Mengarusutamakan Energi Terbarukan dengan Tenaga Surya Komunitas
Foto: Red Zeppelin di Unsplash.
Seiring semakin panasnya bumi, transisi menuju sistem energi bersih dan terbarukan menjadi suatu urgensi. Saat ini, negara-negara di dunia mulai menggunakan energi dari angin, tenaga surya, air, dan bahkan hidrogen sebagai alternatif berkelanjutan untuk menghasilkan listrik. Namun, masih banyak hambatan yang menghalangi banyak orang untuk merasakan manfaat energi terbarukan ini. Terkait hal ini, tenaga surya komunitas menawarkan cara untuk menjadikan energi terbarukan lebih mudah diakses dan terjangkau bagi semua orang.
Mengenal Tenaga Surya Komunitas
Tenaga surya komunitas merujuk pada pembangkit listrik fotovoltaik, yakni fasilitas yang menggunakan tenaga surya untuk menyediakan listrik ke jaringan. Fasilitas tenaga surya komunitas – terkadang disebut sebagai ladang atau kebun tenaga surya – adalah cara untuk memperluas akses terhadap manfaat energi terbarukan.
Namun, ada berbagai hambatan dalam memasang panel surya sendiri, mulai dari biaya hingga kepemilikan bangunan. Namun, dalam tenaga surya komunitas, warga, bisnis, dan organisasi dapat merasakan manfaat energi surya dengan berbagi hasil dari satu pembangkit listrik tenaga surya yang besar. Meskipun fasilitas ini tidak mengirimkan tenaga surya langsung ke rumah atau bangunan Anda, Anda dapat memperoleh manfaat darinya.
Salah satu caranya adalah dengan membeli bagian kepemilikan pembangkit listrik tenaga surya dan menerima kredit atau diskon pada tagihan listrik Anda yang setara dengan bagian Anda. Cara lainnya adalah dengan berlangganan program tenaga surya komunitas dan menerima diskon tetap tagihan listrik bulanan.
Pada dasarnya, tenaga surya komunitas memungkinkan lebih banyak orang merasakan manfaat ekonomi dan lingkungan dari pembangkitan energi terbarukan. Selain itu, tenaga surya komunitas juga berkontribusi dalam mewujudkan bauran energi yang terdiversifikasi untuk pasokan energi yang lebih berketahanan.
Implementasi dan Pengembangan
Sejauh ini, program tenaga surya komunitas tersedia secara luas di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Di AS, pendanaan federal dan negara bagian mendukung proyek tenaga surya komunitas, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2024, setidaknya ada satu tenaga surya komunitas di 44 negara bagian di seluruh penjuru AS.
Selain itu, proyek tenaga surya komunitas masih terus berkembang. Pembangkit listrik tenaga surya tidak harus sepenuhnya menggunakan lahan terbuka yang luas. Tempat-tempat seperti lahan pertanian, pabrik-pabrik yang terbengkalai, dan tempat pembuangan sampah yang tertutup dapat menjadi lahan serbaguna untuk fasilitas tenaga surya komunitas.
Di Austin, Texas, AS, program tenaga surya komunitas menawarkan pelanggan kesempatan untuk memasang panel surya. Perusahaan utilitas kota dapat membantu mereka memasang panel surya di properti mereka, seperti atap komersial dan tempat parkir, untuk menghasilkan listrik bagi jaringan listrik dan mendapatkan kompensasi darinya.
Energi Terbarukan untuk Semua
Ketika pangsa energi bersih dan terbarukan global meningkat, World Energy Outlook 2024 yang diterbitkan oleh IEA menyatakan, “Penerapannya masih jauh dari seragam di seluruh teknologi dan negara.”
Proyek pembangkit listrik tenaga surya komunitas adalah contoh kemitraan publik-swasta multi-pemangku kepentingan yang dapat ditingkatkan dan dilokalisasi dengan mudah. Tenaga surya komunitas ini dapat menjadi cara untuk mengarusutamakan pembangkitan dan penggunaan energi terbarukan untuk semua. Pada akhirnya, program dan inovasi yang berpusat pada manusia, seperti program yang memberdayakan masyarakat sekaligus mempercepat transisi energi yang berkeadilan, sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan yang tidak meninggalkan seorang pun di belakang.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks saat ini, membekali diri, tim, dan komunitas dengan wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bukan lagi pilihan — melainkan kebutuhan strategis untuk tetap terdepan dan relevan.
Join SekarangNaz is the Manager of International Digital Publications at Green Network Asia. She is an experienced and passionate writer, editor, proofreader, translator, and creative designer with over a decade of portfolio. Her history of living in multiple areas across Southeast Asia and studying Urban and Regional Planning exposed her to diverse peoples and cultures, enriching her perspectives and sharpening her intersectionality mindset in her storytelling and advocacy on sustainability-related issues and sustainable development.

Menilik Simpul Antara ‘Gajah Terakhir’ dan Banjir di Sumatera
Meningkatnya Angka Pengangguran Sarjana dan Sinyal Putus Asa di Pasar Kerja Indonesia
Wawancara dengan May Tan-Mullins, CEO dan Rektor University of Reading Malaysia
Memperkuat Ketahanan Masyarakat di Tengah Meningkatnya Risiko Bencana
UU KUHAP 2025 dan Jalan Mundur Perlindungan Lingkungan
Wawancara dengan Eu Chin Fen, CEO Frasers Hospitality