Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Lagu Maison oleh Dreamcatcher: Perubahan Iklim dan Greenwashing dalam Musik

Lirik dan video musik Maison menceritakan kisah peringatan akan mengerikannya perubahan iklim. Meskipun demikian, bukankah itu semua begitu banal?
Oleh Nazalea Kusuma
29 April 2022
tujuh perempuan anggota dreamcatcher berdiri mengelilingi patung tumbuhan laut yang terbuat dari plastik

Gambar Konsep Maison | Foto oleh Dreamcatcher Company

Sekarang ini, hidup kita dihadapkan dengan bahaya mengerikan katastrofi perubahan iklim. Dari berita-berita di kehidupan nyata sampai fiksi, perubahan iklim menjadi topik yang semakin susah dihindari. Beberapa waktu terakhir, Dreamcatcher merilis Maison, sebuah lagu beraliran rock tentang lingkungan.

MAISON – Dreamcatcher 

Dreamcatcher (드림캐쳐) adalah sekelompok penyanyi perempuan dari Korea Selatan yang memulai debutnya di 2017 dengan tujuh anggota. Lagu terbaru yang mereka rilis, Maison (=rumah dalam bahasa Perancis), menceritakan kisah peringatan akan mengerikannya perubahan iklim melalui lirik dan video musiknya.

“Apocalypse berarti kiamat, kehancuran, dan bencana. Bumi, rumah kita, dihancurkan dan disakiti. Album ini ingin memperingatkan para pendengarnya tentang bagaimana bumi ini dihancurkan,” jelas Dreamcatcher dalam showcase untuk album Apocalypse: Save Us.

Di dalam liriknya, Dreamcatcher menyeru mereka yang merusak lingkungan dan mengabaikan masalah lingkungan, meminta para pendengar untuk “ubah kebiasaanmu sekarang juga” sebelum penyesalan datang terlambat. Mereka juga membuat kegiatan fans yang berisi misi-misi kecil yang bisa dilakukan oleh para fans di kehidupan sehari-hari mereka untuk hidup yang lebih berkelanjutan. Kegiatan ini mendorong para fans untuk menggunakan tas belanja alih-alih tas plastik sekali pakai, mencabut peralatan elektronik rumah tangga yang tidak dipakai, dan lain sebagainya.

Greenwashing?

Pesan yang dibawa Dreamcatcher dalam musiknya penting dan mengagumkan. Pertanyaannya adalah: apakah mereka hanya menggunakan perubahan iklim sebagai sebuah konsep dan estetika saja? Apakah semuanya ini banal belaka?

Album ini memiliki lima versi, semuanya dikemas dengan bahan yang tidak bisa didaur ulang serta dikirim ke para fans di seluruh penjuru dunia. Dan untuk acara fans, mereka mendorong untuk hidup lebih berkelanjutan dan melakukan streaming musiknya.

Berhari-hari setelah album dirilis, Dreamcatcher mengumumkan untuk berkolaborasi dengan ENTC dalam membuat sebuah NFT. Mereka menerima banyak kritik dari fans di seluruh dunia, tetapi tidak ada pembatalan.

Ke(tidak)Berlanjutan dalam K-pop

Ketika beberapa artis K-pop dan fans mereka mendorong keberlanjutan melalui beragam duta dan projek, industrinya sendiri justru malah semakin berbahaya. Imbas lingkungan industri musik secara umum – dan K-pop secara khusus – tetap tidak diperhatikan, dan desakan NFT ini mengkhawatirkan.

Seluruh industri NFT ini disebabkan oleh Korean New Deal 2.0 pemerintah untuk membuka wadah metaverse dan mengembangkan teknologi blockchain. Empat perusahaan hiburan terbesar di Korea Selatan (HYBE, SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment) telah mengumumkan keterlibatan mereka dalam NFT, tetap maju meskipun ada banyak reaksi dari fans. Majalah Weverse HYBE baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mendukung NFT dalam musik ketika berita tentang protes para ilmuwan mengenai perubahan iklim muncul.

Apa yang dilakukan oleh industri saat ini dan meningkatnya perhatian publik secara umum mengenai perubahan iklim tidak sejalan. Isu-isu keberlanjutan dalam industri K-pop mestinya ditangani di dalam sistem. Cepat atau lambat, industri ini harus bertransformasi, seperti energi, fashion, dan yang lainnya.

Editor: Marlis Afridah

Penerjemah: Iffah Hannah

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Minyak Sawit dan Keberlanjutan di Indonesia: Larangan Ekspor dan Seruan untuk Perbaikan
Berikutnya: India Integrasikan Energi Surya ke dalam Pasokan Listrik New Delhi dengan Shakti Microgrid

Lihat Konten GNA Lainnya

perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025
seseorang memegang sejumlah uang kertas Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial

Oleh Kresentia Madina
9 Oktober 2025
bagian atas dari donat yang berjamur Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth

Oleh Jalal
8 Oktober 2025
seseorang bermasker di depan klinik Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah

Oleh Dinda Rahmania
8 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia