5 Cara Kurangi Sampah Makanan di Bulan Ramadan
Secara nalar, ketika puasa berarti konsumsi makanan menjadi lebih sedikit. Namun, kenyataannya tidak demikian. Pada bulan suci Ramadan, bulan di mana umat Islam di seluruh dunia berpuasa dari fajar hingga petang, lebih banyak makanan yang terbuang dari biasanya. Ramadan dapat menjadi momentum yang tepat untuk mulai mempraktikkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan hemat. Salah satu cara yang bisa Anda mulai adalah dengan mengurangi sampah makanan.
Selain boros, membuang-buang makanan juga berbahaya bagi planet Bumi. Kehilangan & pemborosan makanan (food loss & waste/FLW) berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca empat kali lebih besar dibanding penerbangan pesawat dalam setahun. Ini perlu menjadi perhatian mengingat pengurangan sampah makanan merupakan target SDGs global.
Sampah Makanan di Bulan Ramadan
Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam. Bulan Ramadan umumnya disebut bulan puasa. Seseorang yang berpuasa tidak makan atau minum dari fajar hingga matahari terbenam. Ramadan juga merupakan momen untuk menahan diri, meningkatkan disiplin, dan spiritualitas. Ramadan akan diakhiri dengan dengan Hari Raya Idul Fitri.
Namun, sejauh ini, Ramadan telah mengalami pergeseran. Bagi sebagian orang, Ramadan—juga Idul Fitri—telah menjelma waktu untuk berpesta makanan. Hal ini menyebabkan sampah makanan meningkat signifikan selama Ramadan, bahkan terus berulang setiap tahun.
Dalam laporan bertajuk ‘Kondisi Sampah Makanan di Asia Barat 2021’, UNEP melaporkan bahwa sekitar 25-50% makanan yang disiapkan di kawasan Arab selama Ramadan terbuang sia-sia. Jumlah ini lebih tinggi dibanding hari biasa di luar bulan Ramadan. Nawal Al Ruwaihi dari Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan UEA mengatakan, “Sungguh menyedihkan. Di UEA, sampah makanan meningkat 50 persen saat Ramadan dibandingkan bulan-bulan lainnya.”
Kondisi ini juga terjadi di negara-negara mayoritas Muslim lainnya. Misalnya, ada peningkatan 15-20% sampah makanan di bulan Ramadan di Malaysia.
Kurangi Sampah Makanan
Menurut Laporan Indeks Sampah Makanan 2019, 61% sampah makanan berasal dari rumah. Karenanya, mengubah pola konsumsi di rumah dapat memberikan dampak signifikan, dan Ramadan merupakan waktu yang pas untuk memulainya.
Mengubah perilaku konsumsi secara efektif dan sistematis memang memerlukan intervensi dari seluruh pemangku kepentingan. Namun, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi sampah makanan di bulan Ramadan. Berikut beberapa di antaranya:
- Jangan Belanja dalam Keadaan Lapar
Mata Anda seringkali lebih lapar dari perut Anda, terutama saat perut Anda kosong. Berbelanja bahan makanan atau makanan saat Anda lapar cenderung membuat Anda membeli lebih banyak. Kalau bisa, belanjalah pada malam hari setelah berbuka puasa atau saat pagi. Atau, Anda bisa menyiapkan daftar belanja saat Anda kenyang dan berbelanja kapan pun Anda bisa dengan tetap berpegang pada daftar tersebut.
- Terapkan Kesederhanaan
Dalam ajaran Islam, tidak ada yang mengatakan bahwa makanan saat Ramadan harus lebih mewah dari hari biasa. Sebaliknya, Ramadan adalah waktu untuk belajar lebih berempati terhadap mereka yang kurang beruntung, miskin, dan kelaparan. Renungkan kembali apa makna Ramadan bagi Anda. Anda akan menyadari bahwa di bulan Ramadan, Anda dapat makan apa yang biasa Anda makan di bulan-bulan lainnya dan mulai hidup lebih sederhana, lebih berkelanjutan. Plus, Anda akan menghemat dengan cara ini.
- Simpan Makanan dengan Benar
Merencanakan menu makanan memang sederhana, namun tidak semua orang dapat melakukannya. Jika Anda lebih suka menyimpan bahan mentah dan produk segar, Anda perlu mempelajari cara menyimpannya dengan benar. Pelajari dimana menyimpan barang-barang tertentu dengan tepat, apakah di lemari es, sepen, atau freezer. Cara menyimpan juga penting. Sebagian besar makanan cocok disimpan di dalam wadah kedap udara. Bila memungkinkan, pakailah wadah yang dapat digunakan kembali, bukan plastik sekali pakai.
- Kreatif dengan Makanan yang Ada
Periksa stok makanan Anda secara teratur. Sebelum Anda berbelanja, Anda harus tahu apa yang masih Anda miliki sehingga Anda tidak membeli terlalu banyak. Penting juga untuk mengetahui label makanan – seperti ‘best before’ (terbaik sebelum), tanggal kedaluwarsa, dan ‘used by’ (digunakan oleh). Label-label itu memiliki arti yang berbeda. Adakalanya, indera Anda (penglihatan, penciuman, dan perasa) dapat mengetahui bahwa makanan Anda masih aman dikonsumsi. Gunakan bahan makanan yang hampir busuk atau kedaluwarsa terlebih dahulu. Anda juga dapat berkreasi dengan sisa makanan untuk buka puasa atau sahur keesokan harinya.
- Berbagi
Pada bulan Ramadan, sangat dianjurkan untuk berbagi makanan untuk memaksimalkan amal baik Anda. Dengan berbagi, Anda juga menyelamatkan makanan Anda agar tidak terbuang sia-sia. Jika Anda membeli dan memasak lebih banyak dari yang Anda butuhkan, berbagilah kepada teman, tetangga, atau mereka yang membutuhkan. Ramadan juga merupakan bulan untuk saling memberi dan berbagi, dan itu dapat sekaligus membantu menyelamatkan planet ini.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.