu, memperkuat perlindungan hukum bagi mereka juga sangat penting. Untuk memaksimalkan potensi mereka sebagai pelestari lahan, kita mesti memastikan bahwa mereka memperoleh hak kepemilikan dan kendali yang sah atas tanah mereka. 

Pada akhirnya, kita tidak boleh lupa bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang alam. Budaya juga merupakan aspek penting dalam keberlanjutan, termasuk bahasa, tradisi, politik, dan nilai-nilai luhur. Lebih dari 4.000 bahasa digunakan oleh 476 juta Masyarakat Adat di seluruh dunia. Sayangnya, bahasa-bahasa itu perlahan-lahan punah.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih masif dalam berbagai aspek. Pemerintah, bisnis, dan masyarakat lokal harus bahu-membahu untuk melindungi Masyarakat Adat dan menghargai serta mendukung peran penting mereka dalam konservasi alam, menciptakan tata kelola yang baik, dan pembangunan perdamaian.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Hangno Hartono, Mengampanyekan Pemanfaatan Sampah Lewat Seni Wayang
Berikutnya: Dekarbonisasi Industri Penerbangan dengan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia