Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kenalan dengan Konsep Pendapatan Dasar Konservasi untuk Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Sebuah penelitian baru dari Universitas Edinburgh melihat potensi pendapatan dasar konservasi (CBI) untuk melindungi keanekaragaman hayati.
Oleh Kresentia Madina
9 Juni 2023
seorang pria berdiri di samping kawanan kambing di ladang berumput hijau

Photo: Mihajlo Horvat di Unsplash.

Penurunan keanekaragaman hayati merupakan salah satu masalah terbesar dunia saat ini. Upaya konservasi sangat penting, namun membutuhkan pembiayaan yang memadai agar dapat menghasilkan dampak yang berarti dan inklusif. Sebuah penelitian baru dari Universitas Edinburgh melihat potensi pendapatan dasar konservasi (conservation basic income/CBI) untuk melindungi keanekaragaman hayati.

Pendapatan Dasar Konservasi

Melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati membutuhkan peran semua pihak. Masyarakat adat dan komunitas lokal (MAKL) adalah pelindung krusial keanekaragaman hayati karena hubungannya yang erat dengan alam. Sayangnya, mereka masih mengalami kesulitan terkait keuangan dan perlindungan hukum meskipun peran mereka begitu besar dalam pelestarian alam.

Pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas lokal sangat penting untuk menciptakan dampak berarti dalam konservasi keanekaragaman hayati. Dalam sebuah penelitian baru, para peneliti dari Universitas Edinburgh memperkirakan bahwa pendapatan dasar konservasi (CBI) berpotensi menjadi mekanisme yang kuat dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati.

Seperti halnya pendapatan dasar universal (universal basic income/UBI), CBI memberikan pembayaran tunai tanpa syarat untuk menjamin penghasilan tetap bagi individu yang tinggal di kawasan konservasi yang penting. Penelitian tersebut memperkirakan biaya kotor global dan nasional untuk CBI dengan menilai tiga skenario konservasi terestrial berbasis wilayah global dan menggunakan tiga sistem pembayaran.

Hasil Penelitian

Menerapkan CBI dapat meningkatkan ketahanan dan ketangguhan keuangan masyarakat adat dan komunitas lokal dalam beberapa cara. Menurut penelitian tersebut, CBI dapat memberikan alternatif ekonomi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat lokal pada ekonomi ekstraktif, memberi setiap individu kesempatan untuk berkontribusi secara berarti bagi komunitas mereka, dan memperkuat posisi hukum masyarakat adat dan komunitas lokal untuk bernegosiasi dan menuntut perlindungan lingkungan.

Berdasarkan tiga skenario konservasi, penelitian tersebut menemukan bahwa jumlah penduduk yang memenuhi syarat untuk mendapatkan CBI berkisar antara 232 juta hingga 1.638 juta orang. Lebih dari 75% di antaranya berada di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah. Berdasarkan wilayah, sistem pembayaran, dan kelayakan negara, penelitian tersebut memperkirakan bahwa biaya kotor CBI berkisar antara USD 351 miliar hingga USD 6,73 triliun per tahun.

Skenario biaya yang paling rendah (US$351 miliar) masih menelan biaya lebih tinggi daripada pengeluaran negara saat ini untuk konservasi yang diperkirakan hanya sebesar US$133 miliar per tahun. Namun, skenario biaya tertinggi (US$6,73 triliun) masih jauh lebih kecil dari total pembangkitan nilai ekonomi sebesar US$44 triliun, yang masih bergantung pada alam. Oleh karena itu, data menunjukkan bahwa skenario CBI ini harus dianggap sebagai investasi yang masuk akal untuk konservasi keanekaragaman hayati, nilai ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Pembiayaan dan Implementasi

Mengingat dunia yang semakin tidak dapat diprediksi dan rentan terhadap krisis, memperkuat ketahanan keuangan untuk semua sangat penting untuk mencapai perkembangan dalam pembangunan berkelanjutan. Penelitian tersebut diakhiri dengan rekomendasi pendanaan CBI, di mana pajak lingkungan atas konsumsi dan produksi berbahaya dapat menjadi contoh sumber pendanaan yang memungkinkan.

Penelitian itu juga mencatat beberapa aspek yang patut dipertimbangkan saat mengimplementasikan CBI:

Mempertimbangkan keberadaan dan kelayakan masyarakat lain yang tidak termasuk dalam ruang lingkup studi, seperti masyarakat pesisir dan penggembala.

Mempertimbangkan pembatasan kelayakan yang dirancang dengan hati-hati dan inklusif untuk memastikan keadilan dan menghindari migrasi yang tidak perlu atas nama insentif.

Hindari mengganggu tradisi dan adat istiadat Masyarakat Adat dan hindari menciptakan ketergantungan pada birokrasi negara.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Rakornas LPBI NU Ajak Umat Beragama Dukung Pengurangan Risiko Bencana dengan Ekologi Spiritual
Berikutnya: Menengok Krisis Pangan di Asia yang Melanda Puluhan Juta Manusia

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia