Dialog Inklusif dalam Food Systems Summit 2021
Makanan adalah sebuah kebutuhan. Ia merupakan sumber utama kehidupan sekaligus bagian penting dalam budaya kita. Kekayaan sistem makanan tak bisa dimungkiri merupakan penyeimbang bagi berbagai variabel dalam produksi makanan, aksi penanganan krisis iklim, pengadaan makanan yang terjangkau, fair trade, dan pola makan sehat. Pada 23 September lalu, para petinggi dunia membahas perihal ini dalam Food Systems Summit 2021 (UNFSS 2021) yang diselenggarakan oleh PBB.
Pandemi COVID-19 telah membuka kekurangan yang ada dalam sistem makanan kita. Sebagaimana yang dilaporkan dalam The State of Food Security and Nutrition in the World 2021 (SOFI 2021), sekitar 720 hingga 811 juta penduduk mengalami kelaparan pada 2020. Sebuah perubahan menuju sebuah sistem makanan yang lebih inklusif dan berkelanjutan tak bisa lagi ditunda.
Dilaksanakan secara virtual dari New York selama High-level Week pada Sidang Majelis Umum PBB ke-76, UNFSS 2021 kali ini menjadi yang pertama terjadi. Pelaksanaannya merupakan kulminasi dari periode 18 bulan lamanya proses keterlibatan yang inklusif terhadap bagaimana mengubah cara-cara kita memproduksi, mengolah, mendistribusikan, dan mengonsumsi makanan. Perhelatan ini menghadirkan para pemuda, petani, Masyarakat Adat, masyarakat sipil, peneliti, serta sektor swasta dalam Dewan Penasihat.
Dr. Agnes Kalibata, Special Envoy to the 2021 Food Systems Summit untuk Sekretaris Jenderal PBB, mengungkapkan, “Lebih dari 1.000 Dialog dilakukan di 145 negara di mana orang-orang tengah meningkatkan kesadaran terhadap tantangan yang kita hadapi, yang tidak hanya terjadi di skala lokal, tetapi juga di skala global.”
Dialog-dialog ini mencakup Dialog Nasional yang diadakan oleh 48 dari 55 negara di Afrika. Produsen makanan yang berada di bawah naungan Pan-African Farmers Organization juga membuat beberapa dialog independent di berbagai kalangan, sebagaimana dikatakan oleh Elizabeth Nsimadala, Presiden Pan-African Farmers Organizations (PAFO) sekaligus anggota Dewan Penasihat UNFSS.
“Kami telah mengadakan dialog-dialog di tujuh wilayah sosiokultural, dengan hampir 300 organisasi Masyarakat Adat turut berpartisipasi,” ujar Myrna Cunningham, seorang aktivis hak Masyarakat Adat sekaligus anggota Dewan Penasihat UNFSS. Ia juga meluncurkan Sistem Makanan Masyarakat Adat pada sebuah pembekalan pers di PBB Kamis lalu.
Food Systems Summit PBB menghasilkan lima Action Tracks dengan total 15 Action Areas. Action Tracks ini akan menitikberatkan keahlian para pemangku kepentingan untuk mengeksplorasi bagaimana tuas perubahan dapat ditarik dan menjadi solusi untuk setiap persimpangan masalah. Kelima Action Tracks itu adalah:
- Memastikan akses kepada makanan yang aman dan bergizi bagi semua orang
- Mengubah pola konsumsi menjadi berkelanjutan
- Meningkatkan produksi yang berdampak positif bagi alam
- Mendukung penghidupan yang adil dan merata, pekerjaan layak, serta pemberdayaan masyarakat
- Membangun ketahanan untuk golongan rentan, terdampak, dan tertekan
Di tingkat nasional, Negara-negara Anggota yang mengembangkan Langkah Nasional untuk Transformasi Sistem Makanan, menyamakan visi tentang apa yang akan/dapat diberikan oleh pemerintah bersama dengan berbagai pemangku kepentingan pada 2030 kelak. Langkah Regional untuk Transformasi Sistem Makanan juga tengah dalam pengembangan.
Lebih jauh lagi, pertemuan ini telah memberikan jalan bagi masyarakat untuk memulai inisiatif-inisiatif pemangku multi-kepentingan dan menyampaikan prioritas-prioritas spesifik untuk mengisi celah yang masih kosong. Hari ini, 218 inisiatif dari para pemangku kepentingan telah terdaftar dalam registrasi komitmen di seluruh Rute Aksi dan Wilayah Aksi. Di antaranya adalah A Coalition for the Transformation of Food Systems Through Agroecology (Koalisi untuk Transformasi Sistem Makanan Melalui Agroekologi) oleh Negara-negara Anggota, masyarakat sipil, organisasi produsen makanan, serta akademisi untuk Action Track 3; Sister-to-sister Learning Approach for Women’s Development (Pendekatan Pembelajaran dari dan bagi Perempuan untuk Pengembangan Perempuan) oleh masyarakat sipil dan organisasi produsen makanan untuk Action Track 4; dan School Meals Coalition: Nutrition, Health and Education for Every Child (Koalisi Makanan Sekolah: Nutrisi, Kesehatan, dan Edukasi untuk Setiap Anak) oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk Negara-negara Anggota untuk Action Track 1.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Inez Kriya
Food Systems Summit PBB 2021 dapat disaksikan di sini.
Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.