Internet yang Lebih Aman untuk Anak-Anak di ASEAN
Menenangkan anak-anak yang menangis dengan video daring telah menjadi hal umum saat ini. Bagaimana pun pendapat kita mengenai fenomena ini, internet telah menjadi arena bermain bagi anak-anak. Selain menyuguhkan hiburan, internet menghubungkan anak-anak dan remaja untuk urusan sekolah dan kehidupan sosial mereka, serta untuk mengakses informasi dan mempelajari keterampilan baru.
Sayangnya, bahaya internet turut mengintai. Karenanya, melindungi keselamatan dan kesehatan anak-anak saat ini harus mencakup aspek digital dalam hidup mereka.
Internet yang Lebih Aman di ASEAN
Menurut Digital Inclusion Benchmark yang dikeluarkan oleh World Benchmarking Alliance, hanya 27 dari 150 perusahaan teknologi digital di seluruh dunia yang berkomitmen terhadap keamanan anak yang terhubung dengan internet. Ekonomi digital Asia Tenggara diproyeksikan akan mencapai valuasi $1 triliun pada tahun 2025. Karenanya, upaya untuk melindungi anak-anak di wilayah tersebut harus ditingkatkan.
“Perusahaan teknologi digital harus memiliki tahapan uji tuntas untuk menilai risiko, dampak nyata, dan potensial dari produk dan layanan mereka terhadap kesehatan anak di ruang digital sehingga mereka dapat memitigasi dan mempersiapkan langkah terukur saat keselamatan anak terancam,” ujar Dio Herdiawan Tobing, Pemimpin Kebijakan Publik (Asia) di World Benchmarking Alliance.
Untuk pendekatan yang terkoordinir dan tanpa batas, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah merilis Deklarasi dan Rencana Aksi Regional untuk Perlindungan Anak dari segala Bentuk Eksploitasi dan Pelecehan Daring/Regional Plan of Action on the Protection of Children from all Forms of Online Exploitation and Abuse (RPA on COEA). Deklarasi tersebut berisi tujuh langkah yang dapat membantu menciptakan dunia digital yang lebih aman bagi anak-anak di Asia Tenggara dan sekitarnya:
- Mengusung, mengembangkan, dan menerapkan kerangka hukum yang komprehensif untuk meningkatkan standar dan kebijakan perlindungan anak
- Meningkatkan kemampuan penegakan hukum, peradilan, dan profesional hukum
- Mendorong pembentukan satuan khusus untuk memimpin, mendukung, dan mengkoordinasikan penyelidikan
- Meningkatkan efektivitas perlindungan anak berbasis hak dan responsif gender serta layanan dukungan dan program kesejahteraan sosial
- Memperkuat pengumpulan dan pemantauan data, pelaporan, dan mekanisme rujukan
- Mengusung program pendidikan nasional dan kurikulum sekolah untuk meningkatkan kesadaran tentang segala bentuk eksploitasi dan pelecehan anak di ranah daring
- Memobilisasi dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta
RPA on COEA menguraikan setiap tindakan dengan Area dan Kegiatan Fokus. Pedoman ini melibatkan semua pemangku kepentingan yang relevan di tingkat nasional dan regional untuk perlindungan komprehensif anak secara daring.
Forum TIK ASEAN tentang Perlindungan Anak di Ranah Daring
Pembahasan ini berlanjut pada Forum TIK ASEAN tentang Perlindungan Anak di Ranah Daring yang digelar untuk pertama kalinya. Forum hibrid ini diadakan di Phnom Penh pada 2-3 November, diikuti oleh para perwakilan Negara Anggota ASEAN, entitas PBB, sektor swasta, akademisi, pakar, anak-anak, dan pemuda untuk mempercepat implementasi Perlindungan Anak dari segala Bentuk Eksploitasi dan Pelecehan Daring. Momentum ini merupakan kesempatan untuk berkolaborasi, belajar, bertukar pandangan, dan berbagi studi dan teknologi baru tentang pencegahan, deteksi, dan respons terhadap eksploitasi dan pelecehan anak di ranah daring.
Forum multi-stakeholder ini juga aktif melibatkan anak-anak dan remaja, belajar dari pengalaman nyata mereka secara daring. Kepada Green Network Asia, Dio mengatakan, “Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengamanan dan perlindungan anak, perusahaan teknologi dapat mempertimbangkan untuk konsultasi produk dan layanan mereka dengan anak-anak untuk memastikan suara mereka didengar dan dihargai.”
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.