Menggali Peluang Kolaborasi Keberlanjutan Kanada-ASEAN

Para pembicara pada sesi pleno pertama yang diadakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2023. Dari kiri ke kanan: Wayne Farmer, Jan De Silva, H.E. Satvinder Singh, Mairead Lavery, Jeff Nankivell. | Foto: Ervin Setyawan/Ifan Sanusi.
Kemitraan dan kolaborasi menumbuhkan kemajuan berarti bagi masa depan. Membina kerjasama ekonomi antar-negara dapat memperkuat fondasi inisiatif keberlanjutan saat ini dan yang akan datang. Untuk menjajaki potensi kemitraan antara Kanada dan ASEAN, Dewan Bisnis Kanada-ASEAN (Canada-ASEAN Business Council/CABC) menggelar Forum Bisnis & Investasi Kanada-ASEAN 2023 di Jakarta.
Kemitraan Kanada-ASEAN
Indo-Pasifik adalah salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, yang diproyeksikan mencapai 50% dari PDB dunia pada tahun 2040. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di kawasan ini, termasuk membatasi emisi gas rumah kaca dan mengurangi kemiskinan. Kemitraan multi-stakeholder internasional dapat mendukung lebih lanjut pembangunan kawasan tersebut menuju keberlanjutan.
Forum Bisnis dan Investasi Kanada-ASEAN 2023 dimaksudkan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan, membangun jaringan, dan mengeksplorasi kolaborasi antara para pemimpin dan eksekutif di kawasan tersebut. Forum ini merupakan bagian dari agenda penting Dewan Bisnis Kanada-ASEAN, yang misinya adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan hubungan perdagangan antara Kanada dan ASEAN. Acara ini diselenggarakan untuk mendukung Strategi Indo-Pasifik Kanada dan Keketuaan ASEAN 2023 Indonesia.
Penjajakan kerjasama
Forum Bisnis & Investasi Kanada-ASEAN 2023 mengundang lebih dari 300 pemimpin top-level di kawasan tersebut untuk berkumpul selama dua hari pada 24-25 Februari 2023. Terdiri dari tiga sesi pleno dan enam sesi istirahat, acara tersebut menghadirkan banyak tokoh terkemuka yang membahas beragam topik mulai dari keuangan berkelanjutan hingga transisi energi ke pertanian.
Dalam video sambutan pembukaannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan pilar-pilar ekonomi untuk Keketuaan ASEAN 2023 Indonesia. “Pertama adalah pemulihan-pembangunan kembali. Yang kedua tentang ekonomi digital, dan yang ketiga tentang keberlanjutan. Hasil yang paling penting adalah ketahanan energi, ketahanan pangan, serta stabilitas keuangan,” jelasnya. Indonesia telah mengidentifikasi 16 ekonomi prioritas melalui tiga perwalian strategis di bawah keketuaan tersebut.
Forum tersebut juga menggali potensi kemitraan antara Kanada dan ASEAN dalam aspek-aspek yang disebutkan di atas dan lainnya. M. Arsjad Rasjid P.M., Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, menyinggung kerjasama Indonesia-Kanada melalui ICA-CEPA—kesepakatan yang berfokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Selain itu, forum tersebut juga memfasilitasi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Concordia University dan BINUS University dalam kerjasama penelitian, pertukaran pelajar Ph.D., dan pengembangan program di bidang penerbangan dan kedirgantaraan. Ada juga pameran masing-masing negara untuk meningkatkan kesadaran akan banyaknya peluang yang belum digali dan area strategis di mana kemitraan dapat dielaborasi lebih lanjut.
Jalan menuju keberlanjutan
Kemitraan dapat membuka jalan baru bagi perkembangan menuju keberlanjutan. Forum Bisnis & Investasi Kanada-ASEAN 2023 adalah contoh bagaimana forum seperti ini dapat berfungsi sebagai peluang untuk mendorong ikatan antara negara dan lembaga serta memberikan dampak yang berarti bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. “Bersama-sama, mari tingkatkan kerja sama dan bersama-sama membangun Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, inklusif, dan makmur,” kata Mélanie Joly, Menteri Luar Negeri Kanada.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia. Dia meliput Global, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australasia.